OLAHAN TEMPE KUKUS MENGURANGI KELUHAN HOT FLUSH PADA MASA MENOPAUSEDI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PULAU PANGGUNG

Septika Yani Veronica, Anita Mukaromah, Deka Buana Putri, Dian Alfianti, Setiani Setiani, Susan Febrica

Abstract


ABSTRAK

Hot flush disebabkan adanya penurunan hormon estrogen yang mengakibatkan adanya gejala seperti berkeringat di malam hari, jantung berdebar-debar dan perasaan yang tak menentu. Jika tidak ditangani maka akan memperparah kondisi ibu menopause. Olahan tempe kukus  mampu menurunkan gejala hot flush pada wanita menopause. Tujuan kegiatan pengabdian pada masyarakat ini adalah untuk mensintesis gagasan kreatif melalui sebuah program edukasi dengan menitikberatkan pada usaha preventif dan promotif dalam mencegah dan mengatasi kecemasan pada wanita menopause akhibat dari efek gejala hot flush yang terjadi. Pelaksanaan dalam kegiatan pengabdian masyarakat diikuti oleh wanita pada usia menopause yang berjumlah 23 orang. Berdasarkan tabel diatas terlihat bahwa sebelum dilakukan penyuluhan berkaitan dengan menopause dan hot flush serta penangananya, rata – rata pengetahuan wanita menopause sebesar 53,91% artinya masuk dalam kategori rata-rata kurang baik, dan setelah dilakukan penyuluhan rata – rata pengetahuan meningkat menjadi sebesar 89,57% artinya masuk dalam kategori baik, terdapat peningkatan rata-rata pengetahuan sebesar 35,6%, artinya penyuluhan yang diberikan telah meningkatkan pengetahuan wanita menopause sebesar 35,6%. Peserta sudah memahami bahwa upaya penurunan gejala hot flush pada usia lanjut dapat berdamapak. Oleh karena itu rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan pada program pengabdian masyarakat yaitu dengan membentuk kelompok wanita lanjut yang akan menjadi edukator di wilayah kerja puskesmas pulau panggung dalam memberikan pengetahuan terkait olahan tempe kukus yang dapat mengurangi keluhan hot flush pada masa menopause

 

Kata Kunci : olahan tempe kukus; hot flush; wanita menopause.

                             

ABSTRACT

Hot flushes are caused by a decrease in the hormone estrogen which causes symptoms such as night sweats, heart palpitations and feelings of uncertainty. If left untreated, it will worsen the condition of menopausal women. Processed steamed tempeh can reduce hot flush symptoms in menopausal women. The purpose of this community service activity is to synthesize creative ideas through an educational program with an emphasis on preventive and promotive efforts in preventing and overcoming anxiety in postmenopausal women due to the effects of hot flush symptoms that occur. The implementation of community service activities was attended by women at the age of menopause, totaling 23 people. Based on the table above, it can be seen that before counseling related to menopause and hot flushes and their handling, the average knowledge of menopausal women was 53.91%, meaning that they were included in the average category, and after counseling, the average knowledge increased to 89.57% means that it is in the good category, there is an average increase in knowledge of 35.6%, meaning that the counseling provided has increased the knowledge of menopausal women by 35.6%. Participants already understand that efforts to reduce hot flush symptoms in old age can have an impact. Therefore, the follow-up plan that will be carried out in the community service program is to form a group of advanced women who will become educators in the working area of the Pulau Stage Public Health Center in providing knowledge related to steamed tempeh food which can reduce complaints of hot flushes during menopause.

 

Keywords: processed steamed tempeh; hot flush; menopausal women.


Keywords


processed steamed tempeh; hot flush; menopausal women.

Full Text:

PDF

References


Atika, M., & Arisanti, Z. (2022). PENGARUH PEMBERIAN OLAHAN KEDELAI ( Glycinemax ( L .) Merill ) DALAM MENGURANGI GEJALA MENOPAUSE PADA WANITA MENOPOUSE. 6(April).

Ervina, M. S., & Wajudy, D. (2020). Scoping Review : Pengaruh Pemberian Sediaan Kacang Kedelai terhadap Gejala Hot Flushes pada Pasien Menopause. 430–435.

Fawwaz, M., Natalisnawati, A., & Baits, M. (2017). Kadar Isoflavon Aglikon pada Ekstrak Susu Kedelai dan Tempe Determination of Isoflavon Aglicone in Extract of Soymilk and Tempeh. 6(3), 152–158.

Nova, E. R., Veronica, S. Y., Sanjaya, R., & Sagita, Y. D. (2021). Pengaruh Susu Kedelai Terhadap Penurunan Gejala Hot Flush pada Wanita menopouse. 1(2), 45–50. https://doi.org/10.47679/jchs.20217

Patil, S. S., Sambarey, P. W., Patil, C. S., Ss, P., Reprod, I. J., Obstet, C., & Mar, G. (2016). Menopausal syndrome : clinical presentation and management. 5(3), 757–761.

Pohan, R. (2022). Hubungan Pengetahuan dengan tingkat Kecemasan Ibu Perimenopause dalam menghadapi Menopause di Kelurahan Bunga Tanjung Kota Tanjungbalai. 7(1), 22–26.

Puspitasari, B. (2020). Hubungan pengetahuan dengan tingkat kecemasan wanita premenopause dalam menghadapi masa menopause. 9(2), 115–119.

Rauf, M. (2016). Efektivitas Konsumsi Bahan Olahan Kedelai terhadap Usia Menopause. 52.

Sulung, N., & Novradayanti, N. (2019). Pengaruh Pemberian Olahan Tempe Kukus Terhadap Gejala Hot Flashes Pada Ibu Menopause. 00, 496–506.

Widyantari, N. P. S. (2019). Hubungan tingkat pengetahuan tentang menopause dengan kecemasan menghadapi menopause pada ibu pembinaan kesejahteraan keluarga. 3, 3–6.




DOI: https://doi.org/10.31764/jpmb.v7i2.14230

Refbacks

  • There are currently no refbacks.


Creative Commons License
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.

______________________________________________________

Jurnal Selaparang

p-ISSN 2614-5251 || e-ISSN 2614-526X

 

EDITORIAL OFFICE: