Dampak Hybrid Learning Terhadap Kesenjangan Akses Pendidikan di Daerah Terpencil
Abstract
Abstract: Educational inequality in Indonesia's frontier, outermost, and disadvantaged (3T) regions remains a critical challenge in the national education system. Despite technological advancements fostering innovation in learning models, the reality in remote areas reveals that inadequate infrastructure and limited digital access continue to hinder equitable education. One proposed solution is the implementation of hybrid learning to bridge geographic barriers and enhance educational access. This study aims to examine the impact of hybrid learning on educational access disparities in remote regions using a library research approach through an integrative review method. Literature was gathered from electronic databases such as Scopus, Google Scholar, DOAJ, and Garuda, using keywords relevant to education and the 3T context. The findings indicate that although hybrid learning has the potential to expand access, it may inadvertently widen disparities if not supported by equitable digital infrastructure. Low-tech alternatives, such as printed modules, educational radio broadcasts, and scheduled offline learning, are considered effective in reaching areas with limited technological resources. Community-based initiatives and contextual approaches emerge as essential strategies for promoting inclusive and equitable education delivery.
Abstrak: Ketimpangan akses pendidikan di wilayah 3T (Terdepan, Terluar, dan Tertinggal) masih menjadi persoalan krusial dalam pembangunan pendidikan nasional. Meskipun perkembangan teknologi mendorong inovasi pembelajaran, realitas di daerah terpencil menunjukkan bahwa keterbatasan infrastruktur dan akses digital masih menjadi hambatan utama. Salah satu solusi yang ditawarkan adalah penerapan model pembelajaran hybrid untuk menjembatani hambatan geografis dan memperluas akses pendidikan. Penelitian ini bertujuan mengkaji dampak implementasi hybrid learning terhadap kesenjangan akses pendidikan di daerah terpencil dengan pendekatan library research jenis integrative review. Pencarian literatur dilakukan melalui basis data elektronik seperti Scopus, Google Scholar, DOAJ, dan Garuda, dengan kata kunci relevan terkait pendidikan dan wilayah 3T. Hasil kajian menunjukkan bahwa meskipun hybrid learning menawarkan potensi perluasan akses, kesenjangan justru dapat meningkat apabila tidak diimbangi dengan dukungan infrastruktur digital yang memadai. Alternatif seperti penggunaan modul cetak, siaran radio pendidikan, dan pembelajaran luring terjadwal dinilai efektif menjangkau daerah dengan keterbatasan teknologi. Inisiatif berbasis komunitas dan pendekatan kontekstual menjadi strategi penting untuk menciptakan pendidikan yang inklusif dan merata.
Keywords
Full Text:
DOWNLOAD [PDF]References
Berrocal, R. . (2021). Closing the Digital Divide in Panama. In ITU News (6th ed., pp. 10–11).
Chikwe, T., & others. (2024). COVID-19 and Marginalized Learners: Lessons for Future Crisis. Global Education Studies.
Duggi, R., & others. (2025). Infrastruktur Listrik dan Dampaknya terhadap Pembelajaran Digital. Jurnal Energi Dan Pendidikan.
Hasan, M., & Adnan, A. (2024). Radio Pendidikan dan Peranannya dalam Pembangunan Komunitas. Asian Journal of Community Development.
Hediansah, D., Yogyakarta, U. N., Oktasari, D., Yogyakarta, U. N., Surjono, H. D., & Yogyakarta, U. N. (2020). Artikel Kemdikbud Pusbukur INOVASI KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN MENGGUNAKAN. January. https://doi.org/10.13140/RG.2.2.19175.27040
Hodges, C., Moore, S., Lockee, B., Trust, T., & Bond, A. (2020). The Difference Between Emergency Remote Teaching and Online Learning. Educause Review.
Joshi, P., & others. (2024). Digital Access and Learning Outcomes in Hybrid Education. Asian Journal of Education.
Joshi, R. et al. (2024). Educational Planning for Digital Equity in Remote Regions. Policy Futures in Education.
Júnior, M. L. (2023). Motivasi Belajar dan Infrastruktur Digital. Revista Brasileira de Educação.
Kachallah, M. et al. (2024). Barriers to Online Learning in Underserved Regions. Educational Technology & Society.
Kem, D. (2024). Kebijakan Pendidikan Digital di Daerah Tertinggal. Jurnal Kebijakan Pendidikan.
Mafaakhir, A., & Muhlisin, M. (2024). Analisis Implementasi Kebijakan Hybrid Learning pada Program Studi Magister Pendidikan Agama Islam Pascasarjana UIN Gusdur Pekalongan. Indonesian Research Journal on Education, 4(2), 531–538. https://doi.org/10.31004/irje.v4i2.586
Mehmood, S. (2024). Modul Cetak sebagai Solusi Pendidikan di Daerah Terpencil. International Journal of Rural Education.
Muslimin, & Indrawati. (2024a). Analisis Ketimpangan Akses Digital dalam Pendidikan Hybrid. Jurnal Pendidikan Digital.
Muslimin, & Indrawati, T. (2024b). Kesenjangan Digital dalam Pembelajaran Hybrid di Wilayah Terpencil. Jurnal Teknologi Pendidikan.
Njeri, G., & Taym, A. (2024). Socioeconomic Disparities in Access to Online Learning. Journal of Educational Research and Practice.
Njeri, L., & Taym, M. (2024). Socioeconomic Disparities in Digital Learning Participation. Journal of Educational Technology and Society.
Oostveen, R., Muirhead, B., & Goodman, W. M. (2014). Geographic Barriers in Education Technology Deployment. International Journal of Education and Development.
Pettalongi, A., & others. (2024). Literasi Digital dan Keterlibatan Belajar dalam Pendidikan Hybrid. Jurnal Teknologi Pendidikan.
Pettalongi, M. et al. (2024). Rural Education and Digital Exclusion: Challenges and Strategies. Jurnal Pendidikan Dan Kebijakan.
Qaribilla, N. et al. (2024). Home Learning Environments and Their Effects on Student Outcomes. Education and Urban Society.
Qaribilla, T., & others. (2024). Akses Teknologi dan Kesenjangan Pendidikan di Wilayah Marjinal. Jurnal Sosial Dan Pendidikan.
Scherer, R., & Siddiq, F. (2019a). The relation between students’ socioeconomic status and ICT literacy: Evidence from 21st-century skills. Computers & Education, 138, 13–32.
Scherer, R., & Siddiq, F. (2019b). The Relation Between Students’ Socioeconomic Status and ICT Literacy. Computers & Education.
Sholihah, L. (2024). Sekolah Gajahwong dan Model Pendidikan Inklusif Berbasis Komunitas. Jurnal Pendidikan Inklusif.
Sholihah, N. (2024). Pengembangan Kompetensi Guru untuk Pembelajaran Inklusif. Jurnal Pendidikan Inklusif.
Syafii, M. (2018a). Pembelajaran Jarak Jauh Melalui Modul Cetak. Jurnal Pendidikan Terbuka Dan Jarak Jauh.
Syafii, M. (2018b). Pendidikan Berbasis Komunitas di Wilayah 3T. Jurnal Ilmu Pendidikan.
Tarricone, P.; Mestan, K. (2021). Building Resilient Education Systems Beyond the Pandemic. United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization.
Tierney, G., & others. (2018). Academic Inequality in the Digital Age. International Review of Education.
Tyler, N. (2021). Closing the Digital Divide. In New Electronics (54th ed., pp. 14–16).
Wahyudi, N. G., & Jatun. (2024). Indonesian Research Journal on Education Integrasi Teknologi dalam Pendidikan: Tantangan dan Peluang Pembelajaran Digital di Sekolah Dasar. Indonesian Research Journal on Education, 4, 444–451.
Widyana, A., & Hriday, M. (2024). Kurikulum Kontekstual dan Pusat Pembelajaran Berbasis Komunitas. Jurnal Inovasi Pendidikan Daerah.
Widyana, A., & others. (2023). Akses dan Keadilan dalam Pembelajaran Digital di Indonesia. Jurnal Kebijakan Pendidikan.
Widyana, I. et al. (2023). Penyediaan Sumber Daya Pendidikan di Daerah Tertinggal. Jurnal Pembangunan Pendidikan.
Zaini, M. (2017). Kolaborasi Pendidikan antara Masyarakat dan Pemerintah Daerah. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat.
Zhang, H. (2025). Kualitas Interaksi Pembelajaran Hybrid di Daerah Terpencil. Asian Education Review.
Zhang, L. (2025). Teacher Training for Digital Competency in Remote Education. International Journal of Educational Development.
Refbacks
- There are currently no refbacks.

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-NonCommercial-ShareAlike 4.0 International License.
Prosiding Seminar Nasional Paedagoria telah terindek: