PRODUK PERAWATAN KULIT BERBAHAN DASAR GARAM REBUS SEBAGAI DIVERSIFIKASI USAHA DI MASA PANDEMI
Abstract
Abstrak: Garam rebus diproduksi dengan cara merebus air laut atau larusan garam laut. Garam laut merupakan bahan alami yang dapat digunakan untuk perawatan kulit. Untuk itu kegiatan ini bertujuan untuk mensosialisasikan produk perawatan kulit berbahan dasar garam rebus. Mitra kegiatan adalah Usaha Kecil Mekarsari, yang berlokasi di Desa Kaliwlingi Brebes. Kegiatan dimulai dengan tahap persiapan dimana dilakukan penyusunan leaflet, pembuatan contoh produk dan koordinasi dengan Mitra. Pelaksanaan kegiatan sosialisasi produksi produk perawatan kulit berbahan dasar garam rebus dilakukan dengan peserta terbatas, dilanjutkan dengan perkenalan bahan-bahan baku, praktek bersama dengan Tim Pengabdi dan praktek mandiri oleh Mitra. Kegiatan ini Mitra telah menghasilkan produk perawatan kulit berbahan dasar garam rebus, yaitu Bath Salt, Toner, Scrub/Lulur, Honey Mask, Traditional mask, dan Spirulina Salt Mask. Monitoring dan evaluasi kegiatan menunjukkan ada peningkatan pengetahuan berupa jawaban benar sebanyak 70%. Memperhatikan antusiasme Mitra, kegiatan ini dapat dilanjutkan dalam program pengembangan produk, yaitu pengemasan dan produksi yang higienis serta sosialisasi produk ke masyarakat untuk memperluas pasar.
Abstract: Boiled salt is produced by boiling sea water or a saturated sea salt solution. Sea salt is a natural ingredient, can be used for skin care. Therefore, this activity aims to socialize skin care products made from boiled salt. The activity partner is the Mekarsari Small Business, located in the Kaliwlingi Village, Brebes. The activity begins with the preparation of leaflets, product samples are made and did coordination with partners. The socialization of the production of skin care products made from boiled salt was carried out with a limited number of participants, followed by the introduction of raw materials, joint practice with the Team and independent practice by partners. In this activity, Mekarsari is able to produce Bath Salt, Toner, Scrub, Honey Mask, Traditional mask, and Spirulina Salt Mask. Monitoring and evaluation of activities showed a 70% increase in knowledge in the form of correct answers. The enthusiasm of Partners, revealed that this activity can be continued in product development programs, such as hygienic packaging and production as well as product socialization to the public to expand the market.
Keywords
Full Text:
DOWNLOAD [PDF]References
Al Bawab, A., Bozeya, A., Abu-Mallouh, S., Daqour, I., & Abu-Zurayk, R. A. (2018). The Dead Sea mud and salt: A review of its characterization, contaminants, and beneficial effects. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering, 305(1), 12003. https://doi.org/10.1088/1757-899X/305/1/012003
Cole, V. (2017). Sea salt: The Amazing ingredient for skin health. TEODORA, Heirloom Brazilian Botanicals.
Ehrhardt, P., Nissen, H. P., Bremgartner, M., & Urquhart, C. (2005). Bathing in a magnesium-rich Dead Sea salt solution: follow-on review. International Journal of Dermatology, 46(2), 177–179. https://doi.org/10.1111/j.1365-4632.2005.02079.x.
Endrawati, H., Suwartimah, K., Hartati, R., Redjeki, S., Riniatsih, I., & Azizah, R. (2017). Peningkatan peran wanita pesisir pada industri garam rebus. Seminar Nasional Hasil-Hasil Penelitian Perikanan Dan Kelautan Ke-VI. Fakultas Perikanan Dan Ilmu Kelautan–Pusat Kajian Mitigasi Bencana Dan Rehabilitasi Pesisir, 339–343.
Endrawati, H., Suwartimah, K., Hartati, R., Redjeki, S., Riniatsih, I., & Nuraini, R. A. T. (2016). Peningkatan Produksi dan Peran Wanita Pesisir Pada Industri Garam Rebus di Kabupaten Brebes. Laporan kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat.
Hartati, R., Supriyo, E., & Zainuri, M. (2014). Yodisasi garam rakyat dengan sistem screw injection. Gema Teknologi, 17(4).
Hartati, R., Supriyo, E., & Zainuri, M. (2016). IbM Kelompok Wanita Pesisir produsen Garam Rebus di Kabupaten Brebes.
Hartati, R., Widianingsih, W., & Broto, R. T. D. . (2021). Penerapan teknologi tepat guna pada produksi garam kosmetik dalam upaya diversifikasi produk garam rakyat.
Kircik, L. H. (2014). Effect of skin barrier emulsion cream vs a conventional moisturizer on transepidermal water loss and corneometry in atopic dermatitis: a pilot study. Journal of Drugs in Dermatology: JDD, 13(12), 1482–1484.
Livana, P. H., Suwoso, R. H., Febrianto, T., Kushindarto, D., & Aziz, F. (2020). Dampak pandemi COVID-19 bagi perekonomian masyarakat desa. Indonesian Journal of Nursing and Health Sciences, 1(1), 37–48.
Ma’or, Z., Meshulam-Simon, G., Yehuda, S., Gavrieli, J. A., & Sea, D. (2000). Antiwrinkle and skin-moisturizing effects of a mineral-algal-botanical complex. Journal of Cosmetic Science, 51(1), 27–36. https://doi.org/10.1111/j.1467-2494.1997.tb00173.x
Ma’Or, Z., Yehuda, S., & Voss, W. (1997). Skin smoothing effects of Dead Sea minerals: comparative profilometric evaluation of skin surface. International Journal of Cosmetic Science, 19(3), 105–110.
Martina, A., Witono, J. R., & Pamungkas, G. K. (2016). Pengaruh kualitas bahan baku dan rasio umpan terhadap pelarut pada proses pemurnian garam dengan metode hidroekstraksi batch. Jurnal Teknik Kimia USU, 5(1), 1–6.
Ragusa, I., Nardone, G. N., Zanatta, S., Bertin, W., & Amadio, E. (2021). Spirulina for Skin Care: A Bright Blue Future. Cosmetics, 8(1), 7.
Rukmiasih, R., Ulupi, N., & Indriani, W. (2015). Sifat Fisik, Kimia, dan Organoleptik Telur Asin Melalui Penggaraman dengan Tekanan dan Konsentrasi Garam yang Berbeda. Jurnal Ilmu Produksi Dan Teknologi Hasil Peternakan, 3(3), 142–145.
Setiawati, I. (2020). Strategi Pengembangan Usaha Garam Rebus Di Kabupaten Brebes. KOLANO: Journal of Multi-Disciplinary Sciences, 1(1), 104–111.
Smith, L. R. (1996). The sea: the oldest and newest source for cosmetic ingredients. SÖFW. Seifen, Öle, Fette, Wachse, 122(1), 11–27.
Supriyo, E. (2019). Teknologi Pembuatan Garam Kosmetik. Laporan Pengabdian Masyarakat.
Taufiq-SPJ, N., Hartati, R., & Widianingsih, W. (2016). Produksi Garam Dan Bittern Di Tambak Garam. Jurnal Kelautan Tropis, 19(1), 43–47.
Vincent, J. . (2009). An introduction to community development. In P. Rhonda & R. H. Pittman (Eds.), An Introduction to Community Development (pp. 58–74). Routledge.
DOI: https://doi.org/10.31764/jmm.v5i6.5747
Refbacks
- There are currently no refbacks.
Copyright (c) 2021 Retno Hartati, Widianingsih Widianingsih, R.T.D Wisnu Broto, Edy Supriyo
This work is licensed under a Creative Commons Attribution-ShareAlike 4.0 International License.
________________________________________________________________
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) p-ISSN 2598-8158 & e-ISSN 2614-5758
Email: [email protected]
________________________________________________________________
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) already indexing:
________________________________________________________________
JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) OFFICE: