Interaksi Tiga Lempeng di Kawasan Indonesia Timur
Abstract
This study explores the interaction of three major tectonic plates Indo-Australian, Eurasian, and Pacific within Eastern Indonesia, a region recognized as one of the most geotectonically complex and active in the world. Using a qualitative approach through library research, the study examines correlations between subduction parameters such as convergence rate, slab dip angle, and the presence of seismic gaps and geological hazard levels. Scientific literature from the past decade was thematically analyzed to identify patterns linking plate dynamics to geological disaster potential. Findings indicate that plate convergence induces significant crustal deformation, triggering frequent seismic and volcanic activity, as well as regional geomorphological changes. The study emphasizes the need for numerical modeling of microplate interaction, advanced deformation monitoring technologies (e.g., InSAR), and paleoseismic research to support evidence-based mitigation strategies. These findings aim to inform risk-sensitive spatial planning and strengthen early warning systems in disaster-prone areas across Eastern Indonesia.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji interaksi tiga lempeng utama Indo-Australia, Eurasia, dan Pasifik di kawasan Indonesia Timur, yang membentuk sistem geotektonik paling kompleks dan aktif di dunia. Dengan pendekatan kualitatif berbasis library research, kajian ini menelaah korelasi antara parameter subduksi seperti kecepatan pergerakan lempeng, sudut penunjaman, dan keberadaan zona seismik gap terhadap tingkat risiko geologi. Literatur ilmiah dari sepuluh tahun terakhir dianalisis secara tematik untuk mengidentifikasi pola hubungan antara dinamika tektonik dan potensi bencana geologi. Hasil menunjukkan bahwa konvergensi lempeng menghasilkan deformasi kerak yang signifikan, memicu aktivitas gempa, vulkanisme, serta perubahan morfologi regional. Studi ini menekankan pentingnya pengembangan model numerik interaksi lempeng mikro, teknologi pemantauan deformasi (seperti InSAR), dan studi paleo-bencana sebagai dasar ilmiah mitigasi. Temuan ini diharapkan menjadi kontribusi strategis dalam penyusunan kebijakan tata ruang berbasis risiko serta penguatan sistem peringatan dini di wilayah rawan bencana.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Dewi, A. R. (2020). Triple Junction. Tunas Agraria, 3(3). https://doi.org/10.31292/jta.v3i3.129
Ernandi, F. N., & . M. (2020). Analisis Variasi A-Value Dan B-Value Dengan Menggunakan Software Zmap V.6 Sebagai Indikator Potensi Gempa Bumi Di Wilayah Nusa Tenggara Barat. Inovasi Fisika Indonesia, 9(3), 24–30. https://doi.org/10.26740/ifi.v9n3.p24-30
Gunawan, Nuraini, Hilman, Takuya, Widiyantoro, & Bambang. (2022). Early postseismic slip of the 21 November 2022 Mw 5.
Humanities, O., Ahmad, M., Widodo, P., Utomo, S. T., Management, D., & Author, C. (2024). The Efforts of Lombok Regency Government to Recovery After the 2018 Lombok Earthquake Disaster. 3(5), 2814–2823.
Kalara. (2025). Pengaruh Aktivitas Tektonik Dan Vulkanik Terhadap Evolusi Bentuk Lahan Pulau Sulawesi : Review Literatur (2018-2024). 2(2), 1–23.
KementerianESDM. (2023). Kementerian ESDM RI - Media Center - Arsip Berita - Sepanjang 2022, 217 Gempa Tektonik Guncang Indonesia. In Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral.
KementerianESDM. (2024). Laporan Kinerja Badan Geologi Tahun 2023. 1–141.
Kementrian ESDM. (2024). Laporan Kinerja Laporan Kinerja. Http://Kemdikbud.Go.Id/, 4(Mei), 197.
Kharisma, & Wintolo. (2015). Pemodelan Penunjaman Lempeng Tektonik di Lengan Utara Sulawesi Berdasarkan Data Kegempaan KHARISMA N P, Ir. Djoko Wintolo, D.E.A (p. 2015).
Masinu, A. La, Yustesia, A., & Suwardi, S. (2018). Sistem Tektonik dan Implikasinya terhadap Gempa Bumi di Pulau Halmahera. Jurnal Pendidikan Geografi, 23(1), 20–29. https://doi.org/10.17977/um017v23i12018p020
Meryem. (2019). Magnetostratigraphy And Kinematic Characteristics Of. September.
Ramadhanty, A. Z., Febrianty, A., Utomo, A. M., & Widodo, A. (2024). TASIKMALAYA ) Identification And Characterization Of Intraslab Earthquakes In Java Island 2017-2021 Using Vertical Cross-Section ( Case Study Of Intraslab Earthquake In Tasikmalaya ). 10(03), 178–190.
Sihombing. (2016). Analisis Kedalaman Dan Arah Kemiringan Bidang Gelincir Berdasarkan Data Geolistrik Di Jalan Tentena – Morowali, Sulawesi Tengah. 11(1), 1–14.
Widiyantoro, S., Gunawan, E., Muhari, A., Rawlinson, N., Mori, J., Hanifa, N. R., Susilo, S., Supendi, P., Shiddiqi, H. A., Nugraha, A. D., & Putra, H. E. (2020). Implications for megathrust earthquakes and tsunamis from seismic gaps south of Java Indonesia. In Scientific Reports (Vol. 10, Issue 1). https://doi.org/10.1038/s41598-020-72142-z
Zakaria, Z., & Sidarto, D. (2024). Aktifitas Tektonik di Sulawesi dan Sekitarnya Sejak Mesozoikum Hingga Kini Sebagai Akibat Interaksi Aktifitas Tektonik Lempeng Tektonik Utama di Sekitarnya. Agustus, 16(3), 115–127.
Refbacks
- There are currently no refbacks.