Tinjauan Sistematis Strategi Pengurangan Risiko Bencana di Kawasan Rawan

Abstract

Abstract: This study aims to conduct a systematic review of Disaster Risk Reduction (DRR) strategies implemented in hazard-prone areas. Using the Systematic Literature Review (SLR) approach, the research examines various studies published over the past ten years, sourced from prominent databases such as Google Scholar, DOAJ, and Scopus. The findings indicate that while DRR strategies have proven effective in reducing disaster-related losses, their implementation in hazard-prone areas faces several challenges. Key challenges include resource limitations, insufficient infrastructure, and poor coordination among stakeholders. Although advanced technologies such as Geographic Information Systems (GIS) and early warning sensors have been implemented in some areas, their use is constrained by limited technical capacity and funding in developing countries. Furthermore, community-based approaches have shown effectiveness in enhancing disaster preparedness, yet they are often hindered by socio-economic and cultural factors that impact community participation. The study suggests the need for more inclusive approaches and affordable technology development to improve DRR effectiveness in hazard-prone areas.

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melakukan tinjauan sistematis terhadap strategi Pengurangan Risiko Bencana (Disaster Risk Reduction - DRR) yang diterapkan di kawasan rawan bencana. Dengan menggunakan pendekatan Systematic Literature Review (SLR), penelitian ini mengkaji berbagai literatur yang diterbitkan dalam sepuluh tahun terakhir, yang diambil dari database terkemuka seperti Google Scholar, DOAJ, dan Scopus. Hasil penelitian menunjukkan bahwa meskipun strategi DRR telah terbukti efektif dalam mengurangi kerugian akibat bencana, pelaksanaannya di kawasan rawan bencana masih menghadapi berbagai tantangan. Tantangan utama yang ditemukan meliputi keterbatasan sumber daya, kurangnya infrastruktur yang memadai, serta kurangnya koordinasi antara pemangku kepentingan. Meskipun teknologi canggih seperti sistem informasi geografis (SIG) dan sensor peringatan dini telah diterapkan di beberapa kawasan, implementasi teknologi tersebut terbatas oleh keterbatasan kapasitas teknis dan pendanaan di negara berkembang. Selain itu, pendekatan berbasis komunitas telah terbukti efektif dalam meningkatkan kesiapsiagaan bencana, namun sering kali terhambat oleh faktor sosial-ekonomi dan budaya setempat yang memengaruhi partisipasi masyarakat. Penelitian ini menyarankan perlunya pendekatan yang lebih inklusif dan pengembangan teknologi yang lebih terjangkau untuk meningkatkan efektivitas DRR di kawasan rawan bencana.