KAJIAN PENGGUNAAN BUNDWALL UNTUK KESETABILAN LERENG DISPOSAL KUTAI BARAT KALIMANTAN TIMUR

Ferry Ardinata, Alpiana Alpiana, Bedy Fara Aga Matrani

Abstract


Lereng adalah suatu bidang di permukaan tanah yang menghubungkan permukaan tanah yang lebih tinggi dengan permukaan tanah yang lebih rendah. Lereng dapat terbentuk secara alami dan dapat juga dibuat oleh manusia (DAS, 1994). Dalam penelitian ini metode yang digunakan terdiri dari 3 (tiga) tahap yaitu, pra lapangan, lapangan, dan pasca lapangan. Tahap pra lapangan meliputi pengumpulan data studi literatur dan interpretasi data sekunder. Tahap lapangan meliputi penyondiran dan sampel tanah. Tahap pasca lapangan meliputi analisis laboratorium. Untuk melakukan an diatas menunjukkan bahwa pada jenjang dengan tinggi 5 m dan 10 m dan sudut lereng 60o, 65o, 70o, dan 75o pada kondisi setengah jenuh mempunyai faktor keamanan terkecil 2.030 dan faktor keamanan terbesar 8.176. Diketahui bahwa lereng dalam kondisi setengah jenuh maupun kering dalam keadan aman dengan nilai faktor keamanan setengah jenuh 1.565 dan yang kering 1.975 apabila lereng mempunyai tinggi 5 m dan sudut 35°. Dapat dilihat bahwa tinggi jenjang dan sudut lereng mempengaruhi kestabilan lereng. Lereng dengan tinggi jenjang 5 dan 10 m pada sudut 60°, 65°, 70°, dan 75° dalam kondisi aman semua. Dapat disimpulkan juga bahwa semakin tinggi lereng tunggal dan semakin besar sudut lereng yang digunakan maka nilai faktor keamanan semakin kecil.

Abstract

Slope is a plane at the ground surface that connects higher ground surface with lower ground level. Slopes can be formed naturally and can also be made by humans. (DAS, 1994). In this study the method used consisted of 3 (three) stages, namely, pre-field, field and post-field. The pre-field stage includes the collection of literature study data and the interpretation of secondary data. The field stage includes soil sampling and sampling. The post-field stage includes laboratory analysis. To do slope stability analysis, SLIDE 6.0 is used. Based on the results of the slope stability analysis above, it can be seen that at the level of 5 meters and 10 meters high and the slope angle of 60o, 65o, 70o and 75o at half saturated condition has the lowest safety factor of 2,030 and the biggest safety factor of 8,176. It is known that the slope is in a condition of half-saturated or dry in a safe condition with a safety factor value of half-saturated 1,565 and a dry one of 1,975 when the slope has a height of 5 meters and an angle of 35 °. It can be seen that the level of height and the angle of the slope affect the stability of the slope. Slopes with a height of 5 and 10 meters at an angle of 60 °, 65 °, 70 ° and 75 ° in all safe conditions. It can also be concluded that the higher the single slope and the greater the slope angle used, the smaller the value of the safety factor.

Keywords


Penyondiran; Lereng Tunggal; Lereng Keseluruhan; Faktor keamanan

Full Text:

PDF

References


Bowles, Joseph E., Hainim Johan K., 1991. Sifat-Sifat Fisis dan Geoteknis Tanah (Mekanika Tanah), Edisi Kedua, Penerbit Erlangga, Jakarta

Das, Bradja M., Endah Noor., 1994. Mekanika Tanah (Prinsip-Prinsip Rekayasa Geoteknis), Jilid 2. Penerbit Erlangga, Jakarta.

Anderson, M.G., Richard K.S., 1987. Slope Stability, Geotechnical Engineering and Geomorphology, John Wiley and Sons.

MCS, 2018, Informasi Umum PT. Borneo Olah Sarana Sukses. Tbk (PT. BOSS), CV. Mineral & Coal Studio, Yogyakarta.

Mardan. 2013. Disposal STP Section. Sorowako. PT. Vale Indonesia, Tbk.

Hardiyatmo, H.C.,2010b, Analisis dan Perancangan Pondasi Bagian II, Gadja Mada University press, Yogyakarta.

N. Suwarna dan T. Apandi, 1994; Peta Geologi Lembar Longiram skala 1: 250.000, Kalimantan, PPPG, Bandung.




DOI: https://doi.org/10.31764/jua.v24i1.2255

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Copyright (c) 2020 Jurnal Ulul Albab

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.