PEMBERDAYAAN PEMBUATAN SIMPLISIA DAN CELUPAN BUNGA TELANG (Clitoria ternatea) PADA KELOMPOK WANITA TANI (KWT) SRI REJEKI DI BANJARBARU

Dita Ayulia Dwi Sandi, Aristha Novyra Putri, Rahmi Muthia, Depy Oktapian Akbar, Vebruati Vebruati, Guntur Kurniawan

Abstract


ABSTRAK

Kelompok Wani Tani (KWT) Sri Rejeki di Kelurahan Landasan Ulin, Kecamatan Lianganggang, merupakan salah satu kelompok wanita yang membudidayakan sayuran dan tanaman yang bisa dimanfaatkan sebagai tanaman obat, diantaranya bunga telang (Clitoria ternatea). Bunga telang yang dihasilkan biasanya dijual dalam bentuk segar yang masih memiliki keterbatasan dalam penyimpanan, yaitu akan cepat layu dan ditumbuhi jamur. Tujuan kegiatan ini adalah melakukan edukasi khasiat tanaman, pelatihan pembuatan simplisia dan pengembangan produk olahan berupa celupan dari bunga telang untuk dapat meningkatkan nilai jual hasil panen. Metode  kegiatan  adalah  sosialisasi, penyuluhan, pelatihan dan pembuatan simplisia dan celupan. Berdasarkan hasil pengukuran kuesioner, diketahui bahwa sebelum edukasi, 58.82 % petani memiliki tingkat pengetahuan yang baik tentang khasiat bunga telang, sedangkan 41.18% mengetahui tingkat pengetahuan cukup. Setelah diberikan edukasi tentang khasiat tanaman bunga telang, terjadi peningkatan tingkat pengetahuan, yaitu 94.12% menjadi baik. Untuk pelatihan pembuatan simplisia dan celupan, hasil dari kuesioner 35.29 % petani telah memiliki keterampilan yang baik tentang pengolahan simplisia dan celupan bunga telang, sedangkan 64.71% memiliki keterampilan  cukup. Setelah diberikan pelatihan, terjadi peningkatan keterampilan anggota, yaitu 94.12% menjadi baik. Dapat disimpulkan bahwa terjadi peningkatan pengetahuan petani tentang khasiat bunga telang, serta petani memiliki keterampilan yang baik dalam mengolah bunga telang segar menjadi simplisia dan celupan.

 

Kata kunci : pemberdayaan; bunga telang; simplisia; tingkat pengetahuan; keterampilan

 

ABSTRACT

The Sri Rejeki Women Farming Group (SRWFG) in Banjarbaru is one of the women's groups who cultivate vegetables and plants which can also be used as medicinal plants, including the butterfly pea flower (Clitoria ternatea). Butterfly pea flower are usually sold in fresh form. Butterfly pea flowers in fresh will quickly wither or overgrown with microorganisms such as fungi. The SRWFG also not knowing the benefits of the plant for health. The purpose of this activity was to educated the efficacy of plants, trained in making simplicia and dipping of butterfly pea flower to increase the selling value. The method of activity was socialization, counseling, training and making simplicia and dipping. Based on the results of the questionnaire measurements, it was known that before education, 58.82% of farmers had a good level of knowledge about the efficacy of the telang flower, while 41.18% knew the level of knowledge was sufficient. After being given education about the efficacy of the butterfly pea flower plant, there was an increase in the level of knowledge of farmers, which was 94.12% to good. For training in making simplicia and dyes, it was found that previously, 35.29% of farmers had good skills in processing simplicia and dyed butterfly pea flower, while 64.71% had sufficient skills. After being given training, there was an increase in the skills of members, namely 94.12% to be good. It can be concluded that there was an increase in farmers' knowledge about the efficacy of butterfly pea flowers, and farmers have good skills in processing fresh butterfly pea flowers into simplicia and dyes.

 

Keywords : empowerment; butterfly pea flower; simplicia; knowledge; skill


Keywords


empowerment; butterfly pea flower; simplicia; knowledge; skill

Full Text:

PDF

References


Anggraini, T., Silvy, D., Ismanto, S.D., Azhar, F. (2014). Pengaruh Penambahan Peppermint (Mentha piperita, L.) terhadap Kualitas Teh Daun Pegagan (Centella asiatica, L. Urban). Jurnal Litbang Industri. 4(2). 79–88.

BPOM RI. (2020). Pedoman Label Pangan Olahan. Jakarta : Badan Pengawas Obat dan Makanan RI.

DepKes RI. (2000). Petunjuk Pelaksanaan CPOTB. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

DepKes RI. (2011). Farmakope Herbal Indonesia. Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.

Hambali, E., Herliana, E.,Nasution, M.Z. (2006). Membuat aneka herbal tea. Jakarta : Penebar Swadaya.

Marpaung, A.M., 2020, Tinjauan Manfaat Bunga Telang (Clitoria Ternatea L.) bagi Kesehatan Manusia. Journal of Functional Food and Nutraceutical. (1) 2 : 47-69.

Mulangsri, D.A.K. (2019). Penyuluhan Pembuatan Bunga Telang Kering sebagai Seduhan Teh kepada Anak Panti Asuhan Yatim Putra Baiti Jannati. Abdimas Unwahas. 4(2). 93-96.

Nuryanti, S., Swastika, D.K.S. (2011). Peran Kelompok Tani dalam Penerapan Teknologi Pertanian. Forum Penelitian Agro Ekonomi : Pusat Sosial Ekonomi dan Kebijakan Pertanian. 29 (2). 115-128.

Ramli, M.E. dan Salleh, R.M. (2018). A potential of Telang tree (Clitoria ternatea) in human health. Food Research. 2(5). 415-420.

Sandi, D.A.D., Arnida, Biworo, A. (2015). Efektivitas Fraksi Etil Asetat Herba Lampasau (Diplazium esculentum Swartz) sebagai Analgetika. Ergasterio. 2(2).




DOI: https://doi.org/10.31764/jpmb.v6i1.7655

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

______________________________________________________

Jurnal Selaparang

p-ISSN 2614-5251 || e-ISSN 2614-526X

 

EDITORIAL OFFICE: