IDENTIFIKASI PERUBAHAN GEOMORFOLOGI AKIBAT PERTAMBANGAN BAHAN GALIAN SIRTU DI KECAMATAN LABUAN HAJI KABUPATEN LOMBOK TIMUR

Alpiana Alpiana, Diah Rahmawati, Isfanari Isfanari, Ariyanto Ariyanto, Muhammad Fatin Firaz, Bedy Fara Aga Matrani

Abstract


Kecamatan Labuan Haji Kabupaten Lombok timur memiliki potensi bahan galian Sirtu yang melimpah. Potensi tersebut sebagain besar berada pada morfologi alluvial pantai. Belum adanya kajian tentang hubungan antara penambangan sirtu dengan perubahan geomorfologi menjadikan penelitian ini penting untuk dilakukan. Sehingga dampak-dampak kegiatan pertambangan sirtu dapat diketahui khususnya dari faktor perubahan geomorfologi. Tujuan yang ingin dicapai adalah untuk mengetahui bagaimana pengaruh perubahan geomorfologi akibat kegiatan pertambangan sirtu di Kecamatan Labuhan Haji. Perubahan geomorfologi akan menyebabkan beberapa kemungkinan yang menyebabkan perubahan pola penggunaan tata ruang dan potensi lainnya akibat perubahan tersebut. Metode Penelitian yang digunakan adalah observasi dan pengumpulan data primer dan sekunder. Hasil penelitian yang diperoleh adalah (1) kegiatan pertambangan menyebabkan perubahan morfologi (bentang lahan) berupa penurunan elevasi atau ketinggian dari ketinggian 25 mdpl menjadi 20 mdpl (2) Perubahan morfologi mengakibatkan perubahan pola tata guna lahan yang awalnya berupa perkebunan kelapa menjadi areal persawahan dengan tanaman tertentu. Akibat yang ditimbulkan dari kegiatan pertambangan tidak hanya menimbulkan dampak negatif tetapi dapat menjadi dampak positif yang dapat dimanfaatkan oleh masyarakat pemilik lahan.

Keywords


sand, mining, geomorphology, reclamation, impact

Full Text:

PDF

References


Hamid, D. 2017. Prospek Pengembangan Industri Bahan Galian Golongan C (Pasir dan Batu Kerikil) di Kabupaten Kampar. Universitas Riau. Pekanbaru.

Najib. 2002. Evaluasi Kerusakan Lahan Akibat Penambangan Bahan Galian Golongan C di Kecamatan Pleret dan Piyungan. Teknik Geologi Universitas Gadjah Mada. Yogyakarta.

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1960 tentang pertambangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2055)

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang Nomor 37 Tahun 1960 (Lembaran negara Republik Indonesia Tahun 1960 Nomor 119, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 2055)

Pollo, J. Y., Tondobala, L., & Elsa, R. L. (2016). Ketersediaan Infastruktur Permukiman Kumuh Pesisir Studi kasus: Desa Likupang Dua dan Desa Likupang Kampung Ambong, Kecamatan Likupang Timur Kabupaten Minahasa Utara Provinsi Sulawesi Utara. Universitas Sam Ratulangi Manado, 44.

PT. Equator Reka Citra. 1996. Analisa Dampak Lingkungan (ANDAL) Penambangan Pasir Urug Lepas Pantai Kecamatan Kariun. Bandung.

Suherman, D. W., Suryaningtyas, D. T., & Mulatsih, S. (2015). Dampak Penambangan Pasir Terhadap Kondisi Lahan dan Air di Kecamatan Sukaratu Kabupaten Tasikmalaya. Institut Pertanian Bogor, 99.

Supriharyono. 2004. Effects of sand mining o coral reefs in Riau Island. Jurnal pengelolaan Pesisir,7,2,89-100

Sutidja, Trim. 2001. Tambang-tambang di Indonesia. PT Bumi Aksara. Jakarta

Van Zuidam, et, al. 1983. Guide to Geomorphologic aerial Photographic Interpretation and Mapping




DOI: https://doi.org/10.31764/jpl.v3i1.10005

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2022 JURNAL PERTAMBANGAN DAN LINGKUNGAN

Creative Commons License

Jurnal Pertambangan dan Lingkungan is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.