PELATIHAN PEMBUATAN MASTER BATIK CIPRAT BERBANTUAN APLIKASI E-IM3 UNTUK MENINGKATKAN KUALITAS PRODUKSI

Abstract

Abstrak: Komunitas difabel sering menghadapi keterbatasan dalam mengakses lapangan kerja dan keterampilan produktif. Kondisi ini juga dialami oleh Sheltered Workshop Peduli (SWP) Sambung Roso Magetan yang memiliki potensi namun belum optimal dalam pengembangan keterampilan berbasis budaya lokal. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan keterampilan dan kualitas produksi batik ciprat pada komunitas disabilitas SWP Sambung Roso Magetan melalui pelatihan pembuatan master batik ciprat yang terintegrasi dengan aplikasi e-IM3. Permasalahan utama mitra adalah keterbatasan teknik produksi dan belum adanya pemanfaatan teknologi dalam prosesnya. Metode pelaksanaan meliputi workshop, demonstrasi teknik ciprat, praktik langsung, pelatihan penggunaan aplikasi e-IM3, dan pendampingan intensif serta diakhiri dengan evaluasi melalui tes dan kuesioner. Peserta berjumlah 20 orang dengan ragam disabilitas dan paling banyak adalah tunagrahita. Berdasarkan hasil evaluasi, setelah kegiatan ini kemampuan peserta dalam menghasilkan batik ciprat mengalami peningkatan dengan kualitas warna lebih baik, desain lebih variatif, dan dokumentasi produksi lebih sistematis melalui aplikasi e-IM3. Peserta juga mulai memahami pencampuran warna melalui fitur aplikasi. Dengan demikian, kegiatan ini berkontribusi pada peningkatan kualitas produksi, kemandirian ekonomi, serta inklusi sosial berbasis teknologi.

Abstract: People with disabilities often face limitations in accessing employment and productive skills. This condition is also experienced by the Sambung Roso Magetan Sheltered Workshop Peduli (SWP), which has potential but has not been optimized in developing skills based on local culture. This community service activity aims to improve the skills and quality of batik ciprat production in the SWP Sambung Roso Magetan disability community through training in batik ciprat mastering integrated with the e-IM3 application. The main problems faced by the partners are limitations in production techniques and the lack of technology utilization in the process. The implementation methods included workshops, splatter technique demonstrations, hands-on practice, training in the use of the e-IM3 application, and intensive mentoring, ending with an evaluation through tests and questionnaires. There were 20 participants with various disabilities, most of whom were mentally disabled. Based on the evaluation results, after this activity, the participants' ability to produce splatter batik improved, with better color quality, more varied designs, and more systematic production documentation through the e-IM3 application. Participants also began to understand color mixing through the application's features. Thus, this activity contributed to improving production quality, economic independence, and technology-based social inclusion.