PERSONAL HYGIENE DENGAN METODE SPY KEPADA ORANG TUA SISWA SLB-C NEGERI PEMBINA DI LANDASAN ULIN BARAT
Abstract
ABSTRAK
Penyandang disabilitas dengan berbagai hambatan yang mereka miliki dapat mengalami berbagai hambatan dapat menghalangi partisipasi mereka secara penuh dan efektif di dalam masyarakat. SLB-C Negeri Pembina Kalimantan Selatan merupakan salah satu wadah untuk membantu anak-anak tunagrahita dalam proses meningkatkan kemampuan intelegensi mereka. Karena minimnya pengetahuan tentang personal hygiene pada murid penyandang disabilitas, SLB-C Negeri Pembina Kalimantan Selatan menjadi fokus untuk mengadakan kegiatan edukasi tidak hanya untuk anak murid SLB-C Pembina Kalimantan Selatan tetapi juga orang tua serta staff terkait. Pelaksanaan kegiatan ini diimplementasikan dengan perpaduan secara luring dan daring menggunakan metode SPY (seminar, practice, apply) yang terdiri dari pendekatan (bonding) dengan pihak mitra, kemudian dilanjutkan dengan acara puncak dalam satu hari dengan agenda pre-test, seminar Personal hygiene Fun-Edu, post-test, peragaan dan praktik, serta penutupan. Kegiatan terakhir yaitu melakukan monitoring terhadap progress mitra yaitu orang tua dari anak-anak tunagrahita dalam mengaplikasikan personal hygiene.
Kata kunci: tunagrahita; personal hygiene; cuci tangan
ABSTRACT
Persons with disabilities with various barriers that they have can experience various obstacles that can prevent their full and effective participation in society. SLB-C Negeri Pembina South Kalimantan is a forum to help mentally retarded children in the process of improving their intelligence abilities. Due to the lack of knowledge about personal hygiene for students with disabilities, SLB-C Negeri Pembina South Kalimantan became the focus to hold educational activities not only for SLB-C Pembina South Kalimantan students but also parents and related staff. The implementation of this activity is implemented by combining offline and online using the SPY method (seminar, practice, apply) which consists of an approach (bonding) with partners, then followed by a peak event in one day with a pre-test agenda, a seminar on Personal hygiene Fun- Edu, post-test, demonstration and practice, and closing. The last activity is monitoring the progress of partners, namely parents of mentally retarded children in applying personal hygiene.
Keywords: mental retardation; personal hygiene; hand washing.
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Asterina, N., Beagen B., Hasanatun N., (2019). Kota Banjarmasin: Sebuah Profil Kota Ramah Disabilitas. Kantor UNESCO. Jakarta.
Pursitasari I, Allenidekania A, Agustini N. (2020). Appreciation Family Support and The Abilities of Children with Special Needs to Maintain Personal Hygiene: an Indonesian Case Study. Pediatric Reports. 12 (11):39-43.
Safaria, T., (2015). Autisme: Pemahaman Baru untuk Hidup Bermakna bagi Orang Tua. Graha Ilmu. Yogyakarta.
Teixeira SA, Santos PC, Batista AR, Albuquerque BN, Vasconcelos M, Borges-Oliveira AC. (2015). Assessment of oral hygiene in mentally disabled children. Revista Odonto Ciência. 30 (3): 65-70.
Triasmari U, Kusuma AN. (2019). Determinan Personal Hygiene Pada Anak Usia 9–12 Tahun. Faletehan Health Journal. 6 (1): 37-44.
Wanei, G.K. Sudarnoto, L.F.N., (2015). Survei Kebutuhan Guru Pembimbing Anak Autism Spectrum Disorder (ASD). Jurnal Psikoedukasi. 3 (3): 91-111.
Bernstein, M. (2002). 10 tips on writing the living Web. A List Apart: For People Who Make Websites, 149. Retrieved from http://www.alistapart.com/articles
DOI: https://doi.org/10.31764/jpmb.v5i1.5503
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
______________________________________________________
Jurnal Selaparang
p-ISSN 2614-5251 || e-ISSN 2614-526X
EDITORIAL OFFICE: