Kearifan Lokal Suku Sumawa yang dapat Diintegrasikan dalam Pembelajaran PPKn SMP
Abstract
PPKn sebagai salah satu mata pelajaran yang dibelajarkan pada jenjang Pendidikan SMP menujukkan potensi untuk diintegrakannya kearifan lokal. Oleh karena itu, agar pembelajaran PPKn di wilayah Sumbawa menjadi kontekstual, maka kearifan lokal yang diintegrasikan idealnya adalah kearifan lokal Suku Samawa. Dengan demikian maka sangat penting penelitian dengan tujuan mengidentifikasi dan memetakkan kearifan lokal suku samawa yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran PPkn SMP. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitataif deskripsti. Untuk mengempulkan data digunakan teknik wawancara, observasi, dan dokumentasi. Hasil penelitian menujukkan bahwa terdapat berbagai bentuk kearifan lokal masyarakat suku samawa yang dapat diintegrasikan dalam pembelajaran PPKn, meliputi kearifan loakal yang tidak berwujud nyata, yaitu bahasa daerah, khususnya bahasa lisan, yakni bahasa Samawa, dan juga kearifan lokal berwujud nyata, meliputi: (1) tradisi perkawinan antara lain tradisi Bakatoan/meminang, Tradisi Nyorong/mengantar mahar, tradisi Barodak, (2) pakaian adat, yakni baju Lamung untuk perempuan, dan baju Gadu untuk laki-laki, (3) rumah adat, yaitu istana dalam lokal yang ditopang 99 tiang sesuai dengan jumlah asamaul husna, Berbagai bentuk kearifan lokal tersebut menjadi identitas Suku Samawa sehingga dapat diintegrasikan dalam pembelajaran untuk membantu siswa mencapai Kompetensi Dasar (KD), antara lain KD. 3.6, Kelas VII semester II, yaitu “Memahami keberagaman suku agama, rasa, budaya, dan gender”.
Civics as one of the subjects taught at the junior high school level shows the potential for the integration of local wisdom. Therefore, in order for Civics learning in the Sumbawa region to be contextual, the ideally integrated local wisdom is the local wisdom of the Samawa Tribe. Thus, it is very important research with the aim of identifying and mapping the local wisdom of the Samawa tribe that can be integrated in PPkn SMP learning. The type of research used is descriptive qualitative research. To collect data, interview, observation, and documentation techniques were used. The results of the study show that there are various forms of local wisdom of the Samawa tribe that can be integrated in Civics learning, including local wisdom that is not tangible, namely regional languages, especially spoken language, namely Samawa language, and also tangible local wisdom, including: (1 ) marriage traditions include the Bakatoan tradition/ask, the Nyorong tradition/deliver the dowry, the Barodak tradition, (2) traditional clothing, namely Lamung clothes for women, and Gadu clothes for men, (3) traditional houses, namely the local inner palace which supported by 99 pillars according to the number of asamaul husna, these various forms of local wisdom become the identity of the Samawa tribe so that they can be integrated in learning to help students achieve Basic Competence (KD), including KD. 3.6, Class VII semester II, namely "Understanding the diversity of religious ethnicities, tastes, culture, and gender".
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Konflik di Kalimantan Barat, Maluku dan Poso. Jakarta: International Center for Islam and Pluralism ICIP.
Apriyanto Dkk., Y. 2008. Kearifan Lokal dalam Mewujudkan Pengelolaan Sumberdaya Air yang Berkelanjutan. Bogor: PKM IPB.
Ayatrohaedi. 1986. Kepribadian Budaya Bangsa (Local Genius). Jakarta: Pustaka Pelajar.
Djamarah Syaiful Bahri. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
Gobyah, I. K. 2003. Berpijak pada Kearifan Lokal. Bali Pos, 4 September 2003.
Hamalik, Oemar. 2003. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Hamzah. 2006. Orientasi Baru dalam Psikologi Pembelajaran.Jakarta: PT Bumi Aksara
Hendar, J. H. 2011. Transformasi Nilai-Nilai Kearifan Lokal dalam Kepemimpinan Sunda. Prosiding Konvensi Nasional Pendidikan IPS (Konaspipsi) ke 1. Bandung: FPIPS-UPI.
Republik Indonesia. Undang-undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional. UU Nomor 20 Tahun 2003. Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomor 78. Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia. Nomor 4301.
Republik Indonesia. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Permendikbud Nomor 68 Tahun 2013.
Ridwan, N.A. Landasan Keilmuan Kearifan Lokal. Jurnal Ibda’: Jurnal Studi Islam dan Budaya. vol.5. (1). 2007.
Saini K.M. Kearifam Lokal di aras Global. Kompas 30 Juli 2005.
Sukadi. 2006. Pendidikan IPS sebagai Rekonstruksi Pengalaman Budaya Berbasis Ideologi Tri Hita Karana: Studi Etnografi tentang Pengaruh Masyarakat terhadap Pelaksanaan Program Pendidikan IPS di SMA Negeri 1 Ubud). Disertasi. Bandung: UPI Bandung. 2006.
Keraf, A.S. 2010. Etika Lingkungan Hidup. Jakarta: Penerbit Buku Kompas.
Lubis, H.N. 2001. Kearifan Tradisional Warisan Sejarah Sunda. Bandung. Makalah pada Konferensi Internasional Budaya Sunda.
Sudjana. 2001. Metode & Teknik Pembelajaran Partisipatif. Bandung: Falah Production.
Usman. 2000. Menjadi Guru Profesional. Bandung: Remaja. Rosdakarya
DOI: https://doi.org/10.31764/civicus.v9i2.6832
Refbacks
- There are currently no refbacks.
_________________________________________________________
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan
ISSN 2614-509X (Online) | ISSN 2338-9680 (Cetak)
Email: [email protected] | Contact: 085238445360
Tel / fax : (0370)-633723 / (0370)-641906
_______________________________________________
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan |
______________________________________________
CIVICUS : Pendidikan-Penelitian-Pengabdian Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan sudah terindeks oleh:
CIVICUS Editorial Office: