Memperkuat Sustainability Tourism pada Cagar Budaya Candi Tebing Tegallinggah, Blahbatuh, Gianyar dengan Konsep Tri Hita Karana (Konsep Kehidupan di Bali)

I Wayan Sugita

Abstract


Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa keberlanjutan pariwisata budaya di Candi Tebing Tegallinggah melalui penerapan konsep Tri Hita Karana, yang mencakup hubungan harmonis antara Manusia, Alam, dan Tuhan. Metode yang digunakan adalah pendekatan kualitatif deskriptif dengan teknik observasi lapangan, observasi literatur, serta analisis dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan konsep Tri Hita Karana dapat meningkatkan keberlanjutan pariwisata budaya dengan melibatkan tiga aspek pilar kehidupan masyarakat Bali yang terdiri dari aspek spiritual (Parahyangan), sosial (Pawongan), dan lingkungan (Palemahan). Fenomena dan tantangan yang dihadapi pada cagar budaya Candi Tebing Tegallinggah seperti termasuk fasilitas yang kurang memadai dan minimnya eksposur media. Namun melalui kolaborasi antara masyarakat, pengelola, dan pemerintah daerah, berdasarkan konsep Tri Hita Karana, Cagar Budaya Candi Tebing Tegallinggah berhasil dikelola dengan lebih baik untuk mendukung pariwisata yang berkelanjutan dan pelestarian warisan budaya.

Abstract:  This study aims to analyze the sustainability of cultural tourism in Tebing Tegallinggah Temple through the application of the Tri Hita Karana concept, which includes the harmonious relationship between Man, Nature, and God. The method used is a descriptive qualitative approach with field observation techniques, literature observation, and documentation analysis. The results of the study indicate that the application of the Tri Hita Karana concept can improve the sustainability of cultural tourism by involving three aspects of the pillars of Balinese life consisting of spiritual (Parahyangan), social (Pawongan), and environmental (Palemahan) aspects. The phenomena and challenges faced in the Tebing Tegallinggah Temple cultural heritage include inadequate facilities and minimal media exposure. However, through collaboration between the community, managers, and local government, based on the Tri Hita Karana concept, the Tebing Tegallinggah Temple Cultural Heritage has been managed better to support sustainable tourism and preservation of cultural heritage.

Keywords


Sustainable Tourism; Tri Hita Karana; Pelestarian Budaya; Candi Tebing Tegallinggah

Full Text:

PDF

References


Adnyana, I. W. (2017). Pariwisata Berkelanjutan di Bali: Perspektif, Kebijakan, dan Tantangannya. Yogyakarta: Penerbit Andi.

Bali, D. (2020). Pengelolaan Cagar Budaya: Teori dan Praktik di Bali. Denpasar: Universitas Udayana Press.

Gede, A. K. (2015). Tri Hita Karana dalam Pengelolaan Pariwisata Berkelanjutan di Bali. Jakarta: Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.

Hadi, S. P., & Sulaiman, A. (2016). Cagar Budaya dan Pariwisata: Keberlanjutan dan Tantangannya. Yogyakarta: Penerbit Pustaka Pelajar.

Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif. (2020). Panduan Pengembangan Pariwisata Budaya Berkelanjutan. Jakarta: Kemenparekraf.

McKercher, B., & du Cros, H. (2017). Cultural tourism: The partnership between tourism and cultural heritage management. Routledge.

Muhammad, I. (2019). Perlindungan dan Pengelolaan Kawasan dan Bangunan Kuno Bersejarah di Kota Lama Semarang. Yuliati, A. (Ed.). Pembangunan dan Pengelolaan Wisata Budaya: Strategi Keberlanjutan di Indonesia. Depok: Universitas Indonesia Press.

Nugroho, A. (2019). Kolaborasi Masyarakat Lokal dan Pemerintah dalam Pengelolaan Wisata Budaya. Jurnal Pariwisata Indonesia, 10(2), 105-120.

Putra, I. M. (2018). Pelestarian Cagar Budaya dan Pengaruhnya terhadap Industri Pariwisata di Bali. Jurnal Pariwisata dan Kebudayaan, 12(1), 55-64.

Pajriah, S. (2018). Peran SDM dalam Pengembangan Pariwisata di Indonesia. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama.

Peters, Jan Hendrik & Wardana, Wisnu (2013). Tri Hita Karana, The Spirit of Bali. Jakarta: Kepustakaan Populer Gramedia.

Pradodjo, Y. (2017). Pengelolaan Pariwisata Budaya: Teori dan Praktek. Bandung: Alfabeta.

Sugiyono. (2017). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D (Edisi Revisi). Alfabeta.

Suryawan, I. W. (2017). Prinsip Tri Hita Karana dalam Manajemen Sumber Daya Alam Pariwisata Bali. Bali: Penerbit Bali Media.

Widjaja, S. (2021). Inovasi dan Strategi Pemasaran dalam Pariwisata Berkelanjutan. Bandung: Penerbit Pustaka Setia.

Widiantara, I. K. (2014). Potensi Wisata Budaya di Bali: Pengelolaan dan Tantangannya. Denpasar: Universitas Warmadewa Press.

Yuliati, A. (2019). Perlindungan dan Pengelolaan Kawasan dan Bangunan Kuno Bersejarah di Semarang. Jakarta: Kementerian Pariwisata Indonesia.


Refbacks

  • There are currently no refbacks.