Pemanfaatan Kampung Kota dalam Wisata Warisan Budaya di Kota Singaraja

Komang Wirawan

Abstract


Permukiman dalam kota memiliki sejarah yang panjang, unik sekaligus sebagai penanda awal terbentuknya peradaban kota. Awalnya permukiman di kota, merupakan sebuah kampung berpenghuni masyarakat tradisional Pembangunan kota yang semakin modern membuat wajah kampung semakin pudar. Kampung Bugis merupakan salah satu dari beberapa kampung yang membentuk Kota Singaraja pada awal masa kolonial Belanda , yang berfungsi sebagai kota pelabuhan yang ramai. Alkuturasi budaya dari akibat aktivitas perdagangan membuat wilayah permukiman dihuni oleh berbagai etnis, dan membentuk perkampungan dengan ciri etnis tertentu. Adapun pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan dengan cara observasi, wawancara, dan studi pustaka. Selanjutnya data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif kualitatit. Analisis dilakukan dengan pedoman teori dan konsep dari hasil kajian pustaka mengenai kampung kota dan wisata warisan budaya. Hasil penelitian menyatakan bahwa potensi wisata Kampung Bugis memenuhi syarat sebagai sebuah wisata warisan budaya berdasarkan dari warisan budaya yang tangible dan warisan budaya yang intangible yang berusia lebih dari 50 tahun dan masih terawat. Sebagai destinasi wisata, Kampung Bugis masih dalam tahap ekplorasi, untuk mewujudkan maka diperlukan langkah seperti revitalisasi bangunan, perencanaan jalur wisata dan edukasi dan keterlibatan masyarakat untuk pengembangan pariwisata kampung kota.

Settlements within the city have a long, unique history as well as marking the early formation of urban civilization. Initially, the settlement in the city was a village inhabited by traditional communities. The urban development that was increasingly modern made the face of the village faded. Kampung Bugis is one of several villages that formed Singaraja City in the early Dutch colonial period, which served as a bustling port city. The cultural acculturation resulting from trading activities made residential areas inhabited by various ethnicities, and formed settlements with certain ethnic characteristics. The data collection in this study was carried out by means of observation, interviews, and literature study. Furthermore, the collected data were analyzed descriptively qualitatively. The analysis was carried out with theoretical and conceptual guidelines from the results of literature studies on (kampung kota) urban villages and cultural heritage tourism. The results of the study indicate that the tourism potential of Kampung Bugis meets the requirements as a cultural heritage tour based on tangible cultural heritage and intangible cultural heritage that is more than 50 years old and is still well preserved. As a tourist destination, Bugis Village is still in the exploration stage, to realize it requires steps such as building revitalization, planning of tourist routes and education and community involvement for the development of urban village tourism.


Keywords


Kampung kota; Wisata warisan budaya; Elemen kota; Permukiman

Full Text:

PDF

References


Astiti, N. K. A. (2017). Kawasan Kompleks Bangunan Megalitik di Kabupaten Lahat Sebagai Daya Tarik Wisata Budaya dan Alam. Kapata Arkeologi, 13(2), 195-208. https://doi.org/10.24832/kapata.v13i2.426

Bawole, P. (2020). Pengembangan kampung kota sebagai salah satu alternatif tujuan wisata minat khusus. ARTEKS : Jurnal Teknik Arsitektur, 5(1), 121-132. https://doi.org/10.30822/arteks.v5i1.362

Dewanti,S. dan Soeprapto,S. (2019), " Pengembangan Pariwisata Perkotaan Berbasis Komunitas : Studi Pada Kampung Wisata Dipowinatan Yogyakarta” Jurnal Administrasi Bisnis (JABis) p-ISSN:1836-2277 Volume 17, Nomor 1, Januari 2019, pp.58-66

Dirjen Kebudayaan, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI. (2017). Menuju Warisan Budaya Dunia: Proses Penetapan Warisan Budaya Tak Benda (Intangible Cultural Heritage) dan Warisan Dunia (World Heritage) Indonesia oleh UNESCO. https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/menuju-warisan-budaya-dunia-proses-penetapan-warisan-budaya-tak-benda-intangible-cultural-heritage-dan-warisan-dunia-world-heritage-indonesia-oleh-unesco/diakses pada 30 Nopember 2020f

Lynch, Kevin. (1960). The Image Of The City, The MIT Press, Cambridge

Nuryanti, Wiendu. (2009). The Role of Heritage Tourism in Community Planning and Development. Yogyakarta: Gajah Mada University Press.

Profil Pembangunan Kelurahan Kampung Bugis, 2008

Setiawan, B. (2010). Kampung Kota dan Kota Kampung: Tantangan Perencanaan Kota di Indonesia. Pidato Pengukuhan Jabatan Guru Besar pada Ilmu Perencanaan Wilayah dan Kota, Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta 8 Oktober 2010

Southall & Robinson. (2011). Heritage Tourism. In Robinson, P., Heitmann, S., Dieke, P. (Ed.) Research Theme for Tourism (pp. 177-185). CAB International: Library of Congress Cataloging in Publication Data.




DOI: https://doi.org/10.31764/jpe.v6i2.4923

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2021 Jurnal Planoearth

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

_________________________________________________________

Jurnal Planoearth 
ISSN 2502-5031 (print) 2615-4226  (online) 
Email: [email protected]
Contact (WA): +62 813-2837-4359

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

View Planoearth Stats

 

Jurnal Planoearth telah terindeks di: