Optimisasi keberdayaan kelompok wanita ternak dengan pendekatan Asset Based Community Development (ABCD) melalui pengolahan telur asin rendah natrium di desa Panti kabupaten Jember
Abstract
Abstrak
Kegiatan pengabdian masyarakat bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan keterampilan melalui pemberdayaan kelompok wanita ternak Jaya Santosa yang beranggotakan 20 orang di Desa Panti Kabupaten Jember. Pendekatan yang digunakan yaitu Asset Based Community Development (ABCD) merupakan pemberdayaan berkelanjutan yang didasarkan pada aset dan potensi masyarakat yang dapat dikembangkan untuk mencapai tujuan. Waktu pelaksanaan pengabdian pada bulan April hingga September 2023 yang terdiri dari beberapa tahapan. Tahapan pengabdian diantaranya (1) tahap koordinasi meliputi identifikasi aset, permasalahan mitra serta solusi yang diberikan oleh tim pengabdian yaitu produk olahan hasil ternak telur asin rendah natrium; (2) tahap persiapan meliputi pembuatan alat produksi telur asin rendah natrium, materi penyuluhan dan alat serta bahan untuk kegiatan; (3) tahap pelaksanaan yaitu pemberian materi penyuluhan tentang manfaat produk olahan hasil ternak kepada mitra dan pelatihan pembuatan telur asin rendah natrium (4) tahap pendampingan dilakukan pada saat dan setelah kegiatan pengabdian; (5) tahap evaluasiprogram pengabdian tentang pengolahan produk telur asin dinilai bermanfaat untuk kelompok wanita ternak dan anggota kelompok setuju apabila diadakan kegiatan pengembangan lainnya. Kesimpulan Kegiatan pengabdian yaitu pemberdayaan dengan pendekatan Asset Based Community Development dipilih sebagai upaya dalam mengetahui potensi aset yang tersedia dan terbukti dapat mencapai tujuan dapat meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan mitra.
Kata kunci: asset based community development; pemberdayaan; telur asin
Abstract
This community service activity aims to increase knowledge and skills by empowering the Jaya Santosa livestock women's group with 20 members in Panti Village, Jember Regency. The approach used is asset-based community development (ABCD), which is sustainable empowerment based on community assets and potential that can be developed to achieve goals. The service implementation time is from April to September 2023, which consists of several stages. The service stages include (1) the coordination stage, which includes identified assets, partner problems, and solutions provided by the service team, namely processed low-sodium salted egg livestock products; (2) the preparation stage, which includes make low-sodium salted egg production equipment, educational materials, tools, and materials for activities; and (3) the implementation stage, which includes providing educational material about the benefits of processed livestock products to partners and training in make low-sodium salted eggs. (4) The mentoring stage is carried out during and after service activities; (5) the evaluation stage of the service program regarding the processing of salted egg products is considered beneficial for the women's livestock group, and group members agree that other development activities will be held. The conclusion service activity, namely empowerment using the asset-based community development approach, was chosen as an effort to determine the potential of available assets and is proven to be able to achieve the goal of increasing partner productivity and welfare.
Keywords: asset based community development; empowerment; salted egg
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Badan Pusat Statistik Jember. (2021). Kecamatan Panti Dalam Angka Tahun 2021.
Dalimunthe, M. B. (2017). Keunggulan Bersaing Melalui Orientasi Pasar dan Inovasi produk. Jurnal Konsep Bisnis Dan Manajemen, 3(1), 18–31. https://doi.org/https://doi.org/10.31289/jkbm.v3i2.357
Harrison, R., Blickem, C., Lamb, J., Kirk, S., & Vassilev, I. (2019). Asset-Based Community Development: Narratives, Practice, and Conditions of Possibility—A Qualitative Study With Community Practitioners. SAGE Open, 9(1). https://doi.org/10.1177/2158244018823081
Hendriyani, H., Pertiwi, E. D., & Mintarsih, S. N. (2014). Perilaku Pemilihan Makanan Tinggi Natrium Berpengaruh Terhadap Asupan Natrium Penderita Hipertensi Di Kota Semarang. Gizi Indonesia, 37(1), 41. https://doi.org/10.36457/gizindo.v37i1.149
Kusmiati, I., Sahila, A. N., Damayanti, S., Saraswati, A., & Apriliani, A. (2022). Pentingnya Motivasi Pegawai dalam Meningkatkan Produktivitas Kerja. 1(6), 869–879.
Muwaffiq, A. R., Soleha, A. R., & Al Amin, E. M. N. (2022). Pengembangan UMKM melalui Peningkatan Pengemasan dan Pemasaran Berbasis Digital di Desa Grogol Kecamatan Sawoo Kabupaten Ponorogo. The 4th International Conference on University-Community Engagement (ICON-UCE), 64.
Raharjo, S. T., Apsari, N. C., & Santoso, M. B. (2021). Potensi Kesejahteraan Sosial Masyarakat Desa Padaawas Kecamatan Pasirwangi Kabupaten Garut. Sosio Konsepsia, 11(1), 384–398. https://doi.org/10.33007/ska.v11i1.2610
Rusman, R. F. Y. (2019). Analisis Bauran Pemasaran pada Produk Chicken Nugget Merek So Good di Kecamatan Tamalanrea Makassar. Jurnal Peternakan Lokal, 1(2), 1–6.
Setyawan, W. H., Mansur, Rahayu, B., Maryam, S., Aslichah, Khoiruddin, Muafiqie, H., Ratnaningtyas, E. M., Nurhidayah, R., & Efendi, Y. (2022). Asset Based Community Development (ABCD). PT. Gaptek Media Pustaka.
Utomo, B. (2006). Pengaruh Umur Telur Terhadap Kualitas Kemasiran Telur Asin yang Diasin Selama 14 hari. Institut Pertanian Bogor.
DOI: https://doi.org/10.31764/jpmb.v8i1.21684
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
______________________________________________________
Jurnal Selaparang
p-ISSN 2614-5251 || e-ISSN 2614-526X
EDITORIAL OFFICE: