KEPERCAYAAN ANIMISME-DINAMISME SERTA ADAPTASI KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA DENGAN KEBUDAYAAN ASLI DI PULAU LOMBOK-NTB
Abstract
Abstrak: Tulisan ini bertujuan untuk menjawab permasalah (1) bagaimana kepercayaan primitif masyarakat (kepercayaan asli), dan (2) akulturasi kebudayaan Hindu-Budha dengan kebudayaan asli di Pulau Lombok-NTB. Penelitian ini menggunakan metode historis dengan tujuan untuk mendeskripsikan dan mnganalisis peristiwa-peristiwa dimasa lampau. Teknik pengumpulan data menggunakan teknik heuristik dan analisis data bersifat analisis data kualitatif. Hasil kajian ini dapat disimpulkan bahwa kepercayaan awal masyarakat Sasak di Pulau Lombok dipengaruhi oleh kepercayaan religius magis. Pada masyarakat Sasak dikenal juga kepercayaan animism, dinamisme dan totemisme. Kebudayaan masyarakat sebelumnya, setelah kedatangan pengaruh Hindu-Budha terutama setelah pengaruh kerajaan Hindu Bali menganeksasi secara defakto kerajaan Lombok di Mataram Cakra Negara, beberapa kebudayaan yang di bawa oleh orang-orang Bali mampu beradaptasi dengan budaya local, bahkan sampai saat ini budaya yang dikembangkannya tersebut menjadi salah satu budaya dari masyarakat Sasak, seperti dalam hal kesenian, bangunan, aksara dan lain sebagainya.
This paper aims to answer the problems (1) how the primitive belief of the community (original belief), and (2) acculturation of Hindu-Buddhist culture with indigenous culture in Lombok Island-NTB. This study uses historical method with the aim to describe and analyze the events of the past. Data collection techniques using heuristic techniques and data analysis are qualitative data analysis. The results of this study can be concluded that the initial belief of the Sasak community on Lombok Island is influenced by magical religious beliefs. In Sasak society also known animist beliefs, dynamism and totemism. Previously, after the arrival of Hindu-Buddhist influences, especially after the influence of the Hindu Balinese empire defacto the Lombok kingdom in Mataram Cakra Negara, several cultures brought by the Balinese are able to adapt to the local culture, even today the culture it develops become one of the cultures of the Sasak community, as in terms of art, buildings, script and so forth.
Keywords
Full Text:
PDFDOI: https://doi.org/10.31764/historis.v1i1.202
Refbacks
- There are currently no refbacks.
ALAMAT REDAKSI:
Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Muhammadiyah Mataram