Peningkatan Kelas Ekonomi Masyarakat Melalui Pengolahan “Menyok Gendurwo” Pasca Panen di Desa Trenggulunan, Kecamatan Ngasem, Kabupaten Bojonegoro
Abstract
ABSTRAK
Penelitian ini terfokus membahas tentang Ilegal logging pohon jati yang terjadi di Desa Trenggulungan. Masalah ini menjadi serius karena hutan rakyat yang menjadi tujuan nasional justru menjadi kepentingan pribadi petani. Melalui hasil tulisan jurnal ini peneliti telah menelaah realitas yang terjadi. Ekonomi menjadi salah satunya yakni terbatasnya sumber daya alam dan minimnya pengetahuan masyarakat yang menjadi fokus permasalahan. Ketela pohon dan jagung adalah komoditas yang unggul di Desa Trenggulunan, peneliti telah melakukan pendampingan untuk mengolah ketela pohon untuk meningkatkan nilai dari ketela pohon yang sebelumnya hanya menjadi pakan ternak, karena menyok gendurwo ini mengandung sianida dan ketika dikonsumsi langsung akan mengakibatkan diare ataupun kepusingan, sehingga perlu diolah dengan cara tertentu. Peneliti menggunakan metodologi PAR (Participatory Action Research) sebagai metode penelitian. Dengan pendekatan yang sudah dilakukan, dapat diketahui permasalahan di desa Trenggulunan yakni rendahnya pendapatan masyarakat karena masyarakat Trenggulunan selalu menjual hasil taninya langsung kepada tengkulak, dimana tengkulak yang menentukan harga jualnya. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu program untuk meningkatkan pendapatan masyarakat yaitu dengan mengolah salah satu hasil tani yang berupa Ketela Pohon menjadi Kerupuk Singkong. Kerupuk Singkong ini yang kemudian diberi nama Merana.
Kata kunci: pasca panen; peningkatan ekonomi; illegal logging; ketela pohon.
ABSTRACT
This research focuses on discussing illegal logging of teak trees that occur in Trenggulungan Village. This problem becomes serious because community forests, which are the national goals, are in the personal interests of farmers. Through the results of this journal's writing, the researcher has examined the reality that occurs. Economy is one of them, namely the limited natural resources and the lack of public knowledge which is the focus of the problem. Cassava and maize are superior commodities in Trenggulunan Village, researchers have provided assistance to process cassava to increase the value of cassava which was previously only used as animal feed, because gendurwo contains cyanide and when consumed directly it will cause diarrhea or dizziness, so that needs to be processed in a certain way. Researchers used the PAR (Participatory Action Research) methodology as a research method. With the approach that has been taken, it can be seen that the problem in Trenggulunan village is the low income of the community because the Trenggulunan people always sell their produce directly to middlemen, where the middlemen determine the selling price. Therefore, a program is needed to increase community income by processing one of the agricultural products in the form of cassava into cassava crackers. These cassava crackers were later given the name Merana.
Keywords: post harvest; economic improvement; illegal logging; cassava.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Afandi, A. dkk. (2014). Modul Participatory Action Research. LPPM UIN Sunan Ampel.
Afandi, A. dkk. (2016). Panduan Penyelenggaraan Kuliah Kerja Nyata (KKN) Transformatif dengan MetodologiParticipatory Action Research (PAR).
Midgley, J. (2013). Social Development : Theory and Practice, 1st edition. SAGE Publishing.
Rudito, Bambang & Famiola, M. (2013). Social Mapping. Rekayasa Sains.
Soetomo. (2015). Masalah Sosial dan Upaya Pemecahannya. Pustaka Pelajar.
Soetomo. (2018). Masalah Sosial Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan. Pustaka Pelajar.
Suharto, E. (2010). Membangun Masyarakat Membangun Rakyat, (Kajian Strategis Pembangunan Kesejahteraan Sosial Dan Pekerjaan Sosial). PT Refika Aditama.
Yuliana, R. (2012). Peran Komunikasi Dalam Organisasi. Journal of STIE Semarang, 4(3).
DOI: https://doi.org/10.31764/jpmb.v4i1.3339
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
______________________________________________________
Jurnal Selaparang
p-ISSN 2614-5251 || e-ISSN 2614-526X
EDITORIAL OFFICE: