TRADISI DAN ADAT-ISTIADAT MASYARAKAT SUKU KORE KECAMATAN SANGGAR KABUPATEN BIMA
Abstract
Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi dan menganalisis tradisi dan adat-istiadat masyarakat asli Kore di tengah masyarakat Suku Mbojo. Penelitian ini menggunakan pendekatan dan desain entografi dalam metode penelitian kualitatif. Fenomena khas yang akan diteliti hanya ada di Suku Kore. Teknik Pengumpulan data menggunakan observasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data menggunakan triangulasi. Data akan dianalisis menggunakan model interaktif Miles dan Huberman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tradisi dan adat-istiadat masyarakat asli Kore masih dipertahankan sampai sekarang, terdapat unsur budaya benda dan unsur budaya tak benda. Unsur budaya benda diantaranya peninggal berupa Uma Raja (rumah kerajaan) yang menjadi kediaman keturunan asli Kore, benteng, makam kono, makan kerajaan, bendera kerjaan Sanggar, dan tempat-tempat pemujaan yang dianggap sakral. Unsur budaya tak benda berupa bahasa Kore, Legenda La Hami Kore, Hikayat Dae La Minga, atraksi berupa Mpa'a Kapodo, Mpa'a Sampari, Mpa'a Gantao, Buja kadanda, music berupa Hadrah Rebana, biola gambo. Lagu: Inde ndua, Waro, Wala-wala, Manu Vinem Taloko, rangko, Janga Ile, cake, gele, tarian berupa Tari Inde Ndua, Tari Cake-cake, Tari Toja, dan Tari Wura Bongi Monca. Tradisi sosial yang ada pada Suku Kore adalah Ngaha Dana, Salunga oha, Pacoa Jara, Nggalo, dan Ngguda. Upacara Ritual berupa upacara ufi untuk pengobatan sakit tertentu, tolak bala, dan ndewa (tarian tradisional) untuk minta hujan, cari orang hilang, dal lain-lain.
Abstract: The purpose of this study is to identify and analyze the traditions and customs of the indigenous Kore people in the Mbojo Tribe community. This research uses an ethnography approach and design in qualitative research methods. The typical phenomenon to be studied exists only in the Kore Tribe. Data collection techniques use observation, interviews, and documentation. The validity of the data using triangulation. The data will be analyzed using Miles and Huberman's interactive model. The results showed that the traditions and customs of the indigenous Kore people are still maintained today, there are elements of material culture and elements of intangible culture. Cultural elements of objects include the death of the Uma Raja (royal house) which is the residence of the original descendants of Kore, fortifications, kono tombs, royal meals, sanggar work flags, and places of worship that are considered sacred. Intangible cultural elements in the form of Kore language, Legend of La Hami Kore, Hikayat Dae La Minga, attractions in the form of Mpa'a Kapodo, Mpa'a Sampari, Mpa'a Gantao, Buja kadanda, music in the form of Hadrah Tambourine, violin gambo. Songs: Inde ndua, Waro, Wala-wala, Manu Vinem Taloko, rangko, Janga Ile, cake, gele, dance in the form of Inde Ndua Dance, Cake-cake Dance, Toja Dance, and Wura Bongi Monca Dance. The social traditions that exist in the Kore Tribe are Ngaha Dana, Salunga oha, Pacoa Jara, Nggalo, and Ngguda. Ritual Ceremonies in the form of ufi ceremonies for the treatment of certain illnesses, tolak bala, and ndewa (traditional dances) to ask for rain, search for missing persons, dal others.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Anwar, Yuli S.K dan Wirawan, N. (2014). Gunung Tambora: Menyingkap Jejak Peradaban yang Hilang. Mataram: Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Nusa Tenggara Barat.
Dala, I. M., Maemunah, M., & Saddam, S. (2021). Partisipasi Masyarakat Dalam Pengembangan Kampung Adat Tutubhada Sebagai Desa Wisata. Seminar Nasional Paedagoria, 1, 112–125.
Geria, I. M. (2018). Menyingkap Misteri Terkuburnya Peradaban Tambora. UGM PRESS.
Harmawati, Y., & Abdulkarim, A. (2016). Nilai budaya tradisi Dieng Culture Festival sebagai kearifan Lokal untuk Membangun karakter bangsa. Journal of Urban Society’s Arts, 3(2), 82–95.
Hendryantoro, A. (2014). Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Desa Wisata dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Sosial Budaya (Studi Di Desa Wisata Brayut Pandowoharjo, Kecamatan Sleman, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta). Jurnal Ketahanan Nasional, 20(2), 1–30.
Hidayah, Z. (2015). Ensiklopedi suku bangsa di Indonesia. Yayasan Pustaka Obor Indonesia.
Hitchcock, M. (2021). Heritage Tourism in Soithest Asia.
Hitchcock, M., King, V. T., & Parnwell, M. (2009). Tourism in Southeast Asia: Challenges and new directions. Nias Press.
Juliawati, N. P. E. (2016). Revitalisasi Identitas Masyarakat Di Kecamatan Sanggar Melalui Dunia Pendidikan. Forum Arkeologi, 26(1).
Karlina, N., Afandi, A., Mubin, I., & Saddam, S. (2021). Pola Komunikasi Antarbudaya Masyarakat Transmigrasi Dengan Masyrakat Lokal. Seminar Nasional Paedagoria, 1, 155–169.
Miles, M. B., & Huberman, A. M. (2007). Qualitative Data Analysis. Jakarta: UI Press.
Mitanto, M., & Nurcahyo, A. (2012). Ritual Larung Sesaji Telaga Ngebel Ponorogo (Studi Historis dan Budaya). Agastya: Jurnal Sejarah Dan Pembelajarannya, 2(2).
Nugrahani, F., & Hum, M. (2014). Metode penelitian kualitatif. Solo: Cakra Books, 1(1), 3–4.
Pemerintah Kabupaten Bima. (2017). Penelitian Peta Budaya Untuk Pengembangan Pariwisata Kabupaten Bima: Kecamatan Sanggar.
Saddam, S., Maemunah, M., & Palahuddin, P. (2021). Potensi Wisata Kampung Adat Tutubhada Desa Rendu Tutubhada Kecamatan Aesesa Selatan Kabupaten Nagekeo. Historis: Jurnal Kajian, Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Sejarah, 6(2), 86–94.
Saddam, S., Mubin, I., & SW, D. E. M. (2020). Perbandingan Sistem Sosial Budaya Indonesia Dari Masyarakat Majemuk ke Masyarakat Multikultural. Historis: Jurnal Kajian, Penelitian Dan Pengembangan Pendidikan Sejarah, 5(2), 136–145.
Sjamsuddin, H. (2013). Memori Pulau Sumbawa: tentang sejarah, interaksi budaya & perubahan sosial-politik di Pulau Sumbawa. (No Title).
Spradley, J. (2006). Metode Penelitian Etnografi, Yogyakarta. Tiara Wacana.
Statistik, B. P. (2015). Mengulik data suku di Indonesia. Diambil Kembali Dari Badan Pusat Statistik:(Https://Www. Bps. Go. Id/News/2015/11/18/127/Mengulik-Data-Suku-Di-% 20indonesia. Html, 8 Januari 2020).
Van Dao, T. (2011). A Review of “Tourism in Southeast Asia: challenges and new directions” edited by M. Hitchcock, VT King and M. Parnwell, Copenhagen, Nias Press, 2009, x+ 358 pp.,£ 50 (hardback), ISBN 978-87-7694-033-1,£ 16.99 (paperback), ISBN 978-87-7694-034-8. Taylor & Francis.
van Klinken, G. A. (2010). Kembalinya para sultan: pentas gerakan komunitarian dalam politik lokal. In Adat dalam politik Indonesia. Obor/KITLV.
Wijaya, H. (2018). Analisis data kualitatif model Spradley (etnografi).
Winarno, K. (2015). Memahami Etnografi Ala Spradley. Jurnal SMART (Studi Masyarakat, Religi, Dan Tradisi), 1(2).
DOI: https://doi.org/10.31764/historis.v7i2.9676
Refbacks
- There are currently no refbacks.
ALAMAT REDAKSI:
Program Studi Pendidikan Sejarah
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP)
Universitas Muhammadiyah Mataram