Diagnosis Komunitas dalam Upaya Mengidentifikasi Masalah Kesehatan Stunting di Daerah Wisata Desa Lembah Sari

Aena Mardiah, Ronanarasafa Ronanarasafa

Abstract


Desa Lembah Sari terletak di Kecamatan Meninting di Pulau Lombok. Desa Lembah Sari memiliki daya tarik pariwisata yang unik dengan perpaduan keindahan alam dan kehidupan budaya lokal. Berdasarkan data kesehatan yang diperoleh di Puskesmas Meninting didapatkan beberapa masalah kesehatan yang sering terjadi di Desa Lembah Sari diantaranya stunting, hipertensi, diare, malnutrisi, malaria, dan Diabetes Melitus. Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) merupakan salah satu provinsi prioritas penanganan stunting. Berdasarkan Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) prevalensi stunting di Provinsi NTB mengalami peningkatan dari 31,4% pada tahun 2021 menjadi 32,7% di tahun 2022. Stunting merupakan permasalahan kesehatan yang sering terjadi di Desa Lembah Sari. Diagnosis komunitas adalah serangkaian kegiatan untuk mengidentifikasi masalah dengan cara pengumpulan data di komunitas atau masyarakat. Diagnosis komunitas diawali dengan menentukan area masalah kesehatan, menentukan instrumen pengumpulan data sampai menyusun intervensi pemecahan masalah. Metode yang digunakan adalah kuantitatif deskriptif. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara dan pengisian kuesioner terhadap 127 ibu yang memiliki balita. Hasil dari diagnosis komunitas menyatakan bahwa kejadian stunting di Desa Lembah Sari kemungkinan disebabkan oleh faktor MP-ASI tidak sesuai usia (64,23%), penyakit infeksi seperti diare (46,46%) dan sering terpapar asap rokok di tatanan rumah tangga(43,31%). Salah satu intervensi yang sudah dilakukan berupa memberikan edukasi pada ibu di Desa Lembah Sari mengenai faktor penyebab stunting seperti penanganan diare, bahaya merokok dan kelas memasak cara memasak MP-ASI sesuai dengan usia balita.

Full Text:

PDF

References


Djauhari, T. (2017). Gizi dan 1000 HPK. Saintika Medika, 13(2), 125.

Lestari, W., Margawati, A., & Rahfiludin, Z. (2014). Faktor risiko stunting pada anak umur 6-24 bulan di kecamatan Penanggalan kota Subulussalam provinsi Aceh. Jurnal Gizi Indonesia (The Indonesian Journal of Nutrition), 3(1), 37-45.

Murti, F. C., Suryati, S., & Oktavianto, E. (2020). Hubungan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)Dengan Kejadian Stunting pada Balita Usia 2-5 Tahun di Desa Umbulrejo Kecamatan Ponjong Kabupaten Gunung Kidul. Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, 16(2), 52.

Nirmalasari, N. O. (2020). Stunting Pada Anak: Penyebab dan Faktor Risiko Stunting di Indonesia. Qawwam, 14(1), 19-28.

Rohmah, M., Natalia, S., Mufida, R. T., & Siwi, R. P. Y. (2022). Pengaruh Riwayat Asupan Prelakteal dan Riwayat Penyakit Infeksi terhadap kejadian Stunting pada Anak Usia 1-3 Tahun di Puskesmas Tangeban Kabupaten Banggai. Journal for Quality in Women's Health, 5(1), 17-26.

Rokhman, M. M., Wibowo, S. A., & Pranoto, Y. A. (2017). Pemanfaatan Delphi. 7 Untuk Object Oriented Programing pada Siswa SMKN 1 Ampelgading. Industri Inovatif: Jurnal Teknik Industri, 7(1), 38-42.

Ruaida, N. (2018). Gerakan 1000 hari Pertama Kehidupan Mencegah Terjadinya Stunting (Gizi Pendek) di Indonesia. Global Health Science, 3(2), 139-151.

Sastria, A., Hasnah, H., & Fadli, F. (2019). Faktor Kejadian Stunting Pada Anak Dan Balita. Jurnal Ilmiah Keperawatan, 14(2), 100-108.

Sudargo, T., & Aristasari, T. (2018). 1000 hari pertama kehidupan. Ugm Press.

Sutarto, S., RENI, I., Ratna, D. P. S., & Rasmi Zakiah, O. (2021). Hubungan Kebersihan diri, Sanitasi, dan Riwayat Penyakit Infeksi Enterik (diare) dengan Kejadian Stunting pada balita usia 24-60 bulan. Jurnal Dunia Kesmas, 10(1), 56-65.

Wardita, Y., Suprayitno, E., & Kurniyati, E. M. (2021). Determinan Kejadian Stunting pada Balita. Journal Of Health Science (Jurnal Ilmu Kesehatan), 6(1), 7-12.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.