PELATIHAN GENDANG BELEQ UNTUK MENINGKATKAN CINTA BUDAYA DAERAH SASAK TERHADAP SISWA SDN 1 SUKARAJA

Nanang Rahman, Zaenul Ikhwan, Syafruddin Muhdar, Sukron Fujiaturrahmah, Yuni Mariyati, Sintayana Muhardini, Nursina Sari, Putri Maya Masyitah

Abstract


ABSTRAK                                                                            

Pelestarian budaya lokal di tengah derasnya arus globalisasi menjadi tantangan utama, terutama dalam mempertahankan eksistensi gendang beleq sebagai warisan budaya Sasak. Generasi muda cenderung kurang mengenal dan mencintai budaya tradisional, sehingga diperlukan upaya sistematis untuk memperkenalkannya sejak usia dini. Tujuan dari kegiatan ini adalah meningkatkan kecintaan siswa SDN 1 Sukaraja terhadap budaya Sasak melalui pelatihan gendang beleq. Metode pelaksanaan meliputi sosialisasi dan praktik langsung. Kegiatan ini melibatkan siswa dari kelas 4 hingga 6 sebagai peserta dengan jumlah 24 siswa pada bulan Agustus dan 26 siswa pada bulan September, dengan bimbingan guru seni dan pelatih profesional dari komunitas seni lokal. Evaluasi dilakukan melalui pengamatan, wawancara, dan kuesioner sebelum dan sesudah pelatihan, mencakup aspek keterampilan teknis, pemahaman budaya, serta perubahan karakter siswa. Hasil pelatihan menunjukkan peningkatan signifikan dalam beberapa aspek: 70% siswa menjadi sangat tertarik terhadap budaya lokal (sebelumnya hanya 40%), 60% siswa menguasai teknik dasar gendang beleq, dan 50% memahami filosofi budaya Sasak. Selain itu, 85% siswa menunjukkan peningkatan kedisiplinan, kerja sama, dan kepercayaan diri. Program ini berhasil membangkitkan antusiasme siswa sekaligus menjadi langkah strategis dalam melestarikan warisan budaya Sasak.

 

Kata kunci: Gendang beleq; budaya Sasak; pelestarian budaya.

 

ABSTRACT

Preservation of local culture amidst the strong currents of globalization poses a significant challenge, particularly in maintaining the existence of gendang beleq as a cultural heritage of the Sasak people. The younger generation tends to have limited knowledge and appreciation of traditional culture, necessitating systematic efforts to introduce it from an early age. This activity aims to enhance the appreciation of Sasak culture among students of SDN 1 Sukaraja through gendang beleq training. The implementation methods include socialization and hands-on practice. This activity involves students from grades 4 to 6 as participants with a total of 24 students in August and 26 students in September 2024, under the guidance of art teachers and professional trainers from the local art community. Evaluation was conducted through observations, interviews, and questionnaires administered before and after the training, covering aspects of technical skills, cultural understanding, and changes in students' character. The training results showed significant improvements in several aspects: 70% of students developed a strong interest in local culture (up from 40%), 60% mastered the basic techniques of gendang beleq, and 50% gained an understanding of Sasak cultural philosophy. Furthermore, 85% of students demonstrated increased discipline, teamwork, and self-confidence. This program successfully sparked students' enthusiasm and served as a strategic step toward preserving the cultural heritage of the Sasak people.

 

Keywords: Gendang beleq Sasak culture; cultural preservation


Keywords


Gendang beleq; budaya Sasak; pelestarian budaya

Full Text:

PDF

References


Apriawan, A., & Hilmi, M. Z. (2022). Makna pertunjukan kesenian gendang beleq pada masyarakat sasak kontemporer di desa Bujak Kecamatan Batukliang Lombok Tengah. JISIP (Jurnal Ilmu Sosial Dan Pendidikan), 6(1).

Chrysty, J. M. (2024). Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila: Implementasi Pagelaran Musik Gendang Beleq Sebagai Budaya Indonesia. Dharma Sevanam: Jurnal Pengabdian Masyarakat, 3(2), 213–223.

Fahrurrozi, M., Mohzana, M., Murcahyanto, H., & Basri, H. (2022). Trainers’ Performance in Entrepreneurship Class: Evidence from Lesson Planning of Non-Formal School in Lombok Timur. AL-ISHLAH: Jurnal Pendidikan, 14(2), 1199–1206.

Fauzi, L. M. (2022). Buku Ajar Etnomatematika. CV Jejak Publisher.

Hikmah Widyawati, B., Hasim, N., & Murcahyanto, H. (2022). Pelestarian Seni Budaya Daerah Sasak Melalui Program Ekstrakulikuler. ABSYARA: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 3(1), 101–109.

Mohzana, M., Murcahyanto, H., & Faizin, A. (2021). Turnitin-Tari Rudat Anak Lembah Gunung Rinjani. Journal Ilmiah Rinjani (JIR), 3(1), 24–31.

Murcahyanto, H. (2022). Pelatihan seni musik Tradisi Gamelan Tokol pada generasi muda. ABSYARA: Jurnal Pengabdian Pada Masyarakat, 3(2), 207–216.

Muttaqin, Z., & Wardana, A. (2018). Pendidikan multi kultural berbasis kearifan lokal (studi di SMA Negeri 1 Narmada). Harmoni Sosial: Jurnal Pendidikan IPS, 5(2), 202–212.

Oktavianti, I., & Ratnasari, Y. (2018). Etnopedagogi dalam pembelajaran di sekolah dasar melalui media berbasis kearifan lokal. Refleksi Edukatika: Jurnal Ilmiah Kependidikan, 8(2).

Suradi, A. (2018). Pendidikan berbasis multikultural dalam pelestarian kebudayaan lokal nusantara di era globalisasi. Wahana Akademika: Jurnal Studi Islam Dan Sosial, 5(1), 111–130.

Yasa, I. M. A., Suastra, I. W., & Arnyana, I. B. P. (2024). Kendang Beleq: Navigasi Etnopedagogis Untuk Memahami Kultural Dalam Pendidikan. Widya Sundaram: Jurnal Pendidikan Seni Dan Budaya, 2(1), 13–32.




DOI: https://doi.org/10.31764/jce.v3i2.28418

Refbacks

  • There are currently no refbacks.