PENGGUNAAN REKAM MEDIS ELEKTRONIK UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENAGA KESEHATAN DALAM MELAYANI PASIEN

Abstract

Abstrak: Kemajuan teknologi mendorong penggunaan Rekam Medis Elektronik (RME). Namun, Klinik Pratama Gandarusa masih memakai rekam medis kertas yang rentan hilang dan sulit diakses. Kegiatan pengabdian ini bertujuan meningkatkan pemahaman tenaga kesehatan mengenai pentingnya peralihan dari sistem manual ke RME. Kegiatan dilakukan melalui tiga tahapan. Pada tahap persiapan, tim berkoordinasi dengan Klinik Pratama Gandarusa untuk menentukan jadwal, peserta, serta menyiapkan materi sosialisasi dan lembar pre-test dan post-test. Pada tahap pelaksanaan, sosialisasi disampaikan dengan ceramah interaktif dan melibatkan delapan tenaga kesehatan dari berbagai bagian. Evaluasi dilakukan dengan membandingkan nilai pre-test dan post-test serta mengamati keaktifan peserta selama diskusi. Hasil evaluasi menunjukkan bahwa nilai rata-rata pre-test yang mengukur pemahaman peserta mengenai konsep dasar, manfaat, dan prosedur awal penggunaan Rekam Medis Elektronik (RME) adalah 8. Setelah sosialisasi, nilai rata-rata post-test mengenai materi yang sama meningkat menjadi 9, sehingga terdapat peningkatan pemahaman sebesar 12,5%. Peserta juga aktif berdiskusi mengenai tantangan dan kebutuhan dalam penerapan RME di klinik. Kegiatan ini menunjukkan bahwa sosialisasi singkat dapat membantu tenaga kesehatan lebih siap menghadapi digitalisasi rekam medis. Meski begitu, kegiatan ini masih memiliki kekurangan, terutama waktu pelatihan yang terbatas dan belum adanya sesi praktik langsung. Karena itu, dukungan infrastruktur digital tetap dibutuhkan agar penerapan RME dapat berjalan optimal.

Abstract: Technological advances have encouraged the use of Electronic Medical Records (EMR). However, the Gandarusa Primary Clinic still uses paper medical records, which are prone to loss and difficult to access. This community service activity aims to increase healthcare workers' understanding of the importance of switching from a manual system to EMR. The activity was carried out in three stages. In the preparation stage, the team coordinated with the Gandarusa Primary Clinic to determine the schedule, participants, and prepare socialization materials and pre-test and post-test sheets. In the implementation stage, socialization was delivered through interactive lectures and involved eight health workers from various departments. Evaluation was carried out by comparing pre-test and post-test scores and observing participant activity during discussions. The evaluation results showed that the average pre-test score measuring participants' understanding of the basic concepts, benefits, and initial procedures for using Electronic Medical Records (EMR) was 8. After the socialization, the average post-test score on the same material increased to 9, representing a 12.5% increase in understanding. Participants also actively discussed the challenges and requirements of implementing EMR in clinics. This activity demonstrated that brief socialization can help healthcare workers be better prepared for the digitization of medical records. However, this activity still has shortcomings, particularly limited training time and the absence of hands-on sessions. Therefore, digital infrastructure support is still needed for the optimal implementation of EMR.