Peningkatan Laju Disolusi Ibuprofen Sistem Dispersi Padat Dengan Poloxamer 188 PEG 6000 Metode Peleburan
Abstract
Polimer poloxamer 188 PEG 6000 merupan bahan tambahan yang dapat digunakan untuk meningkatkan laju disolusi zat aktif dalam sediaan padat, ibuprofen merupakan obat yang mempunyai kelarutan yang rendah tetapi memiliki permeabilitas yang tinggi masuk dalam klasifikasi Biopharmaceutical Classification System (BCS) kelas II. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui laju disolusi ibuprofen sistem dispersi padat dengan penambahan polimer poloxamer 188 PEG 6000. Pada penelitian ini Sistem dispersi padat dibuat dengan metode peleburan dengan variasi Ibuprofen Poloxamer 188-PEG 6000 yaitu 1 : 0,75 : 0,25; 1 : 0,5 : 0,5; 1 : 0,25 : 0,75. Sebagai pembanding dispersi padat dibuat campuran fisik dengan komposisi yang sama. Metode penelitian uji disolusi menggunakan alat disolusi metode dayung (tipe 2) pada medium dapar fosfat pH 7,4 sebanyak 900 ml pada suhu 370C ± 0,5OC dengan kecepatan 100 r.p.m selama 60 menit. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa panjang gelombang maksimum ibuprofen murni dalam dapar fosfat pH 7,4 adalah 264 nm, dispersi padat Ibuprofen-Poloxamer 188-PEG 6000 dapat meningkatkan laju disolusi ibuprofen dibandingkan dengan campuran fisik dan Ibuprofen murni. Dispersi padat 1:0,75 merupakan formula dengan hasil disolusi terbaik
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Bestari, A. N., Sulaiman, T, N.S., dan Purnamasari, D. A. (2017). Pengaruh, pengecilan ukuran partikel pada kasus pembuatan pulveres dari tablet ibuprofen terhadap kecepatan dan profil disolusi serta stabilitasnya. Jurnal Majalah Farmaseutik, 13(1), 45-55.
Chiou, W. L., dan Riegelman, S. (1971). Pharmaceutical applications of solid dispersion system. Journal of Pharmaceutical Science, (60)9, 1281-1302.
Dachriyanus. (2004). Analisis struktur senyawa organik secara spektroskopi. Padang : Andalas University Press.
Faruki, M. Z., Razzaque, R. E., dan Bhuiyan, M.A. (2013). Improving of solubility of badly water solubke drug (ibuprofen) by using surfactants and carriers. International Pharmaceutical of Sciences and Research, (4)4, 1569- 1574.
Fudholi, A. (2013). Disolusi dan pelepasan obat in vitro. Edisi pertama. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Gholib, I.G., dan Abdul, R. (2012). Analis obat secara spektrofotometri dan kromatografi. (Edisi I). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Gunawan, S. G., Setiabudy, R., Nafrialdi., dan Elysabeth. (2017). Farmakologi dan terapi. (Edisi 5). Jakarta : Departemen Farmakologi dan Terapeutik FKUI.
Halim, A., Yulisman, E. R., dan Zaini, E. (2013). Peningkatan laju disolusi sistem dispesi padat ibuprofen-peg 6000. Jurnal Farmasi Higea, (5)2, 116-126.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (Edisi V). (2014). Farmakope Indonesia: Jakarta.
Keswara, Y. D., dan Handayani, S. R. (2019). Uji aktifitas ekstrak etanol daun inggu (ruta angustifolia [l] pers) pada tikus putih jantan. Juournal Syifa Sciences and Clinical Research, 1(2), 57-69.
Lacy, C. F., Armstrong, I. I., Goldman, M. P., dan Lance, L. L., (2012). Drug Information Handbook. (21th ed). Amerika : Lexicomp.
Leuner, C., dan Dressman, J. (2000). Improving drug solubility for oral delivery using solid dispersions. European Journal of Pharmaceutical and Biopharmaceutic, (50), 47-60.
Leyva, J. C.R., Flores, M. G., Mendez, A. F, Castellanos, L. M.O., dan Alfaro, M. M. (2012). Comparative studies on the dissolution profiles of oral ibuprofen suspension and commercial tablets using bioparmaceutical classification system criteria. Indian Journal of Pharmaceutical Sciences, (74)4, 312- 318.
Nugroho, B. H., Dewi, S., dan Syukri, Y. (2010). Karakterisasi dispersi padat ibuprofen- ssg sodium starch glycolat) dengan teknik kneading. Jurnal Ilmiah farmasi, 7(1),1 10.
Prabowo, S. D., Ibrahim, A., dan Sulistiarini, R. (2016). Perubahan profil farmakokinetika yang diberikan dengan kombinasi vitamin c pada tikus putih (rattus norvegicus l). Jurnal Trop Pharm Chem, 3(3), 170-178.
Primadiamanti, A., Nofit., dan Muslim, M. D. (2017). Stabilitas asetosal bentuk sediaan tablet dan tablet salut enterik. Jurnal Analisis Farmasi, (2)3, 206-213.
Retnowati, D., dan Setyawan, D. (2010). Peningkatan disolusi ibuprofen dengan sistem dispersi padat ibuprofen-pvp k90. Jurnal Majalah Farmasi Airlangga, 8(1), 24-28.
Rowe, R. C., Sheskey, P. J., dan Quinn, M. P. (2009). Handbook of pharmaceutical excipients. (Edisi VI). London : Publishing organisation of the royal pharmaceutical society of great britain. Hal 506-509, 517-522, 542
Sayuti, M. I., dan Kurniawati, P. (2017). Validasi metode analisis dan penetapan kadar parasetamol dalam sediaan tablet secara spektrofotometri UV. Prosiding Seminar Nasional Kimia FMIPA UNESA, 190-201.
Sukandar, E. Y., Andrajati, R., Sigit, J. I., Adnyana, K. I., Setiadi, A. P., dan Kusnandar. (2009). Iso Farmakoterapi. Edisi 2. Jakarta : PT. ISFI Penerbitan.
Tjay, T. H., dan Rahardja, K. (2007). Obat-obat penting. Edisi 6. Jakarta : PT. Elex Media Komputindo.
Uno, N. R., Sudewi, S., dan Lolo A. A. (2015). Validasi metode analisis untuk penetapan kadar tablet asam mefenamat secara spektrofotometri ultraviolet. Jurnal Ilmiah Farmasi, 4(4), 159-167.
Waard, H. D., Hinrichs, W. I.J., Visher, M. R., Bologna, C., dan Frijlink, H. W. (2008). Unexpected differences in dissolution behavior of tablets prepared from solid dispersion with a surfactant physically mixed or incorporated. International Journal of Pharmaceutics (234), 66-73.
Zaini, E., Novita, R., dan Kurniat, I. (2010). Karakterisasi fisikokimia dan laju disolusi dispersi padat ibuprofen dengan pembawa polietilenglikol 6000. Jurnal Ris Kim, 4(1), 25-31
DOI: https://doi.org/10.31764/lf.v4i2.15185
Refbacks
- There are currently no refbacks.
EDITORIAL OFFICE: