PENDAMPINGAN PENGOLAHAN AIR LAUT BERBASIS KEARIFAN LOKAL MENJADI GARAM, DIPROSES SECARA TRADISIONAL DI KELURAHAN ABEPANTAI PROVINSI PAPUA
Abstract
Abstrak: Indonesia sebagai negara kepulauan memiliki kekayaan sumber daya alam yang melimpah, termasuk potensi air laut sebagai bahan baku pembuatan garam. Di berbagai wilayah pesisir, pemanfaatan air laut belum optimal akibat keterbatasan teknologi, rendahnya keterampilan masyarakat, serta pencemaran lingkungan yang menghambat proses produksi garam secara tradisional. Padahal, pengolahan garam berbasis kearifan lokal memiliki nilai penting dalam pelestarian budaya, penguatan ekonomi lokal, dan pengelolaan sumber daya alam secara berkelanjutan.Kegiatan pengabdian ini bertujuan mendampingi masyarakat Kelurahan Abepantai dalam mengolah air laut menjadi garam berbasis kearifan lokal secara tradisional. Masalah utama yang dihadapi adalah pencemaran air laut akibat sampah rumah tangga yang mengganggu pemanfaatan air laut sebagai sumber garam. Kegiatan dilakukan dalam bentuk penyuluhan, demonstrasi langsung, dan praktik mandiri yang melibatkan 40 peserta masyarakat lokal. Evaluasi dilakukan melalui observasi, wawancara, dan diskusi kelompok.Hasil pengabdian menunjukkan peningkatan keterampilan teknis (hardskill) masyarakat sebesar 75% dalam proses produksi garam, serta peningkatan kesadaran lingkungan (softskill) sebesar 65%. Selain itu, pengolahan garam juga membuka peluang ekonomi baru bagi masyarakat, dengan potensi nilai tambah hingga 50% dari hasil produksi lokal. Kegiatan ini memperkuat pelestarian budaya, pengelolaan sumber daya alam berkelanjutan, dan pemberdayaan ekonomi masyarakat pesisir secara nyata dan terukur.
Abstract: As an archipelagic country, Indonesia possesses abundant natural resources, including the potential of seawater as a raw material for salt production. In various coastal regions, the utilization of seawater remains suboptimal due to technological limitations, low levels of community skills, and environmental pollution, which hinders traditional salt production processes. In fact, salt processing based on local wisdom holds significant value in preserving cultural heritage, strengthening the local economy, and promoting sustainable natural resource management. This community service activity aimed to assist residents of Abepantai Subdistrict in processing seawater into salt through traditional methods rooted in local wisdom. The primary challenge faced was seawater pollution caused by household waste, which disrupts the use of seawater as a salt source. The activities were conducted through public outreach, live demonstrations, and hands-on practice involving 40 local community participants. Evaluation methods included observation, interviews, and group discussions. The results of the program indicated a 75% increase in the community's technical skills (hardskills) in salt production processes and a 65% improvement in environmental awareness (softskills). Furthermore, salt processing has opened new economic opportunities for the community, with a potential added value of up to 50% from locally produced salt. This initiative has contributed to the preservation of cultural heritage, sustainable natural resource management, and tangible, measurable empowerment of coastal community economies.
Keywords
Full Text:
DOWNLOAD [PDF]References
Adibrata, S., et al. (2021). Potensi kualitatif produksi garam dari perairan Pantai Lubuk dan Pantai Takari, Bangka Belitung. Buletin Oseanografi Marina, 10(1), 13–22. https://doi.org/10.14710/buloma.v10i1.31797
Akbar, F., Nurdin, M., & Wulandari, A. (2023). Pemberdayaan masyarakat pesisir dalam pengelolaan sumber daya laut. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 5(2), 122–134.
Amqam, H., Natsir, M. F., & Yusriani, Z. F. (2024). Microplastic contamination in Indonesian consumable salts. Journal of Sea Research, 198, Article 102475. https://doi.org/10.1016/j.seares.2024.102475
Anwar, M. (2020). Pemberdayaan masyarakat pesisir berbasis kearifan lokal dan pendekatan partisipatif. Jurnal Pengabdian kepada Masyarakat,. 6 (2), 266 - 287 Https://Doi.Org/10.1234/Jpkm.V5i2.2020.
Audreylia, A. (2022). Analisis tingkat pencemaran mikroplastik dan logam berat pada garam hasil pengolahan tradisiona.
GoodStats. (2024). Impor garam Indonesia lebih dari 2 juta ton per tahun, bagaimana target swasembad. GoodStats.Id. Https://Goodstats.Id/Article/Impor-Garam-Indonesia-Lebihi-2-Juta-Ton-per-Tahun-Bagaimana-Target-Swasembada-GDkRV.
Hidayat, T. (2020). Kebijakan produksi garam nasional dan tantangannya. Jurnal Ekonomi Maritim,
Kartini, D. et al. (2021). Kearifan lokal dalam produksi garam tradisional di daerah pesisir. Jurnal Sosial Ekonomi Pesisir.
Kurniawan, B. (2021). Strategi peningkatan kualitas garam lokal di Indonesia. Jurnal Agribisnis Pesisir,
M.Sc., M., ZA, N., Fachrurrazi, S., Maulinda, L., Rahmadani, A. F., & Sebayang, M. R. A. (2023). Pengembangan potensi air laut menjadi garam industri dan konsumsi untuk pemberdayaan masyarakat dengan metode rumah prisma di Desa Batuphat Barat Kota Lhokseumawe. Jurnal Malikussaleh Mengabdi, 2(1), 35–4. https://doi.org/10.29103/jmm.v2i1.10474
Nasution, S., & Wibowo, T. (2022). Dampak pencemaran laut terhadap usaha garam rakyat. Jurnal Lingkungan dan Pembangunan.
Nuraini, L. (2020). Peran perempuan dalam produksi garam berbasis budaya lokal. Jurnal Sosial dan Gender, 8(3), 211–224. https://doi.org/10.1016/jsog.v8i3.1023
Prasetyo, D. (2021). Pengembangan produksi garam rakyat dan tantangannya. Jurnal Ekonomi dan Kebijakan Maritim, 3(1), 101–110.
Prihantini, C. I., Hanani, N., Syafrial, & Asmara, R. (2024). Environmental–socioeconomic factors and technology adoption: Empirical evidence from small scale salt farmers in the Madurese coastal area, East Java, Indonesia. Sustainability, 16(14), Article 6247. https://doi.org/10.3390/su16146247
Rozalina, & Pandia, et al. (2022). Pemanfaatan Air Laut Menjadi Garam Dengan Metode Sungkup Di Desa Simpang Lhee Kota Langsa. Amaliah: Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat, 6(2), 359–363.
Rumbiak, Y., & Wambrauw, H. (2022). Kearifan lokal masyarakat pesisir Papua dalam pemanfaatan sumber daya laut. Jurnal Antropologi Papua, 5(2), 65–74.
Sena, H., et al. (2023). Studi ekologi pengolahan garam tradisional Kaburea berbasis kearifan lokal di Desa Tendakinde, Flores. Ecotrophic: Jurnal Ilmu Lingkungan, 17(1), 55–68. Https://Doi.Org/10.24843/EJES.2023.V17.I01.P05.
Simanjuntak, S. (2020). Model pemberdayaan masyarakat berbasis kearifan lokal. Jurnal Pengembangan Sosial, 10(2), 144–157.
Wulandari, N., & Hartati, S. (2019). Strategi pendampingan masyarakat dalam program pengabdian. Jurnal Abdimas Nusantara, 1(1), 12–20.
Yuliana, E. (2021). Keterlibatan perempuan dalam produksi garam tradisional. Jurnal Gender dan Pembangunan, 7(1), 55–66
DOI: https://doi.org/10.31764/jmm.v9i4.33136
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2025 Agnes Aryesam, Mutiara Angelica Maseyra, Agnes A. Toam

This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
________________________________________________________________
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) p-ISSN 2598-8158 & e-ISSN 2614-5758
Email: [email protected]
________________________________________________________________
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) already indexing:
________________________________________________________________
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) OFFICE: