FUNGSIWOE DALAM SISTEM SOSIAL MASYARAKAT TRADISIONAL DESA TUREKISA

Maria Goreti Djandon

Abstract


Abstrak: Flores  merupakan salah satu pulau yang dihuni  oleh berbagai suku dengan latar budayanya masing-masing. Demikian pula dengan masyarakat di Desa Turekisa yang memiliki woe (suku) dari asal-usul berdeda-beda. Arus globalisasi membawa dampak bagi anggota woe itu sendiri terutama yang berkenaan dengan asal mula woe dan fungsi woe dalam sistem sosial masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji lebih dalam tentang sejarah asalmula woe dan fungsi woe yang ada di Desa Turekisa. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptf kualitatif. Sumber data yang digunakan adalah data primer dan sekunder. Pengumpulan data menggunakan wawancara medalam dan dokumentasi. Analisis data dilakukan melalui reduksi data, pemaparan data, dan penarikan kesimpulan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masyarakat Desa Turekisa anggota woe masih mengetahui asalmula woe dan fungsi woe dengan baik. Untuk menjaga keharmonisan antara anggota se-woe (se suku) maupun dengan woe yang lainnya selalu ada kerja sama baik yang berhubungan dengan pekerjaan (budaya gotong royong), pada saat hajatan apa saja maupun pada saat duka. Hal ini merupakan warisan dari para leluhur yang tetap dipelihara dengan baik dari generasi ke generasi penerusnya. Masing-masing woe memiliki Ngadhu dan Bhaga sebagai lambang persatuan dan Sa’o Pu’u sebagai tempat berkumpulnya seluruh anggota woe dalam ritual-ritual adat.

Abstract: Flores is one of the islands inhabited by various tribes with their cultural background. Similarly, the people in Turekisa village have woe (tribe) from different origins. The current globalization has an impact on the woe members themselves, especially about the origin of woe and the function of woe in the social system of society. The purpose of this research is to examine more about the history of woe origin and the function of woe in Turekisa Village. The research method used is descriptive qualitative. The data sources used are primary and secondary data. Data collection using deep interviews and documentation. Data analysis is done through data reduction, data exposure, and conclusion drawing. The results showed that the people of Turekisa Village woe members still know the origin of woe and woe function well. To maintain harmony between members of the se-woe (se tribe) and with another woe there is always cooperation both related to work (gotong royong culture), at any time of hajatan or at the time of grief. This is the legacy of the ancestors who remained well preserved from generation to generation. Each woe has Ngadhu and Bhaga as symbols of unity and Sa'o Pu'u as a gathering place for all woe members in traditional rituals.

Keywords


Fungsi Woe, Sistem Sosial, Masyarakat Tradisional.

Full Text:

PDF

References


Agustrio, W. (2011). Pancasila sebagai Ideologi dan Dasar Negara. Makalah Karya Tulis Ilmiah.

Aniela, W. M. (2017). sejarah keturunan Woe Ngadha di kampung Bajawa kelurahan Bajawa Kabupaten Ngada.

Arndt, P. (2009). Masyarakat Ngadha: Keluarga, Tatanan Sosial, Pekerjaan, dan Hukum Adat. Ende, Flores: Nusa Indah.

Budiwibowo, S. (2016). REVITALISASI PANCASILA DAN BELA NEGARA DALAM MENGHADAPI TANTANGAN GLOBAL MELALUI PEMBELAJARAN BERBASIS MULTIKULTURAL. Citizenship Jurnal Pancasila Dan Kewarganegaraan. https://doi.org/10.25273/citizenship.v4i2.1083

Ginting&Susanna, 2017. (2017). Pengaruh lingkungan sosial terhadap sikap nasionalisme siswa. Jurnal Ilmu Pendidikan Sosial.

Jurahman, Y. B. (2014). Pengantar Ilmu Sosial Budaya Dasar. Salatiga: Widya Sari Press.

Koentjaraningrat. (2000). Kebinekaan Suku Bangsa dan Kebudayaan Indonesia. Penerbit Universitas Terbuka.

Mbete, A. M. (2010). Strategi Pemertahanan Bahasa-Bahasa Nusantara. Seminar Nasional Pemertahanan Bahasa Nuasantara.

Moleong, L. J. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda.

Rumina, R. (2018). Islam Sebagai Paradigma Pendidikan Moral Universal. Nidhomul Haq: Jurnal Manajemen Pendidikan Islam. https://doi.org/10.31538/nidhomulhaq.v2i3.79

Sugiyono. (2013a). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. In Bandung: CV Alfabeta.

Sugiyono. (2013b). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D. Bandung: Alfabeta.

Suratman, M., & Salamah, U. (2015). Ilmu Sosial Budaya Dasar. Intimedia, Malang.

Tumanggor, R., Ridlo, K., & H Nurochim, M. M. (2017). Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Kencana.

Widiastuti. (2013). Analisis SWOT Keragaman Budaya Indonesia. Jurnal Ilmiah Widya.




DOI: https://doi.org/10.31764/historis.v5i2.3521

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


ALAMAT REDAKSI:
Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Muhammadiyah Mataram