NILAI-NILAI PENDIDIKAN DALAM SESENGGAK SASAK PADA MASYARAKAT PUJUT KAB. LOMBOK TENGAH

Roby Mandalika Waluyan, I Made Suyasa, Akhmad H Mus

Abstract


Sebagai karya masa lampau, sesenggak sasak merupakan salah satu Aspek budaya yang muncul berdasarkan motivasi kreasi ide dan karya masyarakat pendukungnya. Secara harfiah sesenggak sasak belum banyak dikenal orang terutama kalangan generasi muda. Oleh karena itu sesenggak sasak sangat membutuhkan perhatian khusus dari berbagai pihak. Hasil penelitian ini di harapkan dapat membantu menyelamatkan sesanggak sasak ( ungkapan tradisional sasak ) dari kepunahan. Teori-teori yang digunakan untuk menganalisis data penelitian ini adalah teori analisis oleh Kerlinger dan sumber lainnya, nilai oleh Schwartz dan sumber lainnya, pendidikan menurut bahasa yunani, moral oleh Nurgiyantoro dan Hornby, Garanby, dan Wake field, ungkapan oleh Cervantes, kegiatan struktural oleh Ali, kajian fungsi oleh Merton, teori semiotik oleh Reffaterre.Lokasi penelitian ini adalah di desa Sengkol, Teruwai, dan desa Gapura di mana penelitian ini banyak dilakukan di desa sengkol mengingat desa sengkol merupakan ibu kota kecamatan Pujut. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam penelitian ini adalah metode observasi, dokumentasi, dan wawancara, dan metode terjemahan yaitu metode penterjemahan semantik ( semantic trasn location ).Data dan sumeber data dalam penelitian ini menggunakan dua macam yaitu data primer dan data sekunder. Data yang sudah terkumpul di analisis menggunakan metode kualitatif. Berdasarkan hasil analisis data dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa bagian structural dalam sesenggak ( ungkapan tradisional ) berupa diksi, tipologi, pola kalimat, dan gaya bahasa, diksi menjelaskan tentang kata-kata atau pilihan kata yang digunakan dalam ungkapan tradisional. Tipologi dalam sesenggak sasak kabupaten Lombok tengah terdiri atas 3 macam yaitu tradisi atas 2 kata, 3 kata dan 4 kata. Pola kalimat dalam pembentukan sesenggak sasak kabupaten Lombok tengah terdiri dari 9 pola pembentuk yaitu kata benda – kata benda, kata kerja, kata benda, kata kerja – kata sifat, kata sifat – kata benda – kata benda – kata kerja, kata kerja – kata kerja, kata sifat – kata kerja. Gaya bahasa dalam sesenggak ini terdiri dari 4 gaya bahasa yaitu simile, terdiri dari 2 sesenggak, antithesis 2 sesenggak, ironi 14 sesenggak dan repetisi 4 sesenggak. Sebelum menganalisis nilai-nilai ke pendidikan dalam sesenggak sasak terlebih dahulu yang di lakukan adalah menganlisis makna yang terkandung dalam sesenggak berupa nilai pendidikan moral dan social. Nilai pendidikan tradisional 10 sesenggak, moral terdiri atas 8 sesenggak dan sosial 5 sesenggak.


Keywords


Sesenggak Nilai Pendidikan Sasak

Full Text:

PDF

References


Alwi, Hasan dkk 2001. KBBI. Jakarta: Balai Pustaka

Arikunto, 2006. Prosudur Penelitian Jakarta: PT Reneka Cipta.

Atmaja, Cedin. 1999. Ungkapan Sesenggak: Suatu Kajian Unsur Pengendalian Sosial Pada Komunitas Pujut Dalam Budaya Sasak Tradisional. Tesis: Universitas Udayana.

Badrun, Ahmad. 2005. Dasar-Dasar Psikologi Sastra. Mataram. University Pres.

Bimowalgito, 1980, Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, penerbit Fakultas Pesikologi UGM Yogyakarta.

Chaer, Abdul. 2002. Pengantar Semantik Bahasa Indonesia. Jakarta: Rineka Cipta

Danendjaya, James.1984. Folklor Indonesia Ilmu Gosip, Dongeng, dan dll. Jakarta : Grafiti

Graham, D. 1972. Moral Learning and Development, London : BT. Best Ford.

Hornby, A.S., Gatenby, E.V., dan Wakefield, H. 1962. The Advanced Learner`s Dictionary of Current English, Londen: Oxford University Press.

Keraf, Gorys.2004. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.

Koentjaningrat, 1980 metode penelitian masyarakat, Gramedia Jakarta

Lickona, T. 1992. Educating for Character, New York: Batam Books.

Nurgiyantoro, Burhan. 2005. Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Padmosoekodjo, 1953, Ngerengan Kasusastran Djawa. Yogyakarta. Hien Hoo Sing.

Ricaoer, Sumariono, E.1999. Hermeneutik: Sebuah Metode Filsafat. Edisi revesi. Kanisius. Yogyakarta.

Riffatere, Micahael. 1978 Semiotics of poetry. Blomingtong, London: Indiana University press.

Suastika, I Made.2003. Kajian Budaya dan Pradikma yang Dikembangkan dalam Pemahaman Budaya Ditengah Perubahan Sebuah Cenderamata Untuk Prof. Dr. I Gusti Gurah Bagus. Denpasar S2 Kajian Budaya

Sudirman. 1988. Nilai-nilai Kependidikan Sesenggak Foklor Lisan di Lombok Selatan. Skripsi: FKIP mataram.

Teeuw, A.1984 Sastra dan Ilmu Sastra: Pengantar Teori Sastra. Jakarta : Dunia Pustakajaya

Tim Penyusun. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka.

Yobee, Andreas. 2007. Struktur Cerita Rakyat dalam Kehidupan Masyarakat Suku Mee Papua. Mataram. Arga Fuji Press.




DOI: https://doi.org/10.31764/telaah.v6i1.3866

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


_________________________________________________________

Jurnal Ilmiah Telaah
ISSN (Online) 2620-6226 | ISSN (Print) 2477-2429
Email: [email protected]
Tel / fax : (0370)-633723 / (0370)-641906

Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.