Edukasi tentang deteksi dini kunci selamatkan penderita tuberkulosis di desa Sungai Kakap
Abstract
Abstrak
Penyakit Tuberkulosis (TBC) masih merupakan masalah kesehatan masyarakat di Indonesia. Berdasarkan Global TB Report 2023, Indonesia masih menempati posisi kedua setelah India dan diikuti oleh China di posisi ketiga dengan kasus sebanyak 1.060.000. TBC merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dengan gejala yang umum seperti penyakit lainnya sehingga orang dapat terinfeksi tanpa menyadarinya. Oleh karena itu, penting untuk mengenali tanda dan gejala TBC pada tubuh. Pengobatan TBC dilakukan setiap hari dan dalam jangka waktu yang relatif lama, yaitu 6 bulan yang menjadikan hal tersebut merupakan salah satu tantangan dalam pengobatan TBC. Hal ini dibuktikan dengan angka keberhasilan pengobatan TBC pada tahun 2022 yang baru mencapai 74% sedangkan targetnya adalah 90% angka keberhasilan pengobatan. Kunci keberhasilan pengobatan TBC adalah 3T, yaitu Tepat Waktu (disiplin dalam meminum obat sesuai waktu yang telah ditentukan), Tepat Cara (minum obat sekaligus, atau jika satu-persatu maka jarak waktu diminumnya tidak lebih dari 2 jam), dan Tepat Dosis (sesuai dosis yang dianjurkan dokter). Oleh karena itu, penting untuk membekali kader tersebut dengan informasi, dan edukasi terkait terkait deteksi dini pasien tuberkulosis. Kegiatan PKM ini dilaksanakan di Desa Sungai Kakap pada tanggal 13 Juni 2024 dan melibatkan kader PKK sebanyak 29 peserta. Rangkaian dari kegiatan ini diantaranya yaitu perancangan metode edukasi dan pembuatan media edukasi, pemberian pre-test, peningkatan pengetahuan tentang deteksi dini tentang tuberkulosis, post-test serta evaluasi pelaksanaan kegiatan dan tingkat pemahaman para kader. Hasil nilai pre-test dan post-test dari kader Desa Sungai Kakap terdapat kenaikan rata-rata skor sebesar 32,42. Hal ini menunjukan bahwa terjadi peningkatan pemahaman terkait deteksi dini pasien tuberkulosis.
Kata kunci: sungai kakap; edukasi; tuberculosis; deteksi dini.
Abstract
Tuberculosis (TB) is still a public health problem in Indonesia. Based on the Global TB Report 2023, Indonesia is still in second place after India and followed by China in third place with 1,060,000 cases. TB is an infectious disease caused by the bacteria Mycobacterium tuberculosis with symptoms that are common like other diseases so people can be infected without realizing it. Therefore, it is important to recognize the signs and symptoms of TB in the body. TB treatment is carried out every day and for a relatively long period of time, namely 6 months, which makes it one of the challenges in TB treatment. This is evidenced by the TB treatment success rate in 2022 which only reached 74% while the target is 90% treatment success rate. The key to successful TB treatment is the 3Ts, namely the Right Time (discipline in taking medicine according to a predetermined time), the Right Way (taking medicine at once, or if one by one then the time interval for taking it is no more than 2 hours), and the Right Dose (according to the dose recommended by the doctor). Therefore, it is important to equip these cadres with information and education related to early detection of tuberculosis patients. This PKM activity was carried out in Sungai Kakap Village on June 13, 2024 and involved 29 PKK cadres. The series of activities include designing educational methods and making educational media, giving pre-test, increasing knowledge about early detection of tuberculosis, post-test and evaluating the implementation of activities and the level of understanding of cadres. The results of the pre-test and post-test scores of Desa Sungai Kakap PKK cadres showed an increase in the average score of 32.42. This shows that there is an increase in understanding related to early detection of tuberculosis patients.
Keywords: sungai kakap; education; tuberculosis; early detection.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Agyeman, A. A., & Ofori-Asenso, R. (2017). Tuberculosis—An overview. Journal of Public Health and Emergency, 1, 1–12. https://doi.org/10.21037/jphe.2016.12.08
Aja, N., Ramli, R., & Rahman, H. (2022). Penularan Tuberkulosis Paru dalam Anggota Keluarga di Wilayah Kerja Puskesmas Siko Kota Ternate. Jurnal Kedokteran dan Kesehatan, 18(1), 78. https://doi.org/10.24853/jkk.18.1.78-87
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2011). Pedoman Nasional Pengendalian Tuberkulosis-Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 364. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. (2016). Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Marbun, R., Ariyanti, R., & Sigit, N. (2023). PEMBERDAYAAN KADER KESEHATAN TERKAIT SKRINING PENEMUAN KASUS BARU PENDERITA TUBERKULOSIS. SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 7(1), 24. https://doi.org/10.31764/jpmb.v7i1.12897
Mar’Iyah, K. & Zulkarnain. (2021). Patofisiologi penyakit infeksi tuberkulosis. Prosiding Biologi Achieving the Sustainable Development Goals with Biodiversity in Confronting Climate Change. Gowa.
Prihanti, G. S., Sulistiyawati, & Rahmawati, I. (2017). ANALISIS FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU. Saintika Medika, 11(2), 127. https://doi.org/10.22219/sm.v11i2.4207
Rokom. (2024, Februari 11). Menkes Budi Berbagi Cerita Upaya Tingkatkan Deteksi Tuberkulosis di Indonesia. Diambil 6 Agustus 2024, dari Sehat Negeriku website: https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-media/20240211/4144934/menkes-budi-berbagi-cerita-upaya-tingkatkan-deteksi-tuberkulosis-di-indonesia/
Sigit, N., & Aini, N. D. N. (2022). PENERAPAN METODE STRUCTURAL EQUATION MODELLING PADA PENGGUNA APLIKASI INFORMASI KESEHATAN POJOK KAMPUNG. Jurnal Pendidikan Indonesia : Teori, Penelitian, dan Inovasi, 2(4), 8–14. https://doi.org/10.59818/jpi.v2i4.211
Sigit, N., & Anugrahanti, W. W. (2022). PENDAMPINGAN KADER KESEHATAN DALAM PENGGUNAAN APLIKASI BERBASIS ANDROID “POJOK KAMPUNG” UNTUK MENINGKATKAN TARAF KESEHATAN DI DUSUN SUKOSARI DESA PANDANSARI, PONCOKUSUMO, KABUPATEN MALANG. SELAPARANG: Jurnal Pengabdian Masyarakat Berkemajuan, 6(3), 1339. https://doi.org/10.31764/jpmb.v6i3.8924
Sugiono. (2009). Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung: Alfabeta.
Syahfrina, E., & Pangaribuan, E. (2022). Peran Keluarga dalam Mendukung Proses Penyembuhan Pasien Tuberkulosis Paru di Puskesmas Pamatang Raya Kabupaten Simalungun. Global Health Science, 7(2), 58–62. https://dx.doi.org/10.33846/ghs7203
Utami, E., Udijono, A., Wuryanto, Moh. A., & Kusariana, N. (2022). FAKTOR RISIKO KEJADIAN TUBERKULOSIS PARU BTA POSITIF DI WILAYAH PUSKESMAS SUNGAI DURIAN KABUPATEN KUBU RAYA TAHUN 2021. Jurnal Kesehatan Masyarakat (Undip), 10(3), 330–334. https://doi.org/10.14710/jkm.v10i3.32770
World Health Organization (WHO). (2014). Global Tuberculosis Report. Geneva: WHOLibrary.
Wulan, D. R. (2024, Maret 24). Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia 2024: Gerakan Indonesia Akhiri Tuberkulosis (GIAT). Diambil 22 Agustus 2024, dari TBC Indonesia website: https://tbindonesia.or.id/peringatan-hari-tuberkulosis-sedunia-2024-gerakan-indonesia-akhiri-tuberkulosis-giat/
DOI: https://doi.org/10.31764/jpmb.v8i3.25969
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
______________________________________________________
Jurnal Selaparang
p-ISSN 2614-5251 || e-ISSN 2614-526X
EDITORIAL OFFICE: