Gambaran Tingkat Pengetahuan dan Kepatuhan Pada Pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB Periode Juli-Agustus 2019.

Baiq Nurbaety, Abdul Rahman Wahid, Ekarani Suryaningsih

Abstract


ABSTRAK

Semakin baik pengetahuan seseorang tentang pengobatan dan penyembuhan tuberkulosis maka kepatuhan dalam menjalani pengobatan juga akan baik sehingga keberhasilan pengobatan akan tercapai. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui tingkat pengetahuan dan kepatuhan pasien terhadap keberhasilan terapi tuberkulosis. Penelitian ini menggunakan observasional deskriptif dengan pendekatan cross secsional . Populasi pada penelitian ini adalah seluruh pasien tuberkulosis dengan kategori pasien pindahan, kambuh, putus berobat, dan gagal yang sedang menjalani pengobatan di instalasi rawat inap dan rawat jalan Rumah Sakit Umum Provinsi NTB, dengan jumlah sampel sebanyak 31 responden. Alat ukur yang digunakan pada penelitian ini berupa kuisioner. Analisa yang digunakan adalah analisa univariat. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat pengetahuan pasien adalah 32,25% berpengetahuan baik, 29,03% berpengetahuan cukup, dan 38,70% berpengetahuan kurang. Tingkat kepatuhan pasien adalah 38,70% tinggi, 29,03% sedang, dan 32,25% rendah. Gambaran tingakat pengetahuan pasien tuberkulosis di Rumah Sakit Umum Provinsi NTB sebagian besar berpengetahuan kurang (38,70%), dan gambaran tingkat kepatuhan pasien tuberkulosis sebagian besar dengan kepatuhan tinggi (38,70%).

 

Kata kunci : Pengetahuan; Kepatuhan; Tuberkulosis.

 

ABSTRACT

The better one’s knowledge of treatment will also be good so that the succes of treatment will be achieved. The purpose of this study was to determine the level of knowledge and compliance of patients with the success of tuberculosis therapy. This study uses an observational descriptive cross sectional approach. The population in this study were all tuberculosis patients in the category of patients moving, relapsing, dropping out of treatment, and falling who were undergoing treatment in the inpatient and outpatient care of the NTB provincial public hospital, with a total sample of 31 respondents. The measuring instrument used in this study was a questionnaire. The analysis used is univariate analysis. This result of this studyindicate that the level of knowledge of patients is 32,25% good knowledge, 29,03% have enough knowledge, 38,70% have less knowledge. The level of patient compliance was 38,70% high, 29,03% moderate, and 32,25% low. Description the level of knowledge of tuberculosis patients in NTB provincial general hospital most of the knowledge is lacking (38,70%), and description the level of compliance of tuberculosis patients mostly with high adherence (38,70%).

 

Keywords : Knowledge; Compliance; Tuberculosis.


Keywords


Knowledge; Compliance; Tuberculosis.

Full Text:

PDF

References


Aditama, H. P., & Aris, A. (2013). Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Pasien TBC (Tuberkulosis) dengan Kepatuhan Berobat Pasien TBC yang Berobat di UPT Puskesmas Mantup Kabupaten Lamongan. Jawa Timur.

Adiwia, Kurniawan. 2012. Gambaran Tingkat Pengetahuan Pasien TB.Paru Rencana Pulang Tentang Penyakit TB.Paru di Ruang Rawat Inap RS. Paru DR.M.Goenawan Partowidigdo. Jakarta: Universitas Indonesia.

Arikunto. (2006). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. Rineka Cipta

Arifin, Zainal. (2008). Dasar-dasar Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Gasindo.

CMAG. (2006). Case Management Adherence Guideline, Case Management Society of America, USA, 8, 4-15, 21, 28, 33, 35, 40-41.

Departemen Kesehatan R.I. (2005). Rencana Strategi Departemen Kesehatan. Jakarta; Depkes RI.

Depkes RI. (2007). Keputusan Mentri Kesehatan RI No: 900/Menkes/VII/2007. Konsep Asuhan Kebidanan. Jakarta.

Deparetemen Kesehatan RI. (2008). Profil Kesehatan Indonesia 2007. Jakarta; Depkes RI Jakarta.

Departemen Kesehatan RI. (2012). Profil Kesehatan Republik Indonesia Tahun 2012. (Online). Tersedia: http://www.depkes.go.id. 13 November 2013.

Depkes RI. (2016). Info Tuberkulosis: Temukan Obat Sampai Sembuh. Jakarta: Depkes RI.

Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota se-Propinsi NTB. (2015)Profil Kesehatan Kabupaten atau Kota.

Dinas Kesehatan, NTB. (2017). Profil Kesehatan Provinsi NTB Tahun 2017. NTB; Dinas Kesehatan NTB.

Erawatyningsih. E., Purwanta,& Subekti, H. (2009). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ketidakpatuhan Factors Affecting Incompliance With Medication, 25 (3), 117-124.

Gillespie, S. & Bamford, K. (2009). Mikrobiolgi Medis dan Infeksi, edisi 3, Jakarta, Erlangga.

Himawan, A. B., Hadisaputro, S., & Suprihati. (2015). Berbagai Faktor Resiko Kejadian TB Paru Drop Out.

Kementrian Kesehatan RI. (2011). Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat. Jakarta; Kementrian Kesehatan RI.

Kementrian Kesehatan. (2012). Pedoman Penanggulangan Infeksi Saluran Pernafasan Akut. Jakarta; Kementrian Kesehatan RI.

Kemenkes RI. (2015). Laporan Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.

Kondoy, Priska PH. (2014). Faktor-faktor yang berhubungan Dengan Kepatuhan Berobat Pasien Tuberkulosis Paru di Lima Puskesmas di Kota Manado. Manado: FK Universitas Sam Ratulangi.

Manalu, H.S.P. (2010). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kejadian TB Paru dan Upaya Penanggulangannya, Jurnal Ekologi Kesehatan Vol. 9 No.4, Desember 2010: 1340-1346.

Morisky, DE., Ang, A., Krousel-Wood, M., Ward, HJ. (2008). Predictive Validity Of Medication Adherence Measure In An Outpatient Setting, J Clin Hypertens, 10(5):348-354.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasinya. Jakarta; Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2007). Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jakarta; Rineka Cipta.

Notoatmodjo, Soekidjo. (2010). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo S. (2014). Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Panjaitan, R. (2006). Pharmaceutical Care Untuk Pasien Penyakit Artritis Rematik. Jakarta: Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klini, Ditjen Bina Kefarmasian dan Alat Kesehatan, Departemen Kesehatan.

Prasetya, J. (2009). Hubungan Motivasi Pasien TB Paru dengan Kepatuhan dalam Mengikuti Program Pengobatan Sistem DOTS di Wilayah Puskesmas Genuk, 46-53.

Price, S. A., dan Wilson, L.M., (2005). Patofisiologi: Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit, Edisi 6, vol.2, diterjemahkan oleh Pendit, B.U., Hartanto, H., Wulansari, p., Maharani, D.A., Penerbit Buku Kedokteran EGC, Jakarta.

Pujiastuti, SR. (2016). Gambaran Pengetahuan Pasien Tentang Tuberkulosis (TBC) di Wilayah Kerja Puskesmas Andong Boyolali. Surakarta: STKes Kusuma Husada.

Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) (2018). Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementrian RI tahun 2018. http://www.depkes.go.id/resources/download/infoterkini/materirakorpop2018/hasil%20Riskesdas%202018.pdf – Diakses Agustus 2018.

Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: CV Alfa Beta

Suryo, Joko. (2010). Penyembuh Gangguan Sistem Pernafasan. Yogyakarta; B First (PT Bentang Pustaka).

Wibowo, AT. (2016). Karakteristik TB Paru Dewasa di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Surakarta Tahun 2015. Surakarta; Universitas Muhammadiyah Surakarta.

Widianingrum, TR. (2017). Hubungan Pengetahuan dan Motivasi Dengan Kepatuhan Minum Obat Anti Tuberkulosis Pada Pasien TB di Wilayah Kerja Puskesmas Perak Timur Surabaya. Jawa Timur; Universitas Airlangga.

Widoyono. (2008). Penyakit Tropis, Epidemiologi, Penularan, Pencegahan dan Pemberantasannya. Jakarta; Erlangga.

World Health Organization. (2003). Treatment of Tuberculosis Guidlines For National Programmers, 3rd Edition. Geneva

World Health Organization. WHO Report 2013-Global Tuberculosis Control. www.who.int/tb/data. Diunduh tanggal 31 Oktober 2013.

World Health Organization. (2014). Global Tuberculosis Report 2014. Switzerland.

World Health Organization. (2015). Global Tuberculosis Report. Switzerland.




DOI: https://doi.org/10.31764/lf.v1i1.1205

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


EDITORIAL OFFICE: