PERAN SENTRAL POTENSI GEOGRAFIS TERHADAP PERKEMBANGAN PEREKONOMIAN KERAJAAN MATARAM ISLAM

Risma Margaretha Sinaga, Risma Margaretha Sinaga, Nur Indah Lestari, Nur Indah Lestari, Arini Gita Cahyani, Anatasia Ramadanti, Anatasia Ramadanti

Abstract


Kerajaan Mataram Islam merupakan kerajaan bercorak agraris yang dirintis oleh Ki Gede Pemanahan pada abad ke-16 M setelah memisahkan diri dari pemerintahan Kerajaan Pajang. Jauh sebelum Kerajaan Islam dibangun, kawasan ini merupakan kawasan hutan bernama Alas Mentaok yang diberikan kepada Sultan Adiwijaya setelah Ki Gede Pemanahan membantu Kerajaan Pajang melawan serangan Arya Penangsang dari Jipang. Sepeninggal Ki Gede Pemanahan, kekuasaan pemerintahan Kerajaan Mataram Islam dipegang oleh Panembahan Senapati dan berhasil mencapai masa kejayaannya ketika dipimpin oleh Sultan Agung. Kerajaan Mataram Islam sebagai kerajaan yang bercorak agraris sangat mengandalkan kegiatan bercocok tanam atau bercocok tanam untuk menjalankan kegiatan ekonomi kerajaan. Oleh karena itu, potensi geografis sangat berpengaruh bagi perkembangan dan kemajuan ekonomi Kerajaan Mataram Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendeskripsikan peran sentral potensi geografis dalam perkembangan ekonomi Kerajaan Mataram Islam. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian sejarah dengan pengumpulan data dilakukan dengan studi kepustakaan. Dari hasil penelitian ditemukan, letak geografis dan potensi sangat mempengaruhi orientasi ekonomi suatu wilayah, tidak terkecuali di Kerajaan Mataram Islam. Wilayah Kerajaan Mataram Islam terletak di daerah pedalaman untuk dijadikan daerah pertanian dengan komoditas yang bervariasi. Selain itu, Kerajaan Mataram Islam terus mengembangkan kegiatan maritim, terutama kegiatan perdagangan dari dalam dengan daerah di luar Jawa.

The Islamic Mataram Kingdom is an agrarian style kingdom which was pioneered by Ki Gede Pemanahan in the 16th century AD after breaking away from the Pajang Kingdom government. Long before the Islamic Kingdom was built, this area was a forest area called Alas Mentaok which was awarded to Sultan Adiwijaya after Ki Gede Pemanahan helped the Pajang Kingdom against the Arya Penangsang attack from Jipang. After the death of Ki Gede Pemanahan, the ruling power of the Islamic Mataram Kingdom was held by Panembahan Senapati and succeeded in reaching its heyday when led by Sultan Agung. The Islamic Mataram Kingdom as an agrarian-style kingdom relied heavily on farming or farming activities to carry out the kingdom's economic activities. Therefore, geographical potential is very influential for the development and economic progress of the Islamic Mataram Kingdom. This study aims to identify and describe the central role of geographic potential in the economic development of the Islamic Mataram Kingdom. In this study, historical research methods were used with data collection carried out by literature study. From the results of the research found, geographical location and potential greatly affect the economic orientation of a region, not least in the Islamic Mataram Kingdom. The territory of the Islamic Mataram Kingdom was located in an inland area to be used as an agricultural area with varied commodities. In addition, the Islamic Mataram Kingdom continued to develop maritime activities, especially trading activities from the interior with areas outside Java.


Keywords


Potensi Geografis; Perkembangan Ekonomi; Kerajaan Mataram Islam

Full Text:

PDF

References


Diposaptono, S. (2017). Membangun Poros Maritim Dunia dalam Perspektif Tata Ruang Laut. Perpustakaan Nasional.

Hartatik, E. S. (2016). Perkembangan Jalan Raya di Pantai Utara Jawa Tengah Sejak Mataram Islam Hingga Pemerintahan Daendels. Paramita: Historical Studies Journal, 26(2), 155-165.

Iswanto, J. (2021). Pertumbuhan Institusi Sosial Politik Samudra Pasai, Malaka, Banten, dan Mataram. Jurnal Bilqolam Pendidikan Islam, 2(1), 38-49.

Mansur. (2004). Peradaban Islam dalam Lintas Sejarah. Yogyakarta: Global Pustaka Utama.

Moertono, S. (1985). Negara dan Usaha Bina-Negara: Studi Tentang Mataram II, Abad XVI sampai XIX. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia.

Muljana, S. (2007). Runtuhnya Kerajaan Hindu-Jawa dan Timbulnya Negara-Negara Islam di Nusantara. Yogyakarta: PT. LKiS Pelangi Aksara.

Munawar, Z. (2020). Pengelolaan Pajak di Kerajaan Mataram Islam Masa Sultan Agung, 1613-1645 M. JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam), 4(1), 10-23.

Murdiyastomo, H. Y., & Aman. (2015). Pengembangan Maket Pusat-pusat Pemerintahan Kerajaan Mataram Islam sebagai Alternatif Media Pembelajaran Sejarah. NOSARARA: Jurnal Pendidikan dan Ilmu Sosial, 1(1), 1-29.

Nisa, I. N. (2021). Historiositas Penanggalan Jawa Islam. Elfalaky: Jurnal Ilmu Falak, 5(1), 1-28.

Pranata. (1977). Sultan Agung Hanyakrakusumo. Jakarta: PT. Yudha Gama Corp.

Sapto, A. (2015). Pelestarian Kekuasaan pada Masa Mataram Islam: Sebha Jaminan Loyalitas Daerah terhadap Pusat. Sejarah dan Budaya: Jurnal Sejarah, Budaya, dan Pengajarannya, 9(2), 153-161.

Siswanta. (2019). Sejarah Perkembangan Mataram Islam Kraton Plered. Karmawibangga: Historical Studies Journal, 1(1), 33-42.

Sugiyanto. (2010). Pengantar Ilmu Sejarah. Jember: Universitas Jember Press.

Suryani, M. (2021). Perkembangan dan Kebijakan Perekonomian Kerajaan Mataram pada Masa Pemerintahan Sultan Agung. Nuansa: Jurnal Studi Islam dan Kemasyarakatan, 14(2), 206-217.

Vlekke, S. (2008). Nusantara Sejarah Indonesia. Jakarta: KPG (Kepustakaan Populer Gramedia).

Zamzami, R. (2018). Sejarah Agama Islam di Kerajaan Mataram pada Masa Panembahan Senapati, 1528-1601. JUSPI (Jurnal Sejarah Peradaban Islam), 2(2), 154-165.

Zuhdi, S. (1996). Historiografi dan Metodologi Sejarah. Buletin Al-Turas, 2(2), 61-68.




DOI: https://doi.org/10.31764/historis.v8i1.9343

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


ALAMAT REDAKSI:
Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Muhammadiyah Mataram