REVITALISASI KONSEP PENDIDIKAN ISLAM DALAM TATARAN PEMIKIRAN SOEKARNO
Abstract
Abstrak: Penelitian ini memiliki tujuan untuk mengetahui revitalisasi pendidikan Islam dalam tataran pemikiran Soekarno. Metode digunakan penelitian ini menggunakan metode sejarah (historical method). Adapun langkah yang digunakan dalam penelitian, yaitu pertama mengumpulkan sumber (heuristik), ke dua adalah kritik sumber atau verifikasi, langkah ke tiga interpretasi, langkan ke empat rekontruksi historiografi (penulisan sejarah). Hasil penelitian menunjukkan bahwa: Islam mengalami kemunduran. Hal ini disebabkan sebagaimana disampaikan Soekarno dalam pemikirannya yaitu tertutupnya pintu ijtihad dan masih berpegang pada taqlid. Proses pendidikan Islam yang dikembangkan masih bersifat tradisional anti modern. Soekarno mengatakan pendidikan Islam merupakan arena untuk mengasah akal, mempertajam akal, dan mengembangkan intelektualitas. Peran akal bagi Soekarno memiliki posisi penting dalam setiap langkah kehidupan manusia. Bagi Soekarno, hanya dengan cara tersebut kemajuan dibidang ilmu dan teknologi dapat diraih yang pada gilirannya membawa kebangkitan Islam. Soekarno menghendaki adanya integrasi antara pendidikan Islam dengan pengetahuan umum. Dengan adanya integrasi maka dengan mudah memahami nilai-nilai ke Islaman dengan baik sehingga akan terwujud kebahagiaan baik dunia maupun akhirat.
Abstract: This study aims to determine the revitalization of Islamic education at Soekarno's level of thought. The method used in this study uses the historical method (historical method). The steps used in this research are first collecting sources (heuristics), second is source criticism or verification, third step is interpretation, fourth step is historiographical reconstruction (historical writing). The results of the research show that: Islam is experiencing setbacks. This is because, as Soekarno stated in his thoughts, namely the closing of the door to ijtihad and still adhering to taqlid. The process of Islamic education being developed is still traditional and anti-modern. Soekarno said Islamic education was an arena to hone reason, sharpen reason, and develop intellect. The role of reason for Soekarno has an important position in every step of human life. For Soekarno, only in this way could progress in the field of science and technology be achieved which in turn would bring about the revival of Islam. Soekarno wanted the integration between Islamic education and general knowledge. With integration, it is easy to understand Islamic values properly so that happiness will be realized in both the world and the hereafter.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Daras, R. (2014). Total Bung Karno 2 Serpihan Sejarah yang Tercecer (Abdur Rauf (ed.); 1st ed.). Imania.
Gottschalk, L. (2008). Mengerti Sejarah (N. Noto (ed.); 2nd ed.). UI-Press.
Kurniawan, S. (2017). Gagasan Pendidikan Kebangsaan Soekarno Ide Progresif atas Pendidikan Islam Indonesia (N. Saadah (ed.); 1st ed.). Madani.
Lubis, M. R. (2010). Soekarno & Modernisme Islam (F. Kurniawan (ed.); 1st ed.). Komunitas Bambu.
Samingan. (2021). Spiritualitas Islam Dalam Kajian Pemikiran Soekarno. NUSANTARA: Jurnal Ilmu Pengetahuan Sosial, 8(7), 2263–2272. https://doi.org/10.31604/jips.v8i7.2021.2263-2272
Soekarno. (1965). Dibawah Bendera Revolusi (4th ed.). Panitya Di bawah Bendera Revolusi.
Soekarno. (2015). Islam Sontoloyo Pikiran-Pikiran Sekitar Pembaharuan Islam (Kholid O. Santosa (ed.); 4th ed.).
Yatim, B. (1999). Sukarno, Islam dan Nasionalisme (2nd ed.). Logos Wacana Ilmu.
DOI: https://doi.org/10.31764/historis.v8i1.16927
Refbacks
- There are currently no refbacks.
ALAMAT REDAKSI:
Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Muhammadiyah Mataram