Konsep Pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika dan Kawasan Sekitarnya Berdasarkan Identitas Lokal Masyarakat Sasak

Ima Rahmawati Sushanti, Dara Mitha Pertiwi, Intan Savia Fitri

Abstract


Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika ditetapkan sebagai upaya mengatalisasi pertumbuhan ekonomi sehingga dapat menarik investor untuk menggerakkan perekonomian. Keberadaan KEK Mandalika yang memiliki keunggulan tujuan wisata dengan fasilitas pendukung yang memadai tentunya memberikan multipplier effect bagi perkembangan kawasan yang berada di sekitarnya, khususnya sektor pariwisata. Dalam aspek sosial budaya, pengembangan industri pariwisata dan pendukungnya dapat mengancam eksistensi identitas lokal masyarakat Sasak yang berada di sekitar kawasan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menentukan konsep pengembangan kawasan KEK Mandalika dan kawasan sekitarnya berdasarkan identitas lokal masyarakat Sasak. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif dan triangulasi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, telaah dokumen, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep pengembangan berdasarkan identitas lokal masyarakat Sasak dilakukan dengan apresiasi, pelestarian dan pengelolaan tradisi dan budaya lokal masyarakat Sasak.

Abstract:  The Mandalika Special Economic Zone (SEZ) is designated as an effort to catalyze economic growth so that it can attract investors to move the economy. The existence of the Mandalika SEZ which has the advantage of a tourist destination with adequate supporting facilities certainly has a multiplier effect for the development of the surrounding area, especially the tourism sector. In the cultural aspect, the development of the tourism industry and its supporters can threaten the existence of the local identity of the Sasak people living around the area. Data was collected through observation, interview, document review, and documentation. The purpose of this study was to determine the concept of developing the Mandalika SEZ area and the surrounding area based on the local identity of the Sasak community. The research method used is qualitative using descriptive analysis and triangulation. The results showed that the concept of development based on the local identity of the Sasak community was carried out by appreciating, preserving and managing the local traditions and culture of the Sasak people


 

Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika ditetapkan sebagai upaya mengatalisasi pertumbuhan ekonomi sehingga dapat menarik investor untuk menggerakkan perekonomian. Keberadaan KEK Mandalika yang memiliki keunggulan tujuan wisata dengan fasilitas pendukung yang memadai tentunya memberikan multipplier effect bagi perkembangan kawasan yang berada di sekitarnya, khususnya sektor pariwisata. Dalam aspek sosial budaya, pengembangan industri pariwisata dan pendukungnya dapat mengancam eksistensi identitas lokal masyarakat Sasak yang berada di sekitar kawasan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah menentukan konsep pengembangan kawasan KEK Mandalika dan kawasan sekitarnya berdasarkan identitas lokal masyarakat Sasak. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan menggunakan analisis deskriptif dan triangulasi. Pengumpulan data dilakukan melalui observasi, wawancara, telaah dokumen, dan dokumentasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa konsep pengembangan berdasarkan identitas lokal masyarakat Sasak dilakukan dengan apresiasi, pelestarian dan pengelolaan tradisi dan budaya lokal masyarakat Sasak

Abstract:  The Mandalika Special Economic Zone (SEZ) is designated as an effort to catalyze economic growth so that it can attract investors to move the economy. The existence of the Mandalika SEZ which has the advantage of a tourist destination with adequate supporting facilities certainly has a multiplier effect for the development of the surrounding area, especially the tourism sector. In the cultural aspect, the development of the tourism industry and its supporters can threaten the existence of the local identity of the Sasak people living around the area. Data was collected through observation, interview, document review, and documentation. The purpose of this study was to determine the concept of developing the Mandalika SEZ area and the surrounding area based on the local identity of the Sasak community. The research method used is qualitative using descriptive analysis and triangulation. The results showed that the concept of development based on the local identity of the Sasak community was carried out by appreciating, preserving and managing the local traditions and culture of the Sasak people

Keywords


Identitas Lokal; Sasak; Sosial; Budaya; Konsep Pengembangan

Full Text:

PDF

References


Cresswell, J.W. (2014). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Method Approaches. California: SAGE Publication, Inc.

Sugiyono. (2012). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan Kombinasi (Mixed Methods). Bandung: Alfabeta

Rapoport, A. (1969 ). House, Form, and Culture. United States of America: Prentice Hall, Inc., Englewood Cliffs, N.J.

Poerwadarminta W.J.S. (1976). Kamus Umum Bahasa Indonesia, PN Balai Pustaka, Jakarta

Koentjaraningrat. (1995). Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta: Aksara Baru

Fauzia, I. Y. (2009). Menguak Konsep Kebersandingan Fethullah Gulen Dan Asimilasi Budaya Tariq Ramadhan. Studi Keislaman Islamica, 3(2), 1–19. http://doi.org/http://islamica.uinsby.ac.id/index.php/islamica/article/view/45

Matondang, A., Lubis, Y. A., dan Suharyanto, A. (2017). Eksistensi Budaya Lokal Dalam Usaha Pembangunan Karater Siswa SMP Kota Padang Sidimpuan. Anthropos: Jurnal Antropologi Sosial dan Budaya 3 (2): 103 - 116 http://dx.doi.org/10.24114/antro.v3i2.8306

Hirsan, F.P. (2005). Identifikasi Pola Bermukim Masyarakat Suku Sasak Yang Dipengaruhi Oleh Sistem kekerabatan. Jurnal Plannit. 3 (1): 34-47

Mahayani, S. A. (1995). Bentuk-bentuk Arsitektur dan Konsep Religi Pendukungnya di Permukiman Suku Sasak Dusun Sade Lombok NTB. Skripsi Tidak Diterbitkan. Yogyakarta: Jurusan Ilmu Budaya Fakultas Sastra UGM

Sukawi dan Zulkifli (2010). Adaptasi Arsitektur Sasak Terhadap Kondisi Iklim Lingkungan Tropis. Studi Kasus Desa Adat Sade Lombok. BERKALA TEKNIK Vol 1 No. 6 November 2010.

Rapoport, A. (1969). House, Form, and Culture. London: Prentice Hall International, Inc.

Fajarini, U. (2014). Peran Kearifan Lokal dalam Pendidikan Karakter. Sosio Didaktita: Social Science Education Journal. 1 (2) p 123 – 130

Humaeni, A. (2015). Ritual, Kepercayaan Lokal, dan Identitas Budaya Masyarakat Ciomas Banten. el – Harakah. Vol. 17 No. 2 hal 157-181. https://ejournal.uin-malang.ac.id/index.php/infopub/article/viewFile/3343/pdf. Diakses pada tanggal 5 Februari 2022.

Kanzunnudin, M. (2017). Menggali Nilai dan Fungsi Cerita Rakyat Sultan Hadirin dan Masjid Wali At - Taqwa Loram Kulon Kudus. KREDO : Jurnal Ilmiah Bahasa dan Sastra.

https://jurnal.umk.ac.id/index.php/kredo/article/viewFile/1748/1133. Diakses pada tanggal 5 Februari 2022.

Hadiwinoto, S. (2002). “Beberapa Aspek Pelestarian Warisan Budaya.” Makalah disampaikan pada Seminar Pelestarian dan Pengembangan Masjid Agung Demak, di Demak, 17 Januari 2002

Khaliesh, H. (2014). Arsitektur Tradisional Tionghoa, Tinjauan Terhadap Identitas, Karakter Budaya dan Eksistensinya. Arsitektur : Langkau Betang , 86 - 99. https://www.researchgate.net/publication/318915922_ARSITEKTUR_TRADISIONAL_TIONGHOA_TINJAUAN_TERHADAP_IDENTITAS_KARAKTER_BUDAYA_DAN_EKSISTENSINYA. Diakses pada tanggal 5 Februari 2022.

Lewis, M. (1983). Conservation: A Regional Point of View dalam M. Bourke, M. Miles dan B. Saini (eds). Protecting the Past for the Future. Canberra: Austraalian Government Publishing Service.

Smith, L. (1996). Significance Concepts in Australian Management Archaeology” dalam L. Smith dan A. Clarke (eds). Issue in Management Archaeology, Tempus, vol 5.

Sasongko, I. (2005). Pembentukan Struktur Ruang Permukiman Berbasis Budaya. Studi Kasus: Desa Puyung - Lombok Tengah. Jurnal DIMENSI TEKNIK ARSITEKTUR Vol. 33, No. 1, Juli 2005: 1 - 8 https://core.ac.uk/download/pdf/198115714.pdf. Diakses pada tanggal 5 Februari 2022.

Republik Indonesia. (2009). Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2009 tentang Kawasan Ekonomi Khusus

Pemerintah Indonesia. (2008). Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Nasional.

Pemerintah Indonesia. (2014). Peraturan Pemerintah Nomor 52 tahun 2014 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Mandalika

Presiden Republik Indonesia. (2014). Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 56 Tahun 2014 tentang Rencana Tata Ruang Kepulauan Nusa Tenggara

Pemerintah Provinsi Nusa Tenggara Barat. (2010). Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Nusa Tenggara Barat.

Pemerintah Daerah Kabupaten Lombok Tengah (2011). Peraturan Daerah Kabupaten Lombok Tengah Nomor 7 Tahun 2011 tentang Rencana Tata Ruang Kabupaten Lombok Tengah


Refbacks

  • There are currently no refbacks.