TRANSFORMASI PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT LITERASI DESA PESISIR
Abstract
ABSTRAK
Masyarakat pesisir kerap menghadapi tantangan dalam akses dan budaya literasi, terutama di daerah-daerah terpencil seperti Desa Jerowaru, Lombok Timur. Perpustakaan sekolah yang belum optimal dimanfaatkan menjadi peluang strategis untuk memperkuat literasi dasar anak-anak sekaligus membuka ruang belajar bersama masyarakat. Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mentransformasi perpustakaan SDN 2 Jerowaru menjadi pusat literasi desa yang partisipatif dan berkelanjutan. Kegiatan ini melibatkan 35 peserta yang terdiri atas mahasiswa, guru, kepala sekolah, dan masyarakat desa sebagai mitra aktif dalam seluruh tahapan kegiatan. Metode pengabdian yang digunakan meliputi pendekatan partisipatif dengan tahapan observasi, perencanaan bersama, pelibatan warga dan guru, serta aksi kolaboratif seperti pelatihan membaca, dongeng, mural edukatif, dan penyediaan bahan bacaan tematik. Hasil kegiatan menunjukkan peningkatan partisipasi anak dan warga dalam kegiatan literasi, terbentuknya ruang baca multifungsi, serta tumbuhnya kesadaran kolektif tentang pentingnya budaya baca sejak dini. Program ini juga memperkuat koneksi antara sekolah dan komunitas sebagai mitra dalam pengembangan literasi berkelanjutan. Temuan ini menunjukkan bahwa transformasi fungsi perpustakaan sekolah dapat menjadi model penguatan literasi desa di wilayah pesisir jika dilaksanakan secara kolaboratif, kontekstual, dan berkelanjutan.
Kata kunci: literasi desa; perpustakaan sekolah, anak pesisir, pengabdian masyarakat, partisipatif
ABSTRACT
Coastal communities often face challenges in access to and culture of literacy, especially in remote areas such as Jerowaru Village, East Lombok. The underutilized school library presents a strategic opportunity to strengthen children’s basic literacy while opening a shared learning space for the broader community. This community service program aims to transform the SDN 2Jerowaru school library into a participatory and sustainable village literacy center. The program involved 35 participans, consisting of students, teachers, the school principal, and local residents as active patners in all stages of the activity. The community service method applied a participatory approach through stages of observation, joint planning, engagement of local residents and teachers, and collaborative activities such as reading sessions, storytelling, educational murals, and provision of thematic reading materials. The results showed increased participation of children and residents in literacy activities, the establishment of a multifunctional reading space, and the growth of collective awareness on the importance of early reading habits. This program also strengthened the connection between school and community as partners in sustainable literacy development. The findings suggest that transforming school libraries into village literacy centers can serve as a model for empowering literacy in coastal areas when implemented collaboratively, contextually, and sustainably.
Keyword: village literacy; school library; coastal children; community service; participatory
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Chambers, R. (1994). Participatory rural appraisal (PRA): Analysis of experience. World Development, 22(9), 1253–1268.
Dewi, C., Rustiarini, N. W., Author, C., Ekonomi, F., & Denpasar, M. (2021). Penataan Perpustakaan Desa Untuk Meningkatkan Literasi Membaca. LOSARI: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 3, 8–15.
Kemendikbudristek. (2021). Panduan pelaksanaan program Kampus Mengajar dan KKNDik. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi, Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia.
Kemmis, S., McTaggart, R., & Nixon, R. (2013). The action research planner: Doing critical participatory action research. Springer Science & Business Media.
Kharima, N., Nurani, A. D., Mafajah, A. P. L., Khalaidah, A. K., Sumantri, F., & Ifriandar, S. (2024). Eksistensi Perpustakaan Desa Dalam Menumbuhkan Kesadaran Literasi Masyarakat Desa Raharja. Jurnal Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Malikussaleh (JSPM), 5(1), 98–110. https://doi.org/10.29103/jspm.v5i1.13274
Lonsdale, M., & McCurry, D. (2004). Literacy in the New Millennium. ERIC.
Machromah, I. U., Mahendra, A., Dianingsih, F. R., Indriani, N., Agustina, D. R., Fatimah, S., Arifah, N. Z. M., Khusna, M. Al, Novianto, D., Nugroho, F. C., & Zainuddin, A. (2020). Perpustakaan Dinding sebagai Program Gerakan Literasi Sekolah untuk Meningkatan Kemampuan Membaca Siswa MI Muhammadiyah Kuncen Cawas, Klaten. Buletin KKN Pendidikan, 2(2), 100–104. https://doi.org/10.23917/bkkndik.v2i2.10796
Maulida, F., Sari, D. A., Ani, H. N., Dilasari, A. P., Yusuf, M. F., Teknologi, I., & Dahlan, A. (2025). Revitalisasi Perpustakaan Sekolah sebagai Upaya Meningkatkan Literasi dan Minat Baca Peserta Didik. 4(1), 73–79.
Mulgan, G. (2019). Social innovation: How societies find the power to change. Policy press.
OECD. (2013). OECD Skills Outlook 2013 - First results from the survey of adult skills. In Ocde. http://www.oecd-ilibrary.org/education/oecd-skills-outlook-2013_9789264204256-en
Pretty, J. N. (1995). Participatory learning for sustainable agriculture. World Development, 23(8), 1247–1263.
Restu Afghani, D., Joko Prayitno, H., Dwi Jayanti, E., Ayu Zsa-ZsaDilla, C., Aldita Salsabilla, T., Dian Saputri, E., Dwi Septiyanti, N., Siswanto, H., & Artikel, H. (2022). Budaya Literasi Membaca di Perpustakaan untuk Meningkatkan Kompetensi Holistik bagi siswa sekolah dasar. Buletin KKN Pendiddikan, 4(2), 143–152. https://doi.org/10.23917/bkkndik.v4i2.19185
Sanders, E. B.-N., & Stappers, P. J. (2008). Co-creation and the new landscapes of design. Co-Design, 4(1), 5–18.
Widayanto, M. T. (2020). Optimalisasi Perpustakaan Desa Untuk Meningkatkan Budaya Literasi di Desa Jatiadi, Kabupaten Probolinggo. Jurnal Pengabdian Barelang, 2(01), 32–39. https://doi.org/10.33884/jpb.v2i01.1640
DOI: https://doi.org/10.31764/jce.v4i2.34013
Refbacks
- There are currently no refbacks.