PENDAMPINGAN PEMANFAATAN JAHE MERAH SEBAGAI BAHAN PENGOBATAN NON-FARMAKOLOGI PADA MASYARAKAT DESA KARANG BAYAN
Abstract
ABSTRAK
Pemberdayaan masyarakat di bidang kesehatan dapat diupayakan dengan memampukan masyarakat menyediakan bahan-bahan obat dari sumber-sumber yang mudah dijangkau dari alam sekitar. Bahan-bahan obat tersebut dapat bersumber dari tanaman budidaya. Salah satu contoh tanaman obat yang telah terbukti dapat menurunkan nyeri sendi dan berkhasiat menyembuhkan penyakit lainnya adalah tanaman jahe merah. Kandungan minyak atsiri dan zingeron pada jahe merah akan menghambat reseptor nyeri pada serabut saraf karena jahe memberikan efek pedas dan panas. Tanaman ini selain berkhasiat juga mudah di budidayakan. Desa Karang Bayan dengan ketersediaan lahan tidur yang luas dan subur berpotensi memanfaatkannya untuk menanam tanaman jahe merah dan tanaman obat lainnya. Tujuan kegiatan pengabdian yang dilaksanakan adalah untuk meningkatkan keterampilan masyarakat Desa Karang Bayan dalam melakukan kegiatan pemanfaatan jahe merah sebagai alternatif pengobatan non-farmakologi nyeri sendi pada lansia dan masyarakat Karang Bayan pada umumnya. Kegiatan pengabdian ini dilakukan melalui penyuluhan, demonstrasi dan kegiatan menanam langsung bibit jahe merah di area rumah warga dan lahan milik kelompok tani di Desa Karang Bayan. Setelah dilakukan penyuluhan 75% masyarakat memahami tentang penyebab nyeri sendi dan keluhan kesehatan yang sering dialami. 75% masyarakat memahami manfaat tanaman jahe merah dan tanaman obat lainnya serta memahami cara mengolahnya menjadi obat. 75% masyarakat dapat mendemonstrasikan cara pengolahan jahe merah menjadi obat, minuman berkhasiat bagi kesehatan dan lainnya. 80% lahan tidur di Desa Karang Bayan telah ditanami tanaman jahe merah dan tanaman obat lainnya.
Kata Kunci : jahe merah; tanaman obat keluarga; nyeri sendi; obat herbal
ABSTRACT
Empowering community in the health sector can be attempted by enabling the community to provide medicinal substances from easily accessible sources from the nature in their own environment. These medicinal substance can be sourced from plants that can be cultivated by the community. One example of a medicinal plant that has been proven in several studies to reduce joint pain and is efficacious in curing other diseases is the red ginger plant. The content of essential oils and zingeron in red ginger will inhibit pain receptors in nerve fibers because ginger has a spicy and hot effect. This plant is not only nutritious but also easy to cultivate. Karang Bayan Village with the availability of vast and fertile unused land has the potential to use it to plant red ginger and other medicinal plants. The purpose of the service activities carried out is to improve the skills of the Karang Bayan Village community in carrying out activities to use red ginger as an alternative to non-pharmacological treatment of joint pain in the elderly and the Karang Bayan community in general. This service activity is carried out through counseling, demonstrations and direct planting of red ginger seeds and other medicinal plants on vacant land owned by residents and land belonging to farmer groups in Karang Bayan Village. After the counseling, 75% of the people understand about the causes of joint pain and health complaints that are often experienced. 75% of the people understand the benefits of red ginger and other medicinal plants and understand how to process them into medicine. 75% of the community can demonstrate how to process red ginger into medicine, nutritious drinks for health and others. 80% of unused land in Karang Bayan Village has been planted with red ginger and other medicinal plants.
Keywords: red ginger; medicinal plants; joint pain; herbal medicine
Keywords
Full Text:
PDFReferences
Arayanti, P. I., et al. (2018). "Red Ginger (Zingiber officinale var. rubrum) Massage Reduces Stiffness and Functional Disability in Elderly with Osteoarthritis." Jurnal Ners 13(2): 200-206.
Artanegara (2019, 29 April 2019). "Rumah Adat Langgar Tua Karang Bayan Lingsar." Retrieved 31 Oktober, 2019, from https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/bpcbbali/rumah-adat-langgar-tua-karang-bayan-lingsar/.
Baliga, M. S., et al. (2015). Ginger (Zingiber officinale Roscoe) in the Treatment of Osteoarthritis: Clinical Observations and Mechanistic Insights. Foods and Dietary Supplements in the Prevention and Treatment of Disease in Older Adults, Elsevier: 111-117.
Bartels, E. M., et al. (2015). "Efficacy and safety of ginger in osteoarthritis patients: a meta-analysis of randomized placebo-controlled trials." Osteoarthritis and Cartilage 23(1): 13-21.
Diarti, M. W. (2019). Pedoman Pengabdian Kepada Masyarakat Poltekkes Kemenkes Mataram 2019. Mataram, BPPSDM Poltekkes Kemenkes Mataram.
Farizal, J., et al. (2018). "Kompres Jahe merah Berpengaruh terhadap Penurunan Skala Nyeri Osteoarthritis pada Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Delima " Jurnal Ilmu Dan Teknologi Kesehatan 5(2): 192-200.
Jon Farizal, L. M., Susiwati and P. K. Bengkulu (g 2016). "Kompres Jahe Merah Berpengaruh Terhadap Penurunan Skala Nyeri Osteoartritis Pada Lanjut Usia di Wilayah Kerja Puskesmas Kampung Delima Tahun 2016."
Kaban, A. N., et al. (2016). "Uji Fitokimia, Toksisitas dan Aktivitas Antioksidan Fraksi n-heksan dan Etil Asetat terhadap Ekstrak Jahe Merah (Zingiber officinale var. amarum)." Jurnal Kimia Mulawarman 14(1).
Maryani, D., & Nainggolan, R. R. E. Ruth Roselin E N. 2019. Pemberdayaan Masyarakat.
Masyhurrosyidi, H., et al. (2014). "Pengaruh Kompres Hangat Rebusan Jahe Terhadap Tingkat Nyeri Subakut dan Kronis pada Lanjut Usia dengan Osteoarthtritis Lutut di Puskesmas Arjuna Kecamatan Klojen Malang Jawa Timur." Majalah Kesehatan Fakultas Kedokteran 1(1).
Muhlisah (2011). Tanaman Obat Keluarga. Jakarta, Swadaya.
Pawanti, S., et al. (2015). "Identifikasi Obat Osteoartritis Dan Biaya Pada Pasien Geriatri Di Instalasi Rawat Jalan RSUD Sultan Syarif Mohamad Alkadrie Kota Pontianak. Universitas Tanjungpura Pontianak." Jurnal Mahasiswa Farmasi Fakultas Kedokteran UNTAN.
DOI: https://doi.org/10.31764/jpmb.v6i1.6622
Refbacks
- There are currently no refbacks.
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
______________________________________________________
Jurnal Selaparang
p-ISSN 2614-5251 || e-ISSN 2614-526X
EDITORIAL OFFICE: