Analisis Kualitatif Kandungan Fenolik dalam Fraksi Etil Asetat dan Fraksi Metanol dari Ekstrak Kulit Jagung (Zea mays L.)

Yuniarthi Dwi Suputri, Agus Dwi Ananto, Yayuk Andayani

Abstract


ABSTRAK

Produksi tanaman jagung yang semakin meningkat menyebabkan peningkatan limbah kulit jagung semakin tinggi. Kulit jagung dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan dan berpotensi sebagai antioksidan. Kulit jagung mengandung senyawa fenolik dan flavonoid yang dapat bertindak sebagai antioksidan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kandungan senyawa pada fenolikfraksi etil asetat dan fraksi metanol kulit jagung. Ekstraksi kulit jagung dilakukan dengan metode maserasi menggunakan pelarut etanol 96%. Fraksinasi ekstrak etanol kulit jagung dilakukan dengan fraksinasi bertingkat menggunakan pelarut metanol dan etil asetat. Kedua fraksi yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dengan metode Kromatografi Lapis Tipis. Fase diam yang digunakan adalah plat silica gel G60F254 dan fase gerak yang digunakan adalah kombinasi eluen kloroform: etil asetat: n-butanol: asam format (5:2:2:1). Hasil pemisahan ditandai dengan munculnya noda bercak saat diamati dengan sinar UV 254 nm dan 366 nm. Nilai Rf bercak yang muncul kemudian dihitung lalu dibandingkan dengan nilai Rf literatur untuk mengidentifikasikan senyawa yang terpisah. Hasil analisis kualitatif fraksi etil asetat dan fraksi metanol kulit jagung menunjukkan keberadaan senyawa fenolik. Hasil ini ditunjukkan dengan munculnya noda bercak dengan nilai Rf 0,75 yang memiliki kemiripan dengan nilai Rf asam galat (0,76).

 

Kata kunci : Kulit jagung; Kromatografi lapis tipis; Analisis kualitatif.

 

ABSTRACT

Corn production keeps increasing causing increasing in corn husk waste. Cornhusk can be used in medical field and have potential as an antioxidant. Cornhusk contains phenol and flavonoid metabolites that can act as antioxidants. The aim of this study is to determine the presence of phenol metabolites in ethyl acetate and methanol fraction of cornhusk. Cornhusk extraction was carried out by a maceration method using ethanol 96%. Fractionation of ethanolic cornhusk extract was carried out by liquid-liquid extraction using a separating funnel with methanol and ethyl acetate solvent. The two fractions then analyzed qualitative by Thin Layer Chromatography. The stationary phase used is silica gel G60F254. The mobile phase used is a combination of chloroform: ethyl acetate: n-butanol: formic acid (5:2:2:1). The separation result marked by the presence of stains when observed by UV 254 nm and 366 nm light. The Rf value then measured and compared to Rf value in the literature to determine the separated substance. The qualitative analysis result of corn husk ethyl acetate fraction and methanol fraction indicated the presence of phenolic metabolites. This result is showed by the presence of stain with Rf value 0,75 that has similarity with Rf value of gallic acid (0,76).

 

Keywords : Cornhusk; Thin layer chromatography; Qualitative analysis.


Keywords


Cornhusk; Thin layer chromatography; Qualitative analysis.

Full Text:

PDF

References


Agustiningsih, Wildan, A., dan Mindaningsih. (2010). Optimasi cairan penyari pada pembuatan ekstrak daun pandan wangi (Pandanus amaryllifous Roxb) secara maserasi terhadap kadar fenolik dan flavonoid total. Momentum; 6(2), 36-41.

Alfian, R. Dan Susanti, H. (2012). Penetapan kadar fenolik total ekstrak metanol kelopak bunga rosella merah (Hibiscus sabdariffa Linn) dengan variasi tempat tumbuh secara spektrofotometri. Pharmaciana; 2(1), 73-80.

Badan Pusat Statistik. Produksi Jagung Menurut Provinsi (ton) 1993-2015, diakses dari https://bps.go.id/linkTableDinamis/view/id/868

Brobbey, A.A., (2017). Preliminary phytochemical screening and scientific validation of the anti-diabetic effect of the dried husk of Zea mays L. (Corn, Poaceae). International Journal of Phytopharmacy. 7(1), 01-5.

Dewi, N.L.A., Adnyani, L.P.S., Pratama, R.B.R., Yanti, N.N.D., Manibuy, J.I., dan Warditiani, N.K. (2018). Pemisahan, isolasi, dan identifikasi senyawa saponin dari herba pegagan (Centella asiatica L. Urban). Jurnal Farmasi Udayan; 7(2), 68-76.

Fath, M.A. (2016).Profil kromatografi lapis tipis ekstrak etanol biji adas (Foeniculum vulgare Mill), rimpang kencur (Kaempferia galangal L.), rimpang kunyit putih (Curcuma zedoria (Berg.)Roscoe), herba pegagan (Cantella asiatica) serta ramuannya.Skripsi. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim Malang.

Fauzi, N.P., Sulistiyaningsih, dan Runadi, D. (2017). Uji aktivitas antibakteri ekstrak etanol dan fraksi daun jewer kotok (Coleus atropurpureus (L.) Benth.) terhadap bakteri Propionibacterium acnes ATTC 1223 dan Staphylococcus epidermidis ATTC 12228. Farmaka; 15(3), 45-55.

Fidrianny, I., Wulandari, E., dan Hartati, R., (2016). In vitro antioxidant activity of different organs extracts of corn grown in cimahi-west java-indonesia. International Journal of Pharmacognosy and Phytochemical Research. 8(6), 1025-1032.

Gandjar, I.G. dan Rohman, A., (2007). Kimia Farmasi Analisis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hanani, M.S.E. (2015). Analisis Fitokimia. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Harborne, J.B. (1987). Metode Fitokimia: Penuntun Cara Modern Menganalisis Tumbuhan. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Kemenkes. (2017). Farmakope Herbal Indonesia Edisi II. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Kusumaningtyas E., Widiati R. dan Gholib D. (2008). Uji daya hambat ekstrak dan krim ekstrak daun sirih (Piper betle) terhadap C. albicans dan Trichophyton mentagrophytes. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Yogyakarta 11-10 Maret 2008.

Koirewoa, Y.A., Fatimawali., dan Wiyono, W.I., (2012). Isolasi dan identifikasi senyawa flavonoid dalam daun beluntas (Pluchea indica L.). Pharmacon. 1(1), 47-52.

Mariana, L., Andayani, Y., dan Gunawan, E.R. 2013. Analisis senyawa flavonoid hasil fraksinasi ekstrak diklorometana daun keluwih (Artocarpus camansi).Chemistry Progress, 6(2),50-55.

Markham, K.R., (1988). Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Diterjemahkan oleh KosasihPadmawinata. Bandung: Penerbit ITB.

Mutiasari, I.R., (2012). Uji aktitas antioksidan ekstrak jamur dengan metode DPPH dan identifikasi golongan senyawa kimia dari fraksi teraktif. Skripsi. Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Depok.

Nawaz, H., Muzaffar, S., Aslam, M., dan Ahmad, S., (2018). Phytochemical Composition: Antioxidant Potential and Biological Activities of Corn. London: IntechOpen.

Wasito, H. (2011). Obat Tradisional Kekayaan IndonesiaEdisi Pertama. Yogyakarta: Graha Ilmu.

Prasetyo dan Inoriah, E. (2013) Pengelolaan Budidaya Tanaman Obat – Obatan (Bahan Simplisia). Bengkulu: Badan Penerbitan Fakultas Pertanian UNIB.

Putri, D.A. dan Rayahu, T., (2013). Aktivitas antibakteri ekstrak bawang putih (Allium sativum) dan black garlic terhadap eschericia coli sensitif dan multiresisten antibiotik. Jurnal Biologi UNS. 4, 390-394.

Rollando. (2019). Senyawa Antibakteri Dari Fungi Endofit. Malang: CV. Seribu Bintang.

Rubiyanto, D., (2017). Metode Kromatografi: Prinsip Dasar, Praktikum, dan Pendekatan Pembelajaran Kromatografi. Yogyakarta: Deepublish.

Samin, A.A., Bialangi, N., dan Salimi, Y.K., (2014). Penentuan kandungan fenolik total dan aktivitas antioksidan dari rambut jagung (Zea mays L.) yang tumbuh di daerah gorontalo. Jurnal SAINTEKS; 7(3), 213-226.

Sherma, J. dan Fried, B., (2003). Handbook of Thin-Layer Chromatography. New York: Marcel Dekker, Inc.

Simaremare, E.S. (2014). Skrining fitokimia ekstrak etanol daun gatal (Laportea decumana (Roxb.) Wedd). Pharmacy; 11(01), 98-107.

Stahl, E. (1985). Analisis Obat Secara Kromatografi dan Mikroskopi. Bandung: ITB.

Sudarma, I.M., (2014). Kimia Bahan Alam (Ekstraksi, Isolasi, dan Transformasi). Mataram: FMIPA Press.




DOI: https://doi.org/10.31764/lf.v2i1.3758

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


EDITORIAL OFFICE: