KAJIAN HISTORIS MAKNA UPACARA ADAT ALA BALOE KAMPUNG BAMPALOLA ALOR
Abstract
Abstrak: Upacara Ala Baloe merupakan identitas Desa Bampalola dan Kabupaten Alor secara umum sebagai proses pewarisan budaya yang harus dijaga kelestariannya oleh masyarakat setempat dan merupakan tradisi yang masih bertahan di tengah-tengah kemajuan zaman seperti ini. Belum ada penulisan-penulisan tentang upacara tersebut, sehingga penulis ingin menggali secara lebih dalam tentang upacara Ala Baloe supaya terdokumentasi. Metode penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan pendekatan etnografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sejarah upacara adat Ala Baloe (Makan Baru Padi) merupakan upacara adat tradisional suku Adang, suku yang mendiami kampung adat/tradisional Bampalola. Kampung Bampalola terletak di Kabupaten Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur. Adapun nilai-nilai yang terkadung dalam upacara Ala Baloe (Makan Baru Padi) antara lain; nilai sosil budaya, nilai religius, nilai kebersamaan, nilai ketelitian, nilai gotong royong serta nilai pendidikan.
Abstract: Ala Baloe ceremony is the identity of Bampalola Village and Alor Regency in general as a process of cultural inheritance that must be maintained by the local community and is a tradition that still survives during the progress of this era. There have been no writings about the ceremony, so the author wants to dig deeper into the Baloe ceremony to be documented. The research method used is qualitative with ethnographic approach. The results showed that the history of traditional ceremonies Ala Baloe (Makan Baru Padi) is a traditional ceremony of the Adang tribe, a tribe that inhabits the traditional village of Bampalola. Kampung Bampalola is located in Alor Regency, East Nusa Tenggara Province. The values that are protected in ala Baloe (Makan Baru Padi) ceremony include; cultural values, religious values, values of togetherness, the value of thoroughness, the value of mutual assistance and the value of education.Keywords
Full Text:
PDFReferences
Alvina, M. (2016). Fungsi Sosial Tradisi Mandoa Dalam Upacara Kematian (Studi Kasus: Nagari Pauh Duo Nan Batigo, Kecamatan Pauh Duo, Kabupaten Solok Selatan). UNIVERSITAS ANDALAS.
Bauto, L. M. (2014). Perspektif Agama Dan Kebudayaan Dalam Kehidupan Masyarakat Indonesia. Jurnal Pendidikan Ilmu Sosia, 23.
Brata, I. B. (2016). Kearifan budaya lokal perekat identitas bangsa. Jurnal Bakti Saraswati (JBS), 5(1).
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Alor. (2013). Kebudayaan Masyarakat Alor.
Herusatoto, B. (2000). Simbolisme Dalam Budaya Jawa. Yogyakarta: Hanindita Graha Widiya.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Direktorat Jenderal Kebuadayaan. (2019). Ala Baloe, Upacara adat Makan Baru Padi. Retrieved from https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/ditwdb/ala-baloe-upacara-adat-makan-baru-padi/
Lestari, G. (2016). Bhinnekha Tunggal Ika: Khasanah Multikultural Indonesia Di Tengah Kehidupan SARA. Jurnal Pendidikan Pancasila Dan Kewarganegaraan, 28(1).
Munandar, S. (1998). Ilmu Budaya Dasar Suatu Pengantar. Bandung: Refika Aditama.
Nurmi, A. (2020). MAKNA UPACARA ADAT ALA BALOE (MAKAN BARU PADI) KAMPUNG BAMPALOLA DI KABUPATEN ALOR (Suatu Kajian Historis Terhadap Tradisi Masyarakat). Universitas_Muhammadiyah_Mataram.
Ri, D. A. (2010). al-Qur’an dan Tafsirnya. Jakarta: Lentera Abadi.
Salim, M. (2016). Adat Sebagai Budaya Kearifan Lokal untuk Memperkuat Eksistensi Adat ke Depa. Al Daulah: Jurnal Hukum Pidana Dan Ketatanegaraan, 5(2), 244–255.
Setiawan, D. E., & JOEBAGIO, H. (2019). PIIL PESENGGIRI: KEARIFAN LOKAL KULTUR ISLAM LAMPUNG SEBAGAI SUMBER BELAJAR TOLERANSI. JURNAL EKONOMI, SOSIAL & HUMANIORA, 1(04), 27–35.
Soekanto, S. (2006). SosiologiSuatuPengantar. Jakarta. Raja GrafindoPersada.
Spradley, J. P. (2006). The Etnographyc Interview. Misbah Zulfa Elisabeth. Metode Etnografi. Yogyakarta: Tiara Wacana.
Spradley, J. P. (2012). Metode Etnografi, Terjemahan, edisi II cetakan ke-1. Yogyakarta: Tiara Wacana, xiv.
Suadnyana, I. B. P. E. (2020). DESA PAKRAMAN SEBAGAI LEMBAGA ADAT DAN LEMBAGA AGAMA BAGI KEHIDUPAN MASYARAKAT HINDU DI BALI. Dharma Duta, 18(1), 21–32.
Wahyuni, I. (2015). Pendidikan Multikultural: Upaya Memaknai Keragaman Bahasa di Indonesia. Zawiyah: Jurnal Pemikiran Islam, 1(1), 79–96.
DOI: https://doi.org/10.31764/historis.v5i2.3734
Refbacks
- There are currently no refbacks.
ALAMAT REDAKSI:
Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Muhammadiyah Mataram