Sosialisasi Mitigasi Bencana Banjir di SDN 2 Bagik Papan Pringgabaya, Lombok Timur

Baiq Leny Nopitasari, Sintha Puspitasari, Alya Praja, Reni Nadia, Rery Aggriani, Rifqi Anissauqi, Rili Aprilia Tunnisa, Rita Dwi Ariyantika

Abstract


Flood disasters are one of the most serious threats in Indonesia, requiring early preparedness, including among children. A flood disaster mitigation awareness activity was conducted at SDN 2 Bagik Papan Pringgabaya, East Lombok, on November 23, 2024, to enhance students' understanding of floods' causes, impacts, and mitigation strategies. The methods included a pretest, delivery of interactive materials, discussion sessions, and a posttest. The evaluation results showed an average score increase of 20%, from 60.60% in the pretest to 86.90% in the posttest. This improvement indicates that participatory-based educational approaches effectively increase students' knowledge. Furthermore, the interactive methods encouraged active student engagement in learning, which may strengthen their preparedness for flood-related risks. These findings highlight the importance of disaster education from an early age within the school environment as a means to build a disaster-aware culture. The students' enthusiasm and the appreciation expressed by the school community demonstrate that this activity effectively improved students’ disaster preparedness. Similar programs are recommended to be continued and expanded to reach a broader community audience in disaster mitigation education.

Key word: disaster mitigation; flood; disaster education; elementary school

Abstrak

Bencana banjir merupakan salah satu ancaman serius di Indonesia yang memerlukan kesiapsiagaan sejak dini, termasuk pada anak-anak. Kegiatan sosialisasi mitigasi bencana banjir ini dilaksanakan di SDN 2 Bagik Papan Pringgabaya, Lombok Timur, pada 23 November 2024, dengan tujuan meningkatkan pemahaman siswa mengenai penyebab, dampak, dan langkah mitigasi bencana banjir. Metode kegiatan meliputi pretest, penyampaian materi interaktif, diskusi, serta posttest. Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan skor rata-rata sebesar 20%, dari 60,60% pada pretest menjadi 86,90% pada posttest. Peningkatan ini menunjukkan bahwa pendekatan edukasi berbasis partisipatif efektif dalam meningkatkan pengetahuan siswa. Selain itu, metode interaktif yang digunakan mendorong keterlibatan aktif siswa dalam proses belajar, yang dapat memperkuat kesiapsiagaan mereka terhadap risiko banjir. Temuan ini menegaskan pentingnya edukasi kebencanaan sejak dini di lingkungan sekolah sebagai upaya membangun budaya sadar bencana. Antusiasme siswa dan apresiasi dari pihak sekolah menunjukkan bahwa kegiatan ini efektif meningkatkan kesiapsiagaan siswa terhadap bencana banjir. Diharapkan kegiatan serupa dapat terus dilakukan untuk memperluas jangkauan edukasi mitigasi bencana kepada masyarakat luas.

Kata kunci: mitigasi bencana; banjir; edukasi kebencanaan; sekolah dasar

1. Pendahuluan

Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan tingkat kerawanan bencana alam yang tinggi di dunia, di antaranya gempa bumi, letusan gunung berapi, tanah longsor, tsunami, dan banjir (Silalahi, 2025). Menurut data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), banjir merupakan bencana yang paling sering terjadi, dengan lebih dari 10.000 kejadian tercatat sepanjang periode 1815 hingga 2019 (Aksa et al., 2021). Tingginya frekuensi kejadian banjir di Indonesia disebabkan oleh kombinasi faktor geografis, perubahan iklim, degradasi lingkungan, serta aktivitas manusia seperti alih fungsi lahan dan kurangnya pengelolaan sampah (Asrul et al., 2025).

Banjir tidak hanya mengakibatkan kerugian fisik dan material, tetapi juga menimbulkan dampak psikososial bagi masyarakat terdampak. Anak-anak termasuk dalam kelompok paling rentan terhadap risiko bencana (Wirdatul et al., 2025). Kerentanan ini berkaitan dengan keterbatasan kapasitas kognitif dan emosional anak dalam memahami risiko dan bertindak secara efektif dalam situasi darurat (Lestari et al., 2023). Oleh karena itu, penting untuk membangun budaya sadar bencana melalui edukasi kesiapsiagaan sejak usia dini.

Mitigasi bencana, sebagaimana tercantum dalam Undang-Undang No. 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana, didefinisikan sebagai upaya sistematis untuk mengurangi risiko bencana, baik melalui pembangunan fisik, penguatan kapasitas masyarakat, maupun penyadaran public (Rida, 2022). Pendekatan mitigasi berbasis pendidikan sangat penting untuk menginternalisasi nilai-nilai keselamatan kepada anak-anak di lingkungan sekolah. Berdasarkan Undang-Undang No. 23 Tahun 2002 tentang Perlindungan Anak, pendidikan tentang pengurangan risiko bencana menjadi bagian dari hak anak atas perlindungan dan pengembangan diri (Anisah & Sumarni, 2019).

Pendidikan mitigasi bencana pada anak sekolah memiliki beberapa manfaat strategis, antara lain meningkatkan kesiapsiagaan individu, mempercepat penyebaran informasi ke lingkungan keluarga, dan membangun komunitas yang lebih resilien terhadap bencana (Anisah & Sumarni, 2019). Selain itu, pendekatan pembelajaran interaktif dan berbasis partisipasi, seperti simulasi evakuasi dan diskusi kelompok, terbukti lebih efektif dibandingkan metode ceramah konvensional dalam meningkatkan pemahaman anak tentang risiko bencana (Mahliza et al., 2025).

Dalam konteks mitigasi banjir, pemahaman siswa tentang penyebab banjir seperti curah hujan ekstrem, buruknya sistem drainase, dan kerusakan daerah resapan air perlu ditingkatkan. Selain itu, siswa juga perlu dibekali dengan strategi praktis menghadapi banjir, seperti mengenali rute evakuasi, menyiapkan tas siaga, dan memahami pentingnya tidak membuang sampah sembarangan. Berdasarkan pertimbangan tersebut, dilakukan kegiatan sosialisasi mitigasi bencana banjir di SDN 2 Bagik Papan Pringgabaya, Lombok Timur. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan edukasi tentang penyebab, dampak, serta langkah-langkah mitigasi bencana banjir kepada siswa sekolah dasar, dengan pendekatan partisipatif dan interaktif. Diharapkan melalui kegiatan ini, siswa dapat menjadi agen perubahan dalam membangun budaya sadar bencana di lingkungan keluarga dan masyarakat.

2. Metode

Kegiatan dilaksanakan pada 23 November 2024 di SDN 2 Bagik Papan Pringgabaya, Lombok Timur.Adapun tahapan metode kegiatan sebagai berikut: Pra-Kegiatan: Survei lokasi, koordinasi dengan sekolah, penyusunan materi sosialisasi, persiapan leaflet, spanduk, serta penyusunan soal pretest dan posttest. Pelaksanaan: Kegiatan diawali dengan pretest untuk mengukur pengetahuan awal siswa, dilanjutkan dengan penyampaian materi interaktif mengenai penyebab banjir, langkah pencegahan, dan strategi evakuasi. Sesi diakhiri dengan diskusi dan posttest untuk mengukur peningkatan pemahaman siswa. Pasca-Kegiatan: Evaluasi hasil pretest dan posttest serta pengumpulan umpan balik dari siswa dan pihak sekolah. Siswa kelas 4 hingga 6 dipilih sebagai sasaran kegiatan karena dinilai memiliki kemampuan memahami materi dengan baik.

3. Hasil dan Pembahasan

Kegiatan sosialisasi mitigasi bencana banjir dilaksanakan pada tanggal 23 November 2024 di SDN 2 Bagik Papan Pringgabaya, Lombok Timur, dengan melibatkan siswa kelas 4 hingga 6 sebagai peserta. Kegiatan dimulai pukul 08.00 WITA, diawali dengan pretest untuk mengukur tingkat pengetahuan awal siswa terkait mitigasi banjir.

Materi edukasi disampaikan secara interaktif melalui media visual seperti leaflet, spanduk, serta simulasi sederhana. Materi mencakup definisi banjir, faktor penyebab, dampak yang ditimbulkan, langkah pencegahan, dan prosedur evakuasi saat bencana terjadi. Dalam sesi penyampaian materi, siswa diberikan kesempatan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan secara aktif. Beberapa siswa menunjukkan pemahaman yang baik melalui jawaban yang tepat terhadap pertanyaan yang diajukan.

Setelah penyampaian materi, kegiatan dilanjutkan dengan posttest untuk mengukur peningkatan pengetahuan peserta. Hasil evaluasi menunjukkan rata-rata nilai pretest siswa adalah 60,60%, sedangkan rata-rata nilai posttest meningkat menjadi 86,90%. Terjadi peningkatan skor rata-rata sebesar 20,3%, yang mencerminkan keberhasilan sosialisasi dalam meningkatkan pemahaman siswa mengenai mitigasi bencana banjir.

Peningkatan skor dari pretest ke posttest menunjukkan efektivitas pendekatan edukasi yang digunakan. Kegiatan ini tidak hanya meningkatkan pengetahuan siswa, tetapi juga membentuk sikap positif terhadap kesiapsiagaan bencana. Hal ini sejalan dengan penelitian Rosida dan Adi (2017) yang menyatakan bahwa pendidikan kesiapsiagaan bencana kepada anak-anak dapat meningkatkan kemampuan mereka dalam menghadapi risiko secara lebih terstruktur dan tenang (Faizin et al., 2025; Rosyida & Adi, 2017).

 

Gambar 1. Foto-foto kegiatan sosialisasi mitigasi bencana banjir

Menurut Susiati (2025), metode pembelajaran yang melibatkan partisipasi aktif siswa lebih efektif dalam meningkatkan pemahaman tentang risiko bencana dibandingkan metode ceramah satu arah (Susiati et al., 2025).

Dukungan dari pihak sekolah juga menjadi faktor penting dalam kesuksesan kegiatan. Pihak sekolah memberikan fasilitas ruangan, memobilisasi siswa, serta turut memberikan apresiasi terhadap upaya edukasi mitigasi bencana ini. Kerjasama dengan pihak sekolah mendukung terciptanya suasana pembelajaran yang kondusif.

Kegiatan ini tidak hanya memberikan pengetahuan kepada siswa, tetapi juga mendorong siswa untuk menjadi agen perubahan di lingkungan keluarga dan masyarakat. Anak-anak yang memahami pentingnya mitigasi banjir diharapkan dapat menularkan pengetahuan tersebut kepada orang tua dan komunitas sekitar, sehingga memperluas jangkauan dampak positif kegiatan ini. Namun demikian, untuk ke depan perlu dikembangkan pendekatan yang lebih praktis, seperti simulasi evakuasi skala kecil, pembuatan tas siaga bencana, atau demonstrasi langsung mengenai tindakan darurat saat banjir, guna memperkuat keterampilan siswa dalam menghadapi situasi nyata.

Hasil pretest dan posttest menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan siswa sebesar 20,3%. Hal ini menunjukkan bahwa metode pembelajaran interaktif, termasuk penyampaian visual, diskusi, dan pemberian reward, berhasil meningkatkan pemahaman siswa. Peningkatan tersebut juga mencerminkan pentingnya penyajian materi yang disesuaikan dengan kemampuan kognitif anak usia sekolah dasar. Metode edukasi yang digunakan dalam kegiatan ini telah terbukti meningkatkan atensi dan retensi informasi, terutama ketika siswa dilibatkan secara aktif.

Selain itu, keterlibatan guru dan pihak sekolah dalam kegiatan ini memperkuat efektivitas program, karena siswa merasa didukung oleh lingkungan belajar mereka. Temuan ini selaras dengan pendekatan pendidikan berbasis komunitas, di mana partisipasi berbagai pihak menjadi kunci keberhasilan edukasi kebencanaan. Studi oleh UNDRR (2015) juga menegaskan bahwa keterlibatan komunitas sekolah dapat memperkuat resiliensi terhadap bencana. Oleh karena itu, keberhasilan program ini dapat dijadikan model untuk pelaksanaan kegiatan serupa di sekolah lain, khususnya di daerah rawan bencana.

4. Simpulan dan Saran

Kegiatan sosialisasi mitigasi bencana banjir di SDN 2 Bagik Papan Pringgabaya berhasil meningkatkan pengetahuan dan kesiapsiagaan siswa dalam menghadapi bencana banjir. Peningkatan skor posttest sebesar 20% mencerminkan efektivitas metode edukasi interaktif yang digunakan. Perlu dilakukan sosialisasi lanjutan dan perluasan sasaran kegiatan ke lebih banyak sekolah di daerah rawan banjir. Pengembangan metode edukasi dengan pendekatan simulasi langsung juga direkomendasikan agar siswa memiliki pengalaman praktis menghadapi situasi darurat.



Full Text:

PDF

References


Aksa, F. I., Utaya, S., Bachri, S., & Handoyo, B. (2021). Geografi bencana. Syiah Kuala University Press.

Anisah, N., & Sumarni, S. (2019). Model sekolah aman bencana dalam upaya mewujudkan pendidikan karakter di MIN 1 Bantul. Literasi: Jurnal Ilmu Pendidikan, 10(1), 9-20.

Asrul, A., Eraku, S., Agu, R. R., Maini, A. A., Lasamu, M., & Massi, S. (2025). Pengaruh Alih Fungsi Lahan Terhadap Kejadian Banjir di Kelurahan Leato Selatan Kecamatan Kota Timur Kota Gorontalo. Geodika: Jurnal Kajian Ilmu dan Pendidikan Geografi, 9(1), 52-61.

Faizin, I., Suharini, E., & Widiyatmoko, A. (2025). Pendidikan Mitigasi Bencana di SD: Menumbuhkan Kesadaran dan Kesiapsiagaan Sejak Dini. JISPE Journal of Islamic Primary Education, 6(01), 70-85.

Lestari, R., Windarwati, H. D., & Hidayah, R. (2023). The power of digital resilience: Transformasi berpikir kritis dan penguatan kesehatan mental emosional di era disrupsi. Universitas Brawijaya Press.

Mahliza, S., Putri, I. S. R., Aqillah, Z. J., Putri, L. M., Oktarilyan, M. R., & Lusiria, D. (2025). Psychogame “SOS (Simulasi Operasi Selamat)” Sebuah Intervensi untuk Mitigasi Bencana bagi Anak Usia Sekolah Dasar. Jejak digital: Jurnal Ilmiah Multidisiplin, 1(4), 813-822.

Rida, S. (2022). Pemberdayaan Masyarakat dalam Mitigasi Bencana pada Wilayah Rawan Bencana di Desa Kunjir Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan Universitas Islam Negeri Raden Intan Lampung].

Rosyida, F., & Adi, K. R. (2017). Studi eksplorasi pengetahuan dan sikap terhadap kesiapsiagaan bencana banjir di SD Pilanggede Kecamatan Balen Kabupaten Bojonegoro. Jurnal teori dan praksis pembelajaran ips, 2(1), 1-5.

Silalahi, V. A. J. M. (2025). Mengenal Bencana di Indonesia. Feniks Muda Sejahtera.

Susiati, A., Aprianto, B., Ikhsan, F. A., & Suherman, M. P. (2025). Penguatan Literasi Kebencanaan Siswa SMA/MA Melalui Pelatihan Mitigasi Bencana Berbasis. Sosion: Jurnal Pengabdian Multidisipliner, 1(2), 22-32.

Wirdatul, C., Hardianti, S., Sumianto, S., Asnimawati, A., & Gustriana, E. (2025). Peran Edukasi Masyarakat dan Dampak Banjir terhadap Kesehatan Lingkungan serta Proses Belajar Anak SD di Desa Batu Belah, Kabupaten Kampar. ANTHOR: Education and Learning Journal, 4(2), 19-28.




DOI: https://doi.org/10.31764/lpk.v2i3.30902

Refbacks

  • There are currently no refbacks.