POTENSI WISATA KAMPUNG ADAT TUTUBHADA DESA RENDU TUTUBHADA KECAMATAN AESESA SELATAN KABUPATEN NAGEKEO
Abstract
Abstrak: Nusa Tenggara Timur memiliki kekayaan alam dan juga keanekaragaman budaya serta adat istiadat seperti provinsi lain di Indonesia. Keanekaragaman tersebut diantaranya adalah keanekaragaman budaya, alam, kuliner serta peninggalan-peninggalan sejarah yang sangat kental dengan adat serta tradisi-tradisi yang masih dijalankan oleh masyarakat hingga saat ini. Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif kualitatif. Penelitian dilakukan di Kampung Adat Tutubhada Desa Rendu Tutubhada Kecamatan Aesesa Selatan Kabupaten Nagekeo. Sumber data yang digunakan adalah sumber data primer dan sekunder. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi, di sini peneliti berperan sebagai instrumen kunci. Analisis data dilakukan melalui tiga tahapan yaitu reduksi data, penyajian data dan verifikasi. Hasil penelitian menunjukan bahwa kampung adat Tutubhada memiliki potensi wisata seperti, bangunan rumah adat yang masih asli, benda-benda peninggalan sejarah disetiap rumah adat dikampung adat Tutubhada, serta mempunyai ritual-ritual adat serta atrakasi-atraksi, seperti, tinju adat, tarian, potong kerbau, dan masih banyak lagi, serta hasil karya kerajinan tangan masyarakat Tutubhada yang mempunyai daya tarik wisata. Kampung Adat Tutubhada memiliki potensi wisata kebudayaan berupa bangunan megalitikum yang masih asli.
Abstract: East Nusa Tenggara has natural wealth and also cultural diversity and customs like other provinces in Indonesia. This diversity includes cultural, natural, culinary, and historical relics that are very thick with customs and traditions that are still run by the community to this day. The research method used is qualitative descriptive. The research was conducted in Kampung Adat Tutubhada Rendu Tutubhada Village, South Aesesa District of Nagekeo Regency. The data sources used are primary and secondary. Data collection techniques use observation, interviews, and documentation, here researchers act as key instruments. Data analysis is carried out through three stages, namely data reduction, data presentation, and verification. The results showed that the traditional village of Tutubhada has tourism potential such as, traditional house buildings that are still original, historical relics in every traditional house in the Tutubhada traditional village, and has traditional rituals and attractions, such as, customary boxing, dance, buffalo cutting, and many more, as well as the handicrafts of the Tutubhada people who have tourist attractions. Kampung Adat Tutubhada has the potential of cultural tourism in the form of megalithic buildings that are still original.Keywords
Full Text:
PDFReferences
Aksara Nusa. (2020). Tetap Digelar, Tinju Adat Di Rendu Dilaksanakan Sesuai Protoko Kesehatan. Aksara Nusa-Budaya. http://www.aksaranusa.com/tetap-digelar-tinju-adat-di-rendu-dilaksanakan-sesuai-protokol-kesehatan/
Ayudiani, A. (2019). PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP POTENSI OBJEK WISATA BUDAYA DI KOTA PALEMBANG. POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA.
Dala, I. M., Maemunah, M., & Saddam, S. (2021). Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Kampung Adat Tutubhada Sebagai Desa Wisata. Seminar Nasional Paedagoria, 1, 112–125.
Dewi S, P. (2017). Strategi Pengembangan Objek Wisata Dan Kontribusinya Terhadap Penerimaan Retribusi Daerah Di Kabupaten Boyolali. Universitas Negeri Semarang.
Karlina, N., Afandi, A., Mubin, I., & Saddam, S. (2021). Pola Komunikasi Antarbudaya Masyarakat Transmigrasi Dengan Masyrakat Lokal. Seminar Nasional Paedagoria, 1, 155–169.
Keda, O. (2017). Mengenal Ritual Potong Gigi Wanita Sebelum Menikah Di Flores. https://m.liputan6.com/regional/read/3179896/mengenal-ritual-unik-potong-gigi-wanita-sebelum-menikah-di-flores
Melang, Y. K., Widyatmaja, I. G. N., & Rahyuda, I. (2019). Strategi Pemerintah Daerah dan Masyarakat dalam Pengembangan Kampung Adat Tutubhada Sebagai Desa Wisata di Kabupaten Nagekeo Provinsi Nusa Tenggara Timur. Jurnal Kepariwisataan Dan Hospitalitas, 3(1), 53–72.
Moleong, L. J. (2016). Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Rosda.
Nageke Pos. (2016). Budaya Nagekeo Iki Mea. http://nagekeopos.blogspot.com/2016/11/sensi-rabu-juli-iki-mea-sabtu-november.html?m=1
Ranjabar, J. (2016). Sistem Sosial Budaya Indonesia: Suatu Pengantar (Edisi 3). Bogor: Ghalia Indonesia.
Saddam, S., Mubin, I., & SW, D. E. M. (2020). PERBANDINGAN SISTEM SOSIAL BUDAYA INDONESIA DARI MASYARAKAT MAJEMUK KE MASYARAKAT MULTIKULTURAL. Historis: Jurnal Kajian, Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Sejarah, 5(2), 136–145.
Suarka, F. M. (2010). Strategi pengembangan Ekowisata Di Desa Jehem Kecamatan Tembuku Kabupaten Bangli. Universitas Udayana. Denpasar.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R dan D. Alfabeta.
Sugiyono. (2014). Metode Penelitian Pendidikan:(Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R & D). Alfabeta.
Sugiyono. (2015). Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R&D). Penerbit CV. Alfabeta.
Sugiyono. (2017). Metode Penelitian kuantitatif kualitatif dan R dan D. Alfabeta: Bandung.
DOI: https://doi.org/10.31764/historis.v6i2.7827
Refbacks
- There are currently no refbacks.
ALAMAT REDAKSI:
Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Muhammadiyah Mataram